Jakarta- Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi DKI
Jakarta mengadakan Press Conference terkait kinerja anggaran
Pendapatan dan belanja negara (APBN) Provinsi DKI Jakarta pada Selasa, (18/04).
Pada Press Conference yang diadakan secara luring ini, Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) DKI Jakarta Mahmudsyah menjadi
salah satu narasumber membahas kinerja APBN Kita Provinsi DKI Jakarta periode
sampai dengan 31 Maret 2023, bersama
dengan para perwakilan dari unit Kementerian Keuangan lainnya di wilayah DKI
Jakarta. Press Conference kali ini dihadiri pula oleh Staf Ahli Bidang Pengeluaran
Negara Made Arya Wijaya.
Made menyampaikan Kinerja
APBN di bulan Maret tahun 2023 terjaga positif. Realisasi APBN 2023 s.d. 31
Maret 2023 menunjukkan kinerja yang masih sangat baik. Pendapatan Negara tumbuh
29 persen (year on year) dengan mencapai realisasi Rp647,2 Triliun (26,3
persen dari APBN) dan Belanja Negara juga sama, yaitu mengalami pertumbuhan
cukup baik sebesar 5,7 persen (year on year) atau dengan realisasi
Rp518,7 Triliun (16,9 persen dari APBN). Kondisi ini membawa APBN mengalami
surplus sebesar Rp128,5 Triliun (sebesar 0,61 persen terhadap PDB).
Keseimbangan primer tercatat positif sebesar Rp228,8 Triliun. Ditambahkan Made bahwa realisasi pendapatan negara masih tumbuh kuat,
meski sedikit melandai dibandingkan tahun 2022 (32,3 persen year on year).
Pada kesempatan ini Kepala Kanwil DJKN DKI Jakarta Mahmudsyah turut menyampaikan beberapa poin penting dalam hal Penerimaan Negara Bukan Pajak, Ia menyampaikan realisasi PNBP sampai dengan 31 Maret 2023 telah mencapai Rp70,58 triliun atau 36, 03 persen dari target, yang berarti tumbuh sebesar 27, 59 persen dibanding tahun sebelumnya.
Capaian PNBP tersebut merupakan kontribusi dari Kementerian
dan Lembaga, yakni Kementerian Keuangan
sebesar 9,98 persen, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan
Kejaksaan RI masing-masing sebesar 4,46 persen,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar 1,18 persen, Kementerian
Hukum dan HAM sebesar 1,17 persen, serta
Kementerian dan Lembaga lainnya.
Ditambahkan
Mahmudsyah, dari sisi jenisnya capaian PNBP tersebut diperoleh dari pendapatan
dari hasil minyak bumi yang memberikan kontribusi sebesar Rp31,3 Triliun, dari
dana perkebunan kelapa sawit sebesar Rp8,03 triliun, penempatan uang Negara
pada Bank Indonesia sebesar Rp6,24 Triliun, laba BUMN Perbankan dibawah
Kementerian BUMN sebesar Rp4,6 triliun, pendapatan dari penggunaan spektrum
radio sebesar Rp3,9 triliun, dari hasil penjualan barang-barang rampasan tindak
pidana korupsi yang dijual melalui lelang sebesar Rp1,7 triliun, serta
penerimaan dari sektor-sektor yang lain.