Semarang – Pelunasan lelang hampir Rp50 miliar berhasil menyumbang
penerimaan ke kas negara. Kontribusi penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
menyentuh angka Rp3.078.650.770,00 tercatatkan sebagai bea lelang. PNBP ini diperoleh dari pelaksanaan lelang
eksekusi harta pailit dan lelang eksekusi Ps. 6 UUHT yang berlangsung pada Rabu
(05/10) lalu.
Kedua lelang tersebut dilaksanakan di E-Auction Corner Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Semarang dengan dipandu oleh
Pejabat Fungsional Pelelang Ahli Madya Dany Kuryanto dengan disaksikan oleh
Pejabat Penjual dan saksi dari pihak penjual/pemohon Lelang dan KPKNL Semarang
yang dilakukan secara online tanpa kehadiran perserta, sedangkan penawaran dilakukan secara closed
bidding.
Lelang eksekusi Ps.6 UUHT
ini, dimohonkan oleh PT. Bank Central Asia dengan objek lelang berupa empat
bidang tanah beserta bangunan diatasnya berlokasi di Jalan Industri Wijaya
Kusuma, Kelurahan Randugarut, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sedangkan lelang eksekusi harta pailit
dimohonkan Tim Kurator PT Innovative Plastic Packaging (dalam pailit)
dengan objek lelang berupa satu bidang tanah beserta bangunan diatasnya yang
berlokasi di Jalan Industri BSB, Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
Atas capaian ini, KPKNL Semarang berhasil melampaui target
tahunan lebih dari 100% atas indikator kinerja utama (IKU) target pokok lelang
sebesar Rp547.000.000.000 dan hampir tercapai 100% PNBP Lelang dari target
sebesar Rp20.800.000.000 meskipun masih
tersisa lebih dari dua bulan sampai akhir tahun 2022.
Meski sudah mencapai target, Kepala KPKNL Semarang Partolo
berharap seluruh pegawai senantiasa melakukan pelayanan prima dan optimal demi
memberikan kontribusi yang maksimal atas penerimaan negara melalui layanan
lelang maupun layanan unggulan lainnya. “Hal ini tentu saja menjadi tantangan
bagi KPKNL Semarang, tidak hanya mempertahankan performa akan tetapi berupaya
maksimal untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi serta siap menghadapi
target yang lebih challenging di periode berikutnya,” pungkasnya. (Penulis:
Dwito Joko P)