Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Hingga September 2022, Kinerja APBN Jawa Barat Surplus
Yenni Marina
Rabu, 26 Oktober 2022 pukul 16:11:55   |   688 kali

Bandung - Kinerja APBN Regional Jawa Barat sampai dengan September 2022 telah dirilis Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat pada 25 Oktober 2022. Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat Melalui Konferensi pers menyebutkan bahwa kinerja APBN Regional Jawa Barat bulan September 2022 masih mencatatkan surplus. ”Kinerja optimal tersebut ditopang kinerja fiskal secara holistik, baik dari pendapatan yang tumbuh kuat maupun optimalisasi belanja yang tetap terjaga,” ujarnya.


Surplus APBN Jawa Barat s.d. September 2022 tercatat sebesar Rp32,59 triliun. Pendapatan Negara mencapai sebesar Rp111,72 triliun atau 86,28 persen dari target APBN yang didorong oleh peningkatan realisasi penerimaan dalam negeri terutama PPh, PPN dan PPnBM, Cukai, Bea Masuk serta PNBP. Sementara pada sisi Belanja Negara realisasi mencapai Rp79,13 triliun atau 70,85 persen dari target APBN. Hal ini lebih baik dari tahun 2021 yang mencapai 68,97persen.


Realisasi Pendapatan Negara hingga akhir bulan September 2022 tersebut berasal dari sektor pajak tercatat sebesar Rp78,31 triliun, kepabeanan dan cukai sebesar Rp29,24 triliun dan  sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp4,16 triliun.

Sampai akhir September 2022, realisasi Belanja Negara di Jawa Barat meliputi realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp28,51 triliun dan Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp50,62 triliun. Kinerja penyerapan belanja di daerah Jawa Barat masih terus didorong percepatannya menjelang akhir tahun agar pemulihan ekonomi dan target pembangunan di tahun 2022 bisa tercapai dengan baik.


Dengan dukungan kinerja APBN yang baik tersebut, diharapkan perekonomian Jawa Barat sampai akhir tahun 2022 makin membaik didukung konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor. Namun demikian potensi risiko tetap perlu diwaspadai serta dimitigasi untuk menjaga peran APBN sebagai shock absorber tetap optimal dalam menghadapi ancaman dan risiko global yang berkepanjangan akibat lonjakan inflasi, volatilitas harga komoditas, isu geopolitik serta potensi resesi.

 

 

 

 

 

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini