Jakarta – Salah satu perwakilan marketplace yang
berstatus perusahaan start up di Indonesia, Bukalapak memberikan cerita
perjalanan dalam membangun kesuksesan sebagai salah satu pelopor digital
marketplace di Indonesia pada kegiatan knowledge sharing bertema “Inovasi dan
Proses Bisnis Marketplace” dalam rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Rakernas DJKN) tahun 2021 yang
diselenggarakan secara daring, Rabu (1/9) melalu virtual.
Analis Komunikasi Bukalapak Fairuza Ahmad Iqbal sebagai
narasumber menyampaikan bahwa Bukalapak mempunyai misi untuk mewujudkan ekonomi
yang berkeadilan bagi semua dengan cara memberdayakan usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) melalui penggunaan teknologi. Dengan misi tersebut, Bukalapak
berharap kehadiran mereka dapat membantu UMKM Indonesia untuk memecahkan
masalah-masalah utamanya yaitu akses terhadap lembaga keuangan, infrastruktur
yang terbatas untuk melakukan perdagangan, serta membantu mentransformasi UMKM
melalui penggunaan teknologi digital.
Pria yang akrab disapa Fai itu menyebutkan bahwa Bukalapak
yang didirikan di kamar kos-kosan dengan modal awal hanya sebesar Rp80.000 ini
diawali dari keprihatinan founder-founder mereka dengan kondisi UMKM-UMKM di
Indonesia khususnya warung-warung kecil yang sejatinya merupakan motor
penggerak utama ekonomi di masyarakat. “Kami pada akhirnya mendorong
warung-warung tersebut untuk menjadi Mitra Bukalapak agar mampu untuk bersaing
dengan perusahaan-perusahaan ritel modern yang saat ini semakin berkembang dan
menjangkau pelosok-pelosok,” ungkapnya.
Melalui penggunaan Aplikasi Mitra Bukalapak ini, Fai
menuturkan bahwa warung-warung tersebut didorong untuk tidak hanya menjual
produk-produk fisik tetapi juga dapat menjual produk-produk virtual seperti
pulsa, paket data, pembayaran tagihan, sampai dengan voucher untuk game. “Dalam
pemenuhan stok barang dagangan warung pun para pemilik warung tidak perlu
menutup warungnya untuk berbelanja di pasar, karena melalui penggunaan Aplikasi
Mitra Bukalapak barang dagangan mereka akan diantarkan secara langsung,”
imbuhnya.
Pria yang telah berkecimpung selama 11 tahun di dunia
marketing ini pun menuturkan bahwa saat ini Bukalapak telah menggandeng sekitar
6,9 juta UMKM berbentuk warung dan menjadi marketplace yang paling banyak
menggandeng UMKM di Indonesia. Ia menuturkan bahwa banyaknya jumlah UMKM
berbentuk warung yang menjadi Mitra Bukalapak didorong oleh benefit atau
keuntungan yang dapat dapatkan oleh mitra yaitu pemenuhan stok barang dagangan
dengan harga 15% s.d. 20% di bawah harga pasar, pendapatan warung yang bisa
meningkat sampai tiga kali lipat, “Bahkan mitra warung dapat pula mendapatkan
program pembinaan dan training dari Bukalapak,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fai menjelaskan bahwa untuk dapat bersaing
dengan online marketplace yang lain, Bukalapak mempunyai unique positioning.
“Berkaca dari demografi pengguna Aplikasi Bukalapak kami dapati bahwa 70%
pengguna aplikasi kami adalah pria dan barang-barang yang dijualpun sebagian
besar adalah barang-barang hobi dan UMKM, oleh karenanya posisi ini yang coba
kami pertahankan dan kembangkan,” terangnya.
Dari sisi komunikasi dan marketing Fai menjelaskan bahwa
untuk dapat menggandeng Mitra Bukalapak, Tim Bukalapak terjun langsung ke
lapangan untuk dapat menjelaskan bagaimana cara penggunaan aplikasinya, “Bahkan
pada awal-awal didirikan founder-founder kami ikut turun ke lapangan untuk
dapat menjelaskan bagaimana cara untuk menggunakan Aplikasi tersebut,”
tambahnya. Ia menjelaskan bahwa dengan terjun ke lapangan selain sebagai ajang
promosi hal ini pun dapat menjadi langkah Bukalapak untuk melakukan continuous
improvement melalui penjaringan masukan-masukan perbaikan yang disampaikan oleh
para mitra.
Hal lain yang disampaikan oleh Fai adalah terkait dengan
pengelolaan keluhan pelanggan. “Bukalapak menyadari bahwa perjalanan ini tidak
selalu berjalan manis, dalam perusahaan berbasis online dan digital kendala
teknis terkait teknologi itu akan terus menerus terjadi sehingga kami akan
terus berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem kami agar tidak
terjadi banyak keluhan dari pelanggan. Bahkan dari sisi kemanan transaksi pun
kami memfokuskan hampir seluruh pekerja ekspatriat kami di cyber security
guna menjaga transaksi agar tetap aman,” terangnya.
Pada sesi akhir disukusi Fai membuka peluang dalam
penjajakan Layanan Lelang DJKN untuk dapat bekerjasama dengan Bukalapak.
Mengingat Lelang DJKN memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Bukalapak
sebagai marketplace dan mempunyai keunikan tersendiri di sisi penawaran harga
atau bidding yang dilakukan yang saat ini belum ada dan tersedia di Bukalapak.
Sebelumnya, dalam sambutan pembuka Direktur Hukum dan
Hubungan Masyarakat, Tri Wahyuningsih Retno Mulyani menyampaikan harapannya
agar knowledge sharing yang dilakukan menjadi bahasan yang menarik dan mampu
memberikan inspirasi bagi DJKN untuk dapat mewujudkan inovasi yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada stakeholder DJKN.
(teks: day/foto: Humas DJKN)