Semarang - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri
Mulyani Indrawati mengatakan di tahun 2022, pemulihan ekonomi masih dihadapkan
pada berbagai ketidakpastian. Untuk melindungi rakyat dari berbagai ancaman
mulai dari Covid-19, pemutusan hubungan kerja, sampai shock ekonomi, APBN
menjadi instrumen yang sangat penting. Makin situasi ekonomi dan masyarakat
tidak pasti, makin APBN bekerja sangat keras. Hal ini ditegaskannya saat melakukan kunjungan kerja dan hadir dalam
acara dialog dengan pegawai Kementerian Keuangan di lingkungan Kota Semarang
dan sekitarnya pada Rabu (9/3) di Gedung Keuangan Negara I Semarang dengan
tajuk “Dialog Sri Mulyani dengan Perwakilan Pegawai Kemenkeu Provinsi Jawa
Tengah”.
"Tahun 2022 adalah tahun terakhir kita menjalankan UU
Nomor 2 tahun 2020 mengenai dibolehkannya defisit di atas 3%. Ini memerlukan
perhitungan yang luar biasa cermat. Kita makin dituntut untuk bekerja sama dan
bersinergi. Terima kasih kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang dalam situasi
luar biasa, saat kita diancam oleh Covid-19, komit untuk tetap bekerja keras
menjaga keuangan negara," sebut Menkeu.
Lebih jauh, Menkeu mendorong agar kerja keras dalam
menjalankan tugas negara juga diperkuat dengan analisis untuk menghubungkan
antara APBN dengan dampaknya terhadap masyarakat. Berbagai penguatan juga telah
dilakukan misalnya dengan diterbitkannya UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah (HKPD) maupun UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
"Kita menggunakan uang negara untuk mendorong roda
ekonomi, apalagi setelah dipukul sangat telak oleh Covid-19. PR kita, jangan
sampai APBN makin besar tetapi spending quality-nya tidak membaik. Jadi bukan
sekadar jalan, tetapi dihubungkan dengan output dan outcome, seperti
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan penurunan kemiskinan. Tidak
boleh ada yang ditinggalkan. Kita punya tanggung jawab lebih untuk meyakinkan
bahwa yang diserap menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat,"
tegasnya.
Dalam kegiatan ini, Menkeu didampingi oleh Dirjen
Perbendaharaan Hadiyanto serta sejumlah pejabat eselon I dan II lainnya. Seusai
arahan, Menkeu berdialog dengan sejumlah pegawai dipandu oleh Kepala
Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah selaku Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa
Tengah Midden Sihombing. (Foto/Teks ; Fahmi Fauzi Indarto/Bidang KIHI)