Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
   150 991      Login Pegawai
Berita DJKN
Aktifkan Daya Pancar Untuk Wujudkan Work Life Balance

Aktifkan Daya Pancar Untuk Wujudkan Work Life Balance

N/A
Senin, 10 November 2014 pukul 13:31:57 |   1603 kali

Jakarta- dua puluh empat jam sehari, terkadang kita anggap tidak cukup untuk menjalankan peran kita sebagai orang tua, sebagai suami/istri, sebagai anak dan menantu, sebagai pimpinan, sebagai teman dan sahabat, sebagai kakak/adik, bahkan sebagai hamba Allah swt. Kerap kali terjadi work/life conflict dalam kehidupan kita yang menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain, hal tersebut disampaikan Indrawan Nugroho, Coach sekaligus Founder Kubik Group dalam acara ceramah motivasi yang merupakan rangakaian acara puncak Swindu DJKN  (7/11).

Membagi waktu secara merata untuk menjalankan seluruh peranan kita atau Work Life Balance apakah merupakan solusi? Tentu kita tidak mungkin bisa menyelesaikan penugasan dikantor dengan sistem Work Life Balance. “Melaksanakan berbagai peran sekaligus secara bersamaan atau multitasking apakah solusi mengatasi work/life conflict?”, tanya Indra. Dengan memaparkan berbagai hasil riset yang telah dilakukan berbagai ahli di dunia serta mengujinya langsung kepada seluruh peserta melalui uji warna dan bentuk, Indra membuat seluruh peserta takjub dan menyadari bahwa multitasking bukan merupakan solusi terbaik. “otak kita tidak didesain untuk mengerjakan dua tugas sekaligus, otak memilih tugas mana yang akan dilaksanakan lebih dahulu”, tegas indra. Dengan menjalankan dua projek/penugasan sekaligus dalam satu waktu, justru akan menurunkan presentasi produktivitas seseorang.

Selain memaparkan mengenai kerugian dari multitasking dalam menjalankan pekerjaan, Indra juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil riset dari The Institute of Psychiatry di inggris menyatakan bahwa “penggunaan teknologi yang berlebihan akan mengurangi tingkat kecerdasan pekerja. Mereka yang sering terganggu email masuk dan telepon, dilaporkan mengalami penurunan tingkat IQ hingga 10 poin atau lebih dari dua kali lipat penurunan IQ yang dialami oleh orang yang mengonsumsi mariyuana!”. Hal tersebut tentunya merupakan sebagian besar dari kebiasaan buruk yang sering kita lakukan, dan belum kita ketahui dampak negatifnya.

“Jika Work Life Balance  dan multitasking bukan merupakan solusi, lalu apakah jawaban dari permasalahan hidup ini”, kembali Indra menanyakan. Jika melalui Work/Life Balance & multitasking kita mengelola waktu dan hasilnya bukan merupakan pemecahan masalah, dengan menganalogikan seorang manusia dengan sebuah gadget handphone, Indra mengatakan dengan mengelola energi atau aktifkan daya pancar lah kita dapat menjawab tantangan hidup ini. “Aktifkan Daya Pancar”, ajak ayah dari tiga orang anak ini.

Indra menjelaskan daya pancar manusia dipengaruhi oleh dua hal, yaitu energi fisik dan energi metafisik. Kembali menganalogikan dengan handphone, Energi fisik manusia diibaratkan indra layaknya energi listrik yang tersimpan pada baterai handphone, sedangkan energi metafisik manusia dianalogikan dengan sinyal pada handphone. Peserta yang sangat antusias mengikuti ceramah motivasi pun semakin penasaran ketika Indra menjanjikan akan membagikan resep rahasia agar dapat meningkatkan energi fisik.

Energi fisik erat kaitannya dengan kemampuan stamina tubuh seseorang. Untuk dapat menjaga stamina yang tinggi, Indra menjelaskan sesorang harus mampu melakukan olah nafas, olah makan, dan olah raga. Olah nafas dilaksanakan minimal satu kali sehari dengan hanya memerlukan waktu tidak lebih dari lima menit dengan pola pernafasan 1-4-2. Maksud dari pola tersebut adalah dengan ketukan pertama (1x) sebagai waktu pengambilan nafas sedalam-dalamnya yang dapat ditampung oleh paru-paru, ketukan kedua (4x) sebagai waktu menahan nafas, dan ketukan ketiga (2x) sebagai waktu untuk menghembuskan nafas. Jadi jika kita memerlukan waktu  dua detik untuk menghirup nafas pada ketukan pertama, maka kita harus menahan nafas selama delapan detik, untuk selanjutnya menghembuskan nafas secara menyeluruh dan teratur dalam waktu empat detik.

Selain olah nafas, olahraga menjadi kunci bagi stamina atau energi fisik. Indera menyebutkan yang dimaksud dengan olahraga disini adalah jenis olahraga yang menghasilkan keringat dan melibatkan gerakan aktif seluruh bagian tubuh misalnya aerobik, sepakbola, basket, lari, dan jalan. Indra yang menyadari bahwa ditengah kesibukan pekerjaan, sulit meluangkan waktu untuk berolahraga, 7 minutes workout dan swaiso menjadi alternatif olahraga sederhana yang dapat menimbulkan dampak optimal.

Terkait olah makan, indra memberikan five magic rules, yaitu ketika lapar, makanlah!, makanlah yang diinginkan, makanlah dengan sadar, berhentilah makan ketika sudah netral, move more!perbanyak langkah kaki anda. Dengan berbagai trick di atas Indra meyakinkan peserta bahwa energi fisik melalui stamina yang tinggi dapat terwujud, karena telah Ia buktikan sendiri. Indra mengingatkan bahwa dengan stamina yang baiklah, baru seseorang dapat melakukan lebih banyak hal.

Mengenai Energi Metafisik atau kemampuan konsentrasi, indra menyampaikan bahwa konsentrasi adalah kunci utama. Sebagaimana lawan dari multitasking, mengerjakan satu pekerjaan di satu waktu, akan mampu meningkatkan konsentrasi seseorang. Selain dengan konsentrasi, energi metafisik juga dapat lebih efektif melalui kemampuan mengatur gelombang otak, agar sesuai dengan kebutuhan. Indra menjelaskan bahwa gelombang otak manusi dibagi dalam empat kategori, yang pertama gelombang beta (14-30 hz) yang akan tercipta ketika kita dalam konsentrasi tinggi yang biasanya muncul ketika kita sedang dalam diskusi serius untuk memecahkan masalah. Gelombang kedua adalah gelombang Alpha (8-13,9 Hz) yang banyak dijumpai pada anak-anak. Ketiga adalah gelombang Theta (4-7.9 Hz) yang terjadi saat menjelang tidur, serta yang terakhir adalah gelombang Deltha (.1-3.9 Hz) saat kita tertidur.

Mengatur gelombang otak agar sesuai dengan kondisi diilutrasikan Indra dengan seorang ayah yang baru saja kembali dari kantor sehabis menangani banyak permasalahan dengan membawa gelombang beta, ketika di rumah sang ayah bertemu dengan anak yang dominan memiliki gelombang Alpha tentunya akan menimbulkan conflict, sehingga akan menimbulkan jarak antara sang ayah dan anak. Untuk dapat memanipulasi gelombang otak, Indra menjelaskan dapat dengan mengunakan ekspresi wajah dan gestur tubuh.

Dengan mampu mengoptimalkan energi fisik dan metafisik melalui mengaktifkan daya pancar, Indra meyakinkan peserta bahwa semua orang akan mampu mengelola energi dan akan mampu menjalankan berbagai peran yang ada pada dirinya dengan baik. (Humas DJKN)

Foto Terkait Berita

Berita Terbaru

Floating Icon