Banjarmasin – Kepala Sub Bagian Umum KPKNL Palangka
Raya, Aloysius Sunaryo menghadiri undangan Press Conference Kinerja APBN s.d.
31 Januari 2022 Provinsi Kalimantan Tengah pada Kamis, (23/2) di Aula Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Palangka Raya.
Acara
ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan Tengah Hari
Utomo dan dihadiri oleh Kepala KPPN Palangka Raya, Kepala Kantor Bea dan Cukai
Palangka Raya, Perwakilan Kantor Pajak
Pratama Palangka Raya, dan beberapa media yang ada di Kalimantan Tengah,
seperti TVRI dan Harian Antara.
Dalam
acara ini Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah
menyampaikan tentang Perkembangan Ekonomi Makro-Kesra Regional Kalimantan
Tengah, Perkembangan Fiskal Regional Kalimantan Tengah, serta Current Issues
Regional Kalimantan Tengah.
“Saat
ini meski perkembangan Covid-19 sangat terkendali, ditambah dengan pernyataan
resmi Presiden RI yang mencabut PPKM diseluruh wilayah Indonesia, diharapkan
masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan kesadaran untuk
melakukan vaksin, hal ini akan berdampak pada sektor riil yaitu pemulihan
konsumsi Rumah Tangga dan membaiknya aktivitas koperasi,” ungkapnya.
Ekspansi
perekonomian Kalimantan Tengah terus melaju kuat ditengah ketidakpastian
global. Seluruh sektor non pemerintah terus mengalami pertumbuhan, khususnya
ekspor yang terus mencatatkan pertumbuhan dua digit di tengah gejolak global.
Perdagangan regional Kalimantan Tengah pada bulan Januari 2023 mencapai
transaksi sebesar USD 40,5 juta.
Berdasarkan
perkembangan pemulihan ekonomi yang positif pada tahun 2022, pemerintah mulai
menurunkan konsumsi Pemerintah sebagai bentuk: (i) penyesuaian atas penurunan
kebutuhan belanja penanganan pandemi Covid-19; (ii) penyesuaian peran
pemerintah dalam proses pemulihan ekonomi pasca peningkatan aktivitas sektor
privat dan masyarakat dalam perekonomian;dan (iii) penyesuaian postur fiskal
pemerintah pada periode terakhir diperbolehkannya defisit APBN diatas 3 persen
(smoothing).
Sementara
untuk realisasi APBN 2023 secara nasional menunjukkan bahwa terdapat
konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari ketentuan UU Nomor 2/2020 yang
mewajibkan defisit APBN di bawah 3
persen dari PDB pada 2023. Pendapatan negara yang mencapai 115,9 persen akibat
pemulihan ekonomi yang semakin kuat dan dorongan harga komoditas yang tinggi,
disertai dengan pemanfaatan belanja negara yang optimal sebagai shock absorber.
Sehingga defisit dan Keseimbangan Primer dapat turun signifikan mendekati level sebelum pandemi disertai Pembiayaan anggaran yang lebih efisien.
Sampai
dengan akhir Januari 2023, realisasi Pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Tengah
mencapai Rp764,1 miliar atau mengalami kenaikan sebesar Rp368,1 miliar.
Kontributor utama atas tingginya pertumbuhan penerimaan tersebut berasal dari
komponen penerimaan perpajakan, yaitu penerimaan PPh sebesar Rp367,2 miliar,
PPn sebesar Rp371,8 miliar dan Bea Keluar sebesar Rp19,2 miliar. Peningkatan
penerimaan PPh, masih didominasi oleh PPh 25/29 Badan akibat pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik
utamanya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sedangkan peningkatan jenis
penerimaan PPn didorong oleh tingginya aktifitas
ekonomi jika dibandingkan dengan Januari 2022 serta dampak tingginya harga
komoditas barang yang disertai dengan penerapan tarif PPn 11 persen. Sedangkan
kontraksi terjadi pada PBB sebesar Rp2,7 miliar dan Pajak Lainnya sebesar Rp
0,3 miliar yang dipengaruhi oleh kinerja
tahun 2022 (pembayaran SPPT PBB 2021 yang disetor pada th 2022), namun
diperkirakan akan mengalami peningkatan pada periode berikutnya.
Dari
pelaksanaan APBN Januari 2023 dapat disimpulkan bahwa Kinerja APBN
2022 menjadi modal positif untuk
pelaksanaan APBN tahun 2023. Optimisme tersebut tetap harus diikuti kewaspadaan
terhadap risiko global di tahun 2023 antara lain penurunan harga komoditas
dunia, pelemahan ekonomi global serta volatilitas pasar keuangan. Kalteng merupakan
provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di wilayah Kalimantan pada tahun
2022, dengan kontribusi sebesar 11,32 persen terhadap ekonomi Kalimantan dan
1,04 persen terhadap ekonomi nasional.
Jika hal ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, maka dimungkinkan kontribusi
perekonomian Kalimantan Tengah akan menyamai Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Barat.
Dalam
kesempatan ini masing-masing kantor yang berada di lingkungan Kementerian
Keuangan secara bergantian juga menyampaikan pemaparan terkait isu terkini dan
informasi lainnya, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan wartawan dari media
massa dan elektronik.
Diharapkan
dengan adanya Press Conference seperti ini, semoga pelaksanaan APBN T.A. 2023 dapat berjalan secara
transparan dan akuntabel.