Toxic Positivity dan Bahayanya dalam Dunia Kerja
Alvin Mahamidi
Selasa, 25 Juli 2023 |
5395 kali
Dalam dunia
kerja yang penuh tekanan dan tuntutan, kesehatan mental karyawan menjadi isu
yang semakin mendapat perhatian. Namun, di tengah upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan mental, fenomena toxic positivity menjadi ancaman serius. Toxic
positivity adalah pola perilaku di mana individu atau lingkungan kerja
mengedepankan kesan positif secara berlebihan, sementara perasaan negatif,
stres, dan tantangan diabaikan atau ditolak. Meskipun tampak seperti sikap yang
baik, toxic positivity dapat memiliki dampak negatif yang signifikan dalam
lingkungan kerja dan kesehatan mental karyawan. Artikel ini akan menguraikan
secara lebih detail tentang toxic positivity dan bahayanya dalam dunia kerja.
Apa itu
Toxic Positivity?
Toxic
positivity terjadi ketika individu atau budaya organisasi menekankan kewajiban
untuk selalu bahagia dan positif dalam menghadapi segala situasi. Dalam
lingkungan kerja, hal ini sering terjadi dalam bentuk ucapan atau pernyataan
seperti "tetap tersenyum," "jangan merasa sedih," atau
"berpikir positif saja." Sikap ini cenderung mengabaikan perasaan
negatif seperti kecemasan, stres, kekhawatiran, atau ketidakpuasan.
Bahaya
Toxic Positivity dalam Dunia Kerja:
Bagaimana
Menghadapi Toxic Positivity dalam Dunia Kerja?
Untuk
menghadapi toxic positivity dalam dunia kerja, perlu adanya kesadaran dan
tindakan bersama dari manajemen dan karyawan. Beberapa langkah yang dapat
diambil adalah:
Toxic
positivity merupakan fenomena yang dapat membahayakan kesehatan mental karyawan
dalam lingkungan kerja. Mengabaikan perasaan negatif dan memaksa untuk selalu
positif dapat menyebabkan perasaan kesepian dan stigma terhadap kesehatan
mental. Untuk mengatasi toxic positivity, diperlukan kesadaran dan upaya
kolektif untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan menerima
perasaan karyawan secara terbuka. Melalui pendekatan yang empati dan komunikasi
yang jujur, perusahaan dapat memperkuat kesejahteraan mental karyawan dan
meningkatkan produktivitas serta kepuasan kerja secara keseluruhan.
Disclaimer |
---|
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja. |