Hari ini 18 tahun yang lalu,
tepatnya 26 Desember 2004 sebuah bencana melanda sebagian besar Aceh. Di awali dengan
Gempa Bumi 9,1 skala richter, gelombang
tsunami lebih dari 30 meter dan korban jiwa lebih dari 200.000 orang, peristiwa
yang tentunya sangat membekas terutama bagi mereka yang keluarganya menjadi
korban. Kita do’akan semoga Allah ampuni semua dosa, terima amal ibadahnya dan
mendapat tempat terbaik disisiNya, Aamiin.
Kali ini kita akan melaksanakan
city tour di Kota Banda Aceh selama 1
hari dengan mengunjungi tempat-tempat yang akan membawa kita kepada peristiwa
18 tahun lalu. Terdapat beberapa destinasi wisata yang sangat erat kaitannya
dengan peristiwa tersebut di Banda Aceh.
1. Masjid
Raya Baiturrahman
Sebagai Kota dengan julukan Kota Serambi Mekah,
maka Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu ikon destinasi wisata religi di
Kota Banda Aceh. Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini selamat dari
bencana tsunami di saat bangunan disekitarnya hancur diterjang tsunami. Masjid
yang terdiri dari banyak tiang-tiang ini adalah destinasi wisata religi yang
wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Banda Aceh. Di samping melaksanakan
ibadah di Masjid ini, pengunjung juga bisa menaiki Menara yang ada di halaman
Masjid untuk melihat pemandangan Kota Banda Aceh dari ketinggian. Untuk menaiki
menara ini pengunjung dikenakan tiket masuk.
2. Museum
Tsunami
Tidak jauh dari Masjid Raya Baiturahman di
depan lapangan Blang Padang terdapat Museum Tsunami yang dibangun untuk
memperingati peristiwa terjadinya bencana tsunami. Museum megah yang dirancang
oleh Ridwan Kamil ini merupakan tempat yang tepat untuk kita melihat
dokumentasi peristiwa 2004 silam. Beberapa bagian bangunan museum ini mempunyai
makna tertentu seperti lorong pertama kita masuk museum akan membawa kita kesuasana
mencekam terjadinya peristiwa tsunami tersebut karena ada percikan air dan
suara gemuruh, ada juga ruangan sumur
do’a yang terdapat nama-nama korban tsunami. Penasaran seperti apa Museum
Tsunami ini lengkapnya, jangan lupa untuk berkunjung dengan membayar tiket
masuk yang tidak mahal. Jadwal berkunjung dibuka setiap hari pagi sampai sore
tetapi di jam waktu sholat zuhur ditutup pukul 12.00 sd 14.00.
3. PLTD
Apung
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel atau
dikenal dengan PLTD Apung di Banda Aceh ini merupakan bukti betapa dahsyatnya
peristiwa tsunami tersebut. Kapal dengan
berat 2.600 ton, panjang 63 meter, dan lebar 19 meter yang saat itu bersandar
di Pelabuhan Ulee Lheue terseret sejauh 5 kilometer kearah darat ketika
dihantam tsunami, tepatnya di Gampong Punge Blang Cut. Saat ini Kapal PLTD Apung ini menjadi Museum yang berisikan informasi
tentang terjadinya peristiwa tsunami. Untuk mengunjungi Kapal ini tidak
dikenakan tiket masuk tetapi diminta untuk menyumbang seikhlasnya. Sama seperti
Museum Tsunami Jadwal berkunjung
dibuka setiap hari pagi sampai sore tetapi di jam waktu sholat Zuhur dan Ashar
ditutup.
4. Kapal
Di Atas Rumah Lampulo
Seperti PLTD Apung, Kapal di Atas Rumah yang terdapat di
Lampulo juga merupakan bukti dahsyatnya peristiwa tsunami yang melanda sebagian
besar Aceh. Bedanya Kapal ini adalah Kapal nelayan yang terdampar/nyangkut di
atas rumah penduduk di tengah kota daerah Lampulo. Kapal sepanjang 25,5 meter
di atas rumah ini menjadi destinasi wisata mengenang peristiwa tsunami. Untuk
melihat kapal ini pengunjung tidak dikenakan tiket masuk dan dapat dikunjungi
setiap saat karena berada di tempat terbuka. Untuk mencapai lokasi ini harus
menggunakan kendaraan pribadi karena berada di tengah perkampungan.
Itulah sebagian destinasi wisata untuk mengenang peristiwa tsunami yang bisa dikunjungi ketika berkunjung ke Banda Aceh. Lokasinya satu sama lain tidak terlalu jauh sehingga bisa dikunjungi dalam 1 hari. Dari tempat-tempat tersebut banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya disamping tentunya berwisata. (narasi/foto: Novrizal)