Kepulauan Bangka Belitung – Alco Provinsi Bangka Belitung
menyampaikan perkembangan Data Fiskal Regional Provinsi Bangka Belitung melalui
media briefing pada Senin, (26/12). Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bangka
Belitung, Edih Mulyadi menyampaikan Laporan ALCo Regional Kepulauan Bangka
Belitung dengan realisasi s.d. 30 November 2022.
Secara ringkas, Edih menyampaikan realisasi total pendapatan
sebesar Rp3,67 triliun dengan total belanja sebesar Rp9,30 triliun sehingga
menghasilkan defisit regional sebesar Rp5,63 triliun. “Realisasi APBD s.d. 30
November 2022 mencapai Pendapatan Rp6,13 triliun, Belanja Rp5,73 triliun,
Pembiayaan Daerah Rp794,17 miliar, dan akumulasi SILPA Rp1,20 triliun,”
ungkapnya.
Kontribusi TKD terhadap pendapatan APBD s.d. 30 November
2022,lanjutnya, sebesar Rp4,79 triliun atau 78,14 persen dari total pendapatan
APBD. Laju pertumbuhan ekonomi Babel Triwulan III sebesar 4,51 persen. Gabungan
2 Kota di Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 5,45 persen (yoy) dan
deflasi 0,11 persen (mtm).
Pendapatan negara masih yang tetap terjaga tumbuh, didorong
oleh peningkatan realisasi penerimaan perpajakan sebesar 55,99 persen.
Sementara itu, Belanja Negara juga tumbuh sebesar 4,16 persen. Realisasi
Pendapatan Negara dan Hibah mencapai Rp3,67 triliun atau 109,45 persen dari
target yang artinya tumbuh sebesar 55,11persen (yoy). Berkaitan dengan
pendapatan negara, Realisasi Penerimaan Pajak mencapai Rp3,24 triliun atau
106,84 persen dari target, tumbuh 50,21 persen (yoy) yang disebabkan oleh
peningkatan aktivitas ekonomi, dampak implementasi UU HPP, dan harga komoditas
yang masih tinggi.
Selain itu, Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai mencapai
Rp256,27 M atau 121,51 persen dari target, tumbuh 37,59 persen (yoy) disebabkan
oleh kenaikan Bea Keluar dan Bea Masuk secara yoy. Pada November 2022 terdapat
impor kabel dalam jumlah besar dan aspal. Selain itu, realisasi penerimaan Bea
Masuk pada bulan November 2022 juga diperoleh dari registrasi IMEI Handphone
dan pengenaan denda administrasi pabean terhadap kegiatan impor sementara kapal
wisata asing.
Sementara itu, terjadi penurunan realisasi penerimaan Bea
Keluar yang sangat signifikan pada bulan November 2022 dibandingkan November
2021. Hal ini dipengaruhi oleh Harga Referensi Crude Palm Oil (CPO) dan Produk
Turunannya sehingga atas ekspor beberapa Turunan Produk CPO tidak dikenakan Bea
Keluar. Realisasi ekspor November 2022 yang menghasilkan Bea Keluar hanya
berasal dari komoditi Palm Kernel Expeller.
Realisasi PNBP berhasil mencapai Rp181,82 miliar atau
154,89 persen dari target, tumbuh sebesar 39,74 persen (yoy) yang didominasi
oleh layanan administrasi dan penegakan hukum (Rp82,49 miliar) serta
Pendidikan, budaya, riset, dan teknologi (Rp49,02 miliar). Realisasi Penerimaan
Hibah Langsung sebesar Rp325 Juta merupakan hibah yang diterima Polres Belitung
dari Pemkab Belitung untuk Pengamanan Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun
Baru 2023.
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp9,30 T atau 93,96
persen dari target, tumbuh sebesar 4,16 persen (yoy). Realisasi Belanja K/L
berhasil mencapai Rp2,35 T atau 82,36 persen dari pagu, terkontraksi sebesar
1,11 persen (yoy). Realisasi Belanja TKD mencapai Rp6,95 T atau sebesar 98,66
persen dari pagu, tumbuh sebesar 6,07 persen (yoy).
Dalam paparannya, Edih juga menyampaikan beberapa Isu
Strategis yang ada pada Laporan ALCo Regional Kepulauan Bangka Belitung dalam
periode realisasi sampai dengan 30 November 2022, antara lain Realisasi Belanja
Modal APBN dan APBD yang masih rendah; Penyaluran DAK Fisik yang masih rendah;
Rencana Pelarangan Ekspor Timah Murni Batangan; Implementasi NIK sebagai NPWP;
Penanganan inflasi menjelang peringatan Nataru; Peluang Investasi; Analisis Isu
Tematik: Kemiskinan Ekstrem, Stunting, dan Ketahanan Pangan, Risiko dan
Penanganan Bencana, Kelayakan Sanitasi dan Tata Kelola Sampah. (Tim KIHI DJKN
SJB-32)