Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Pemprov Riau Berminat Pada Pinjaman PEN dari Pusat
https://www.gatra.com/detail/news/487867/ekonomi/pemprov-riau-berminat-pada-pinjaman-pen-dari-pusat
 Rabu, 19 Agustus 2020 pukul 11:01:36   |   307 kali

Pekanbaru, Gatra.com - Kepala Biro Perekonomian Provinsi Riau, John Arnedi Pinem, mengungkapkan Pemerintah Provinsi Riau berminat pada pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang ditawarkan pemerintah pusat ke pemerintah daerah. 


Jon mengatakan jajaran organisasi pemerintah daerah (OPD) telah membahas opsi pinjaman tersebut. Hanya saja kesedian untuk peminjaman itu saat ini masih dibahas di Badan Pembangunan Daerah (Bapeda) Provinsi Riau. 


"Pada prinsipnya kita ingin berpartisipasi meminjam dana itu. Artinya kita sudah merapatkan itu bersama Bapeda," jelasnya kepada Gatra.com di kota Pekanbaru, Selasa (18/8). 


Lanjut Jon, opsi pinjaman tersebut sangat membantu terlebih ditengah kontraksi ekonomi Riau pada triwulan II yang mencapai 3,2%. Dana pinjaman itu lanjutnya dapat diarahkan untuk keperluan infrastruktur Provinsi Riau. 


"Itu bisa mendorong akselerasi pembangunan. Lagipula sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat, juga mengajukan pinjaman untuk itu. Jadi memang kita berminat untuk opsi pinjaman tersebut," tekannya tanpa merinci lebih jauh.


Adapun skema PEN diberikan hanya kepada pemda yang terdampak Covid-19 dan punya program yang jelas untuk menanganinya. Dalam skema tersebut ada 2 jenis pinjaman yang dikelola PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) untuk daerah dalam rangka PEN. Pertama, pinjaman PEN daerah yang sumber dananya dari APBN 2020 dan kedua, pinjaman dukungan program PEN yang sumber dananya dari PT SMI.


Terpisah, anggota Komisi III DPRD Riau, Abu Khoiri, berharap sebelum mengajukan pinjaman tersebut Pemprov Riau dapat mengoptimalkan potensi pendapatan daerah. Politisi PKB ini menilai, jika semangat peminjaman dana tersebut tidak diiringi optimalisasi kerja tim ekonomi, maka efek pinjaman itu tidak akan menjadi efektif. 


"Ada baiknya dikaji dulu konsekuensinya. Dan lebih penting optimalkan potensi pendapatan dan belanja. Ada potensi seperti pajak kendaraan bermotor, yang bayar pajak kan baru 60 persen. Potensi lainya pajak air permukaan atau pajak alat berat. Intinya garap potensi-potensi yang potensial dulu,"tukasnya.

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini