Seorang Coach Harus Bantu Klien Temukan Solusi atas Permasalahannya
N/A
Rabu, 29 Oktober 2014 pukul 14:01:45 |
3875 kali
Bogor – Seorang coach yang baik harus membantu klien dalam hal ini bawahannya untuk menemukan solusi atas permasalahannya dan membuat mereka bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. “Kepala kantor harus bisa berperan sebagai coach yang baik bagi stafnya,” kata Trainner dari Kubik Coaching Verlita Sari saat memberikan materi dalam Coaching Training pada 27 Oktober 2014 di Bogor, Jawa Barat.
Verlita Sari mengungkapkan bahwa Coaching merupakan salah satu dari multi peran kepemimpinan. Sedangkan pengertian coaching adalah huungan kemitraan melalui proses kretaif dan membangkitkan pemikiran yang menginspirasi klien untuk mendapatkan hasil memuaskan dalam kehidupan personal maupun profesionalnya.
Seorang pemimpin yang berperan sebagai coach harus mampu memberdayakan anak buahnya dan harus memiliki karakteristik memegang komitmen, memberi tantangan, banyak mendengarkan, fokus pada solusi dan menjaga hubungan. Hal ini bertolak belakang dengan leader as superior yang memunyai sifat memegang kendali, memberi perintah, hanya banyak bicara, menyalahkan serta menjaga jarak.
Psikolog alumni Universitas Indonesia ini menjelaskan perbedaan seorang director, mentor, konsultan, motivator, dan coach dalam hal mengemudikan sebuah mobil. Seorang director itu menyuruh bawahan belajar mengemudi, seorang mentor menjelaskan cara mengemudi, sedangkan konsultan memberikan tips mengemudi. Seorang motivator menyemangati untuk terus belajar mengemudi, namun seorang coach akan mendampingi klien agar menjadi seorang pengemudi yang benar-benar mahir dan handal.
Ia merinci ciri-ciri coaching antara lain, hubungan kemitraan, sehat secara emosional, berorientasi masa depan, dan fokus pada solusi. Selain itu, ciri coaching yang lain adalah menantang pemikiran, proses penemuan sendiri dan memberikan dukungan.
Dalam training ini, peserta yang merupakan 27 kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) melakukan role playing sebagai coach yang menghadapi staf yang malas, pasif dan kurang inisiatif. “Dalam role playing ini, diharapkan seorang coachee (orang yang di coach/staf-red) dapat mendapatkan manfaat dari seorang leader yang berperan sebagi coach,” ujar Verlita.
Beberapa manfaat coaching bagi coachee, terangnya, yaitu coachee akan lebih mandiri, termotivasi dan berkomitmen dalam penyelesaian tugas. Selain itu, coachee dapat mengembangkan kompetensi dan kinerja, terlatih dalam mengambil keputusan serta pengakuaan atas keberadaan coachee.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini ditutp oleh Kepala Bagian Kepegawaian Sekretariat DJKN Tatang Maulana yang mengatakan ilmu tentang coaching ini penting dan diperlukan dalam pelaksaan tugas sehari-hari di kantor. Ia berharap para kepala kantor dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk meningkatkan kinerja baik kinerja dirinya sebagai kepala kantor, kinerka bawahan maupun kinerja organisasi.
Terkait mutasi, ia menjelaskan saat ini Bagian Kepegawaian sedang mematangkan draft Peraturan Dirjen Kekayaan Negara tentang pola mutasi yang diharapkan dapat segera disetujui. (bend/yudi-humas)
Foto Terkait Berita
Berita Terbaru