Jakarta – Untuk menambah wawasan terkait
transformasi dan inovasi bisnis serta layanan pada era disrupsi, Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyelenggarakan Knowledge Sharing secara
daring bertajuk “Transformasi dan Inovasi Layanan PT. Blue Bird, Tbk” dengan
mendatangkan Komisaris Utama PT. Bluebird, Tbk Noni Purnomo pada Senin (30/8)
sebagai rangkaian acara dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DJKN Tahun
2021.
Dalam sharing-nya, Noni yang merupakan cucu pendiri
Bluebird Mutiara Djokosoetono sehingga lekat dengan julukan generasi ke-3
“Keluarga Pemilik Bluebird”, mengisahkan bagaimana Bluebird dapat bertahan pada
era disrupsi di sektor transportasi berbasis layanan taksi dengan melakukan
berbagai transformasi dan inovasi proses bisnis dan layanan yang diberikan
kepada masyarakat. Situasi Pandemi Covid-19 pun turut “memukul” bisnis Bluebird
yang sangat lekat dengan mobilitas masyarakat, sehingga hal ini mendorong agar
transformasi dan inovasi yang dilakukan harus dapat diakselerasi dan dilakukan
secara berkesinambungan.
“Meskipun era disrupsi dan pandemi ini menuntut Bluebird
untuk terus menerus melakukan perubahan, tapi Bluebird terus berpegang teguh
pada nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendiri kami yaitu kejujuran,
disiplin, kerja keras, serta kekeluargaan,” ungkap Noni.
Dengan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai yang
ditanamkan oleh para pendirinya, dirinya menegaskan sejarah mencatat Bluebird
senantiasa menjadi pelopor untuk layanan transportasi berbasis taksi, mulai
dari pengenalan taxi meter, penggunaan komunikasi melalui radio, penyediaan
layanan call center terkomputerisasi, penyediaan layanan taksi eksekutif,
penggunaan mobile app, penyediaan layanan taksi untuk kaum difabel, penerapan
cashless system, sampai dengan yang terbaru adalah penggunaan IoT serta
penggunaan taksi elektrik yang ramah lingkungan.
Era disrupsi layanan taksi ditandai dengan hadirnya taksi
online yang menawarkan tarif yang lebih murah untuk masyarakat dan menjadi
kompetitor yang besar, sehingga hal ini banyak membuat armada-armada taksi
“gulung tikar”. Menyikapi hal ini, lanjutnya, Bluebird menciptakan sudut
pandang yang berbeda. “Kehadiran penyedia layanan taksi online awalnya memang
kami anggap sebagai kompetitor, namun kami menyadari bahwa pada hakikatnya kami
memiliki lini bisnis yang berbeda. Kami adalah penyedia layanan taksi sedangkan
mereka (layanan taksi online-red) mempunyai lini bisnis berupa layanan data,
oleh karenanya saat ini kami justru berkolaborasi dan bekerjasama dengan mereka
untuk semakin meningkatkan kualitas layanan transportasi berbasis taksi kepada
masyarakat,” terangnya.
Era disrupsi dan pandemi ini menjadi katalis bagi Bluebird
untuk dapat bertransformasi menjadi perusahaan yang melayani mobilitas baik
orang maupun barang (mobility as a service), dengan berfokus pada penguatan
empat aspek, mulai dari people (SDM-red), proses bisnis, penggunaan teknologi
digital, serta partnership (kerjasama).
Di sisi teknologi, Bluebird mengalokasikan sumber daya yang
cukup besar untuk dapat menyediakan infrastruktur dan juga artificial
intelligence. “Bahkan tim-tim IT kami ini seratus persen merupakan warga negara
Indonesia yang menjadi wujud nasionalisme kami sekaligus menandakan kami dapat
turut berkontribusi kepada negara,” terangnya. Lebih lanjut, Noni menerangkan
bahwa dengan penggunaan teknologi ini Bluebird mampu memantau pergerakan revenue
cukup dari layar perangkat kita.
Noni menegaskan teknologi memang penting namun ada aspek
yang lebih penting lagi sehingga menjadi jantung dan nyawa bagi Bluebird aspek
tersebut adalah people. “Saya selalu ingat pesan dari Nenek saya yaitu only
happy people can make another people happy, sehingga people ini
menjadi pusat bagi kami untuk terus menerus bertransformasi. Kami selalu dorong
pengemudi dan karyawan kami untuk terus memegang teguh nilai-nilai dasar dari
para pendiri kami sehingga hal ini mampu menjadi bekal untuk dapat memberikan
layanan yang memuaskan bagi customer,” pungkasnya.
Sebelumnya Sekretaris DJKN Dedi Syarif Usman dalam sambutan
pembukanya menyampaikan harapan agar para peserta knowledge sharing dapat
menyimak dan berdiskusi dengan baik dengan narasumber sehingga mendapatkan
insight agar DJKN dapat menciptakan inovasi-inovasi baru serta adaptif dengan
memanfaatkan teknologi yang terus menerus berkembang. (teks: day/foto: Humas
DJKN)