Jakarta - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT PII mampu mempertahankan kinerja pendapatan dan mendorong pertumbuhan laba
bersih di tengah pandemi Covid-19. “Untuk
pencapaian BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan margin laba bersih PT PII dapat dicapai lebih baik
baik dari treshold atau target yang direncanakan semula” jelas Muhammad Wahid Sutopo,
Direktur Utama PT PII dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun
2021 yang dilakukan secara hybrid pada Senin (20/6) di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Dalam tahun 2021, PT PII berhasil mencatatkan laba
bersih sebesar Rp625 miliar dengan margin laba bersih 68 persen dan BOPO sebesar 37 persen. Sedangkan dari lini usaha yang
berkaitan dengan penyiapan proyek dan pendampingan transaksi, PT PII membukukan
pendapatan sebesar Rp29,2 miliar. “Lini usaha ini formatnya adalah penugasan sesuai
dengan ketentuan dalam PMK (Peraturan Menteri Keuangan) nomor 180 tahun 2020”,
jelas Wahid. Dirinya menambahkan, dari 12 proyek yang diproses pada tahun 2021,
terdapat dua proyek yang mencapai pada tahap Financial Close, yaitu Proyek
Jalintim (Jalan Lintas Timur) Riau dan Proyek Kereta Api Makassar-Pare-pare. “Dua
proyek ini dapat menarik investasi masing-masing sebesar Rp525,5 miliar dan Rp1
triliun”, ungkap Wahid.
Pada kesempatan yang sama, Direktur
Bisnis PT PII Andre Permana memaparkan kinerja penjaminan baik untuk proyek Kerja
Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan non KPBU. Sampai dengan 31
Desember 2021, sebut Andre, proyek yang dijamin oleh PT PII sebanyak 37 proyek,
terdiri dari 29 proyek KPBU dan 8 proyek non KPBU. Total nilai 37 proyek tersebut
mencapai Rp352 triliun.
Sementara itu, PT PII juga melaksanakan penugasan
penjaminan pemerintah sebagai bagian Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
tahun 2021. Penugasan tersebut berupa penjaminan korporasi padat karya. Sebagaimana
dipaparkan oleh Donny Hamdani, Direktur Keuangan PT PII, sebanyak 65 pelaku
usaha yang tersebar di 20 sektor usaha mendapat pinjaman dengan nilai total mencapai
Rp5,3 triliun. Nilai penjaminan dari pinjaman tersebut sebesar Rp4 triliun. “Dan
ini telah dapat membantu 81 ribu pekerja untuk dapat bertahan dan melampaui
masa sulit akibat dampak pandemi” sebut Donny menjelaskan mafaat dari program
penjaminan korporasi pada karya ini.
Sebelum rapat ditutup, Direktur Jenderal
Kekayaan Negara (Dirjen KN), Rionald Silaban sebagai pemimpin rapat yang juga
mewakili pemerintah selaku pemegang saham, menyampaikan apresiasi kepada
Direksi dan Dewan Komisaris atas pencapaian kinerja di tahun 2021 dan atas
kepatuhan Perseroan dalam menyampaikan laporan kinerja kepada RUPS. Dirinya juga mengapresiasi pengawasan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Lebih lanjut, Rionald dalam arahannya meminta agar PT PII terus berkontribusi secara aktif terhadap program pemerintah yang dimandatkan kepada PT PII untuk mendukung pembangunan infrastruktur dengan tetap memperhatikan kinerja keuangan yang baik. Rionald juga mengingatkan agar PT PII terus mengantisipasi dinamika perekonomian baik global maupun domestik.
Selain itu, PT PII diharapkan dapat
meningkatkan potensi dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menangkap
peluang atas potensi KPBU. “Kami mendorong terciptanya sinergi dengan instansi
dalam Kementerian Keuangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
pelaksanaan penjaminan proyek khususnya KPBU yang berkaitan dengan pemerintah daerah”,
lanjut Rionald. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, dirinya berpesan agar Perseroan
melakukan perbaikan khususnya untuk target-target yang belum tercapai (nng)