Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
Shabira Afina
Senin, 07 Desember 2020   |   36838 kali

    

    Kesadaran kesehatan mental di Indonesia dari tahun ke tahun sudah semakin membaik. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kemunculan layanan konsultasi dengan psikolog secara online dan komunitas-komunitas peduli kesehatan mental. Dilansir dari VOA Indonesia, kesadaran kesehatan mental di Indonesia masih terganjal dengan stigma yang beredar di masyarakat. Banyak orang yang mengeluhkan kesehatan mental dinilai kurang beribadah, bersyukur, atau (ketika keadaannya sudah terlalu parah) gila, hingga tidak bisa sembuh. Stigma-stigma ini membuat banyak penderita gangguan kesehatan mental cenderung menyembunyikan keadaannya.

    Meskipun kesehatan mental semakin disadari oleh masyarakat, namun masih banyak orang yang menganggap kesehatan mental bukan suatu permasalahan yang signifikan. Kesehatan mental masih dianggap suatu hal yang abstrak dibandingkan dengan kesehatan fisik yang lebih mudah dilihat oleh mata dan disentuh oleh kulit. Sehingga kepedulian masyarakat pada para penderita gangguan mental seringkali tidak tepat dan malah memperparah keadaan.

KENAPA KESADARAN KESEHATAN MENTAL PENTING DI LINGKUNGAN KERJA?

    Menurut seorang professor psikiater klinis dari New York University Langone School of Medicine, Charles Goldstein, menyatakan bahwa otak manusia berhubungan erat dengan sistem endokrin yang melepaskan hormon penting dan berpengaruh terhadap kesehatan mental. Sehingga ketika terdapat gangguan mental berarti secara biologis, terdapat gangguan sistem kerja otak manusia. Terganggunya cara kerja otak tersebut, berdasarkan fakta yang dipublikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan. Diperkirakan kerugian ekonomi secara global adalah $1Triliun dikarenakan berkurangnya produktivitas akibat permasalahan kesehatan mental. Terganggunya kesehatan mental dapat mempengaruhi performa kerja dan produktivitas, hubungan antar rekan kerja, kemampuan fisik, dan sehari-hari seseorang baik di tempat kerja maupun rumahnya.

 PENYEBAB TERGANGGUNYA KESEHATAN MENTAL DI LINGKUNGAN KERJA

    Faktor penyebab terganggunya kesehatan mental dapat bermacam-macam bentuknya. Salah satu penyebab internal adalah terdapat kelainan genetik atau riwayat keluarga yang mengidap gangguan mental. Selain itu terdapat juga faktor eksternal yang muncul dari lingkungan kerja yaitu;

  • Komunikasi dan sistem manajemen yang buruk;
  • Tujuan organisasi dan tugas-tugas yang kurang jelas;
  • Rendahnya dukungan kepada dan antar pegawai;
  • Jam kerja yang terlalu mengikat hingga menganggu kehidupan pribadi;
  • Terbatasnya ruang berekspresi;
  • Eksklusivitas keputusan atau kesempatan berpartisipasi hanya pada segolongan pegawai saja;
  • Penugasan yang tidak tepat bagi kompetensi individu pegawai;
  • Perisakan antar pegawai.

APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA TERDAPAT PEGAWAI YANG MENGALAMI GANGGUAN KESEHATAN MENTAL DI KANTOR?

    Dilansir dari WHO, organisasi memiliki tanggungjawab untuk mendukung kesehatan mental masing-masing pegawainya dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan jauh dari faktor-faktor eksternal penyebab terganggunya kesehatan mental.

    Secara individu, pegawai bisa saling memberi dukungan dengan bersikap lebih bersimpati dan berempati ketika ada rekan kerja yang mengeluhkan atau terlihat terganggu kesehatan mentalnya dengan tidak memberi stigma-stigma negatif yang memperburuk keadaan mental pegawai jika tidak mampu memberi dukungan psikologis.

    Dikutip dari wawancara VOA Indonesia dengan Psikiater Andreas Kurniawan, “Biasanya saya akan memberikan analogi begini:  Orang dengan asthma yang mengalami sesak, kita nggak pernah menstigma dia, ‘kamu kenapa sih sampai sesak begitu? Ini saya nafas biasa-biasa saja’.”

    “Nah kita bisa memberikan gambaran yang sama juga orang dengan depresi. Bukannya dia tidak mau merasa senang, bukan dia tidak mau berjuang. Melainkan dia secara biologi otaknya memang kesulitan untuk merasakan kesenangan itu,” tambah beliau yang aktif di Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.

APA YANG HARUS KAMU LAKUKAN UNTUK MENJAGA KESEHATAN MENTAL?

    Tanggung jawab terbesar dalam menjaga kesehatan mental individu berada pada diri masing-masing pegawai. Dilansir dari WHO berikut ini adalah cara untuk bertanggungjawab atas kesehatan mental masing-masing orang :

  • Membiasakan pola hidup yang sehat seperti berolahraga teratur, pola makan yang seimbang, dan tidur yang berkecukupan

Riset membuktikan bahwa terdapat korelasi yang erat antara kesehatan fisik dan mental. Olahraga mampu mendorong tubuh menghasilkan hormon-hormon yang baik bagi tubuh sehingga menghasilkan emosi positif.

  • Meningkatkan Coping Skill Individu

Dikutip dari Medical Dictionary, coping skill adalah suatu pola karakter atau perilaku yang dapat meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang. Coping skill juga dapat dipandang sebagai suatu kemampuan menghadapi stres untuk mendorong diri agar tetap terus maju mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  • Meminta Pertolongan

Berusaha sendiri memang baik tapi ketika sudah merasa tidak mampu menghadapi suatu hal seorang diri, penting untuk meminta pertolongan pada orang lain. The ugly truth is tidak semua hal yang sanggup dilakukan orang lain bisa juga dilakukan dirimu sendiri.

  • Melatih Diri Untuk Berpikiran Terbuka

Tuhan menciptakan manusia dengan karakter yang unik dan berbeda-beda maka penting bagi masing-masing individu berusaha menerima keunikan dan perbedaan tersebut tanpa memberi stigma.

 (KJY03)

 

 

Sumber :

  1. https://www.bodycare.com.au/workplace-mental-health-and-wellness-article
  2. https://www.who.int/teams/mental-health-and-substance-use/mental-health-in-the-workplace
  3. https://hellosehat.com/mental/stres/strategi-coping-skill-untuk-mengatasi-masalah/#gref
  4. https://www.cdc.gov/workplacehealthpromotion/tools-resources/workplace-health/mental-health/index.html
Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini