Ternate – Pemulihan ekonomi terus berlanjut
makin kuat seiring dengan terus terkendalinya pandemic Covid-19. APBN Kembali
harus bekerja keras menjadi “shock absosber” atas berbagai gejolak dan tekanan
global. Demikian disampaikan Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara, Raymond J. Effendy yang
mewakili Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, dalam
acara Media Briefing Torang Pe APBN Edisi Bulan Maret 2022 Kementerian Keuangan
Provinsi Maluku Utara di Aula Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Ternate, Kamis (30/3).
“Sampai dengan 28 Februari 2022, Realisasi pendapatan APBN
mencapai Rp310,09 miliar atau 14,36 persen dari pagu, sedangkan Belanja APBN
realisasinya mencapai Rp 1,91 triliun atau 13,03 persen dari pagu. Kinerja pendapatan mengalami kenaikan 10,28
persen (yoy) dibandingkan tahun 2021. Kenaikan terbesar disumbang oleh pajak
penghasilan non migas yang naik sebesar Rp7,96 miliar atau 5,87 persen,” ungkap
Raymond pada acara yang menghadirkan Forum Wartawan di Provinsi Maluku Utara.
Lebih lanjut, Raymond mengungkapkan bahwa realisasi belanja
pada belanja K/L turun 13,08 persen atau sebesar Rp60,76 miliar yang disebabkan
adanya penurunan belanja barang dan belanja modal masing-masing sebesar 18,73
persen dan 30,32 persen (yoy). Sedangkan
untuk TKDD juga terjadi
mengalami penurunan sebesar Rp176
miliar (10,43 persen) yang penyebab terbesarnya adalah turunnya DBH
sebanyak 52,77 persen (yoy).
“Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Maluku Utara s.d
Februari 2022 masih didominasi oleh komponen dana transfer yang mencapai 75
persen dari total pendapatan Rp1,51 triliun. Besarnya proporsi dana transfer
dalam komponen pendapatan APBD menunjukkan bahwa kemandirian fiskal daerah
masih kurang. Untuk itu, Pemda perlu menggali lebih dalam lagi potensi-potensi
yang ada di Maluku Utara untuk meningkatkan PAD,” ungkap Raymond.
Realisasi DBH per 28 Februari 2022, lanjutnya, sebesar
Rp86,20 miliar, DAU sebesar Rp1,41 triliun. Untuk DAK fisik dan DID belum ada
realisasi, sedangkan dana desa terealisasi sebesar Rp8,18 miliar. “Menindaklanjuti
kondisi tersebut, Pemda diharapkan dapat melakukan akselerasi belanja khususnya
pada awal tahun serta segera merealisasikan DAK Fisik untuk tahap 1,” ujarnya.
Pertumbuhan yang kuat di tahun 2021 memberikan sinyal positif untuk prospek ekonomi di tahun 2022 dan meningkatkan keyakinan pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Tantangan terbesarnya adalah pandemi yang masih belum berakhir yang menekan dan memaksa pemerintah untuk bekerja lebih keras dalam memformulasikan kebijakan sebagai stimulus untuk menggerakkan roda perekonomian.
Untuk itu, APBN difokuskan untuk melaksanakan
program pemulihan ekonomi nasional secara bertahap dan menjaga pertumbuhan
ekonomi.
Di Provinsi Maluku Utara, Berbagai indikator ekonomi di
wilayah Maluku Utara mengalami perkembangan yang sangat baik seperti
pertumbuhan ekonomi yang mampu tumbuh sebesar 16,4 persen jauh di atas
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar
3,69 persen. Tingkat inflasi Maluku
Utara sampai dengan Februari 2022 sebesar 0,99 persen di bawah inflasi nasional
sebesar 2,06. Indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) berada di angka 105,97
persen, dan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 105,94 persen.
Pada kesempatan yang sama, Raymond menyampaikan bahwa isu
Strategis di Maluku Utara yakni terkait dengan penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa. Saat ini, dana desa telah tersalur sebesar 1 persen atau Rp8,18 miliar
dari total target sebesar Rp821,11 miliar. Sementara untuk DAK Fisik belum
terdapat realisasi karena masih dalam tahap upload dokumen.
Sedangkan untuk isu lokal adanya upaya kontribusi Special
Mission Vehicles (SMV) Kementerian Keuangan dalam mendukung investasi di Maluku
Utara. SMV adalah BLU, BUMN, serta Lembaga yang berada di bawah Pembinaan dan
Pengawasan Kementerian Keuangan (melalui DJKN) yang memiliki tugas khusus untuk
melaksanakan tugas pembangunan Ada empat SMV yang berperan di Maluku Utara
yaitu PT SMI (Persero), PT SMF (Persero), PT PII (Persero), dan PT Geo Dipa
Energi (Persero).
“Kemenkeu Regional perlu berperan dalam meningkatkan peran
SMV Kemenkeu dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dan
pemberdayaan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di Provinsi Malut, baik
dalam bentuk pembiayaan dan pendampingan kepada Pemerintah Daerah maupun pelaku
UMKM,” pesan Raymond dalam acara yang didampingi oleh Kepala KPKNL Ternate
Achmakrishna Himawan, Kepala KPP Ternate Herry Wirawan, Kepala KPPBC Ternate
Shinta Dewi Arini, Kepala KPPN Ternate Rochmad Arif Tri Setiawan, dan serta
turut hadir melalui zoom meeting Kepala KPP Pratama Tobelo, Helmy Afrul dan Kepala KPPN Tobelo Muhammad Afifudin Ikhsan.