Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Generasi Ke-3 "Keluarga Bluebird" Bagikan Cerita Transformasi dan Inovasi Bisnis di Era Disrupsi
Nurul Hidayat
Selasa, 31 Agustus 2021 pukul 08:11:31   |   1158 kali

Jakarta – Untuk menambah wawasan terkait transformasi dan inovasi bisnis serta layanan pada era disrupsi, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyelenggarakan Knowledge Sharing secara daring bertajuk “Transformasi dan Inovasi Layanan PT. Blue Bird, Tbk” dengan mendatangkan Komisaris Utama PT. Bluebird, Tbk Noni Purnomo pada Senin (30/8) sebagai rangkaian acara dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DJKN Tahun 2021.


Dalam sharing-nya, Noni yang merupakan cucu pendiri Bluebird Mutiara Djokosoetono sehingga lekat dengan julukan generasi ke-3 “Keluarga Pemilik Bluebird”, mengisahkan bagaimana Bluebird dapat bertahan pada era disrupsi di sektor transportasi berbasis layanan taksi dengan melakukan berbagai transformasi dan inovasi proses bisnis dan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Situasi Pandemi Covid-19 pun turut “memukul” bisnis Bluebird yang sangat lekat dengan mobilitas masyarakat, sehingga hal ini mendorong agar transformasi dan inovasi yang dilakukan harus dapat diakselerasi dan dilakukan secara berkesinambungan.

“Meskipun era disrupsi dan pandemi ini menuntut Bluebird untuk terus menerus melakukan perubahan, tapi Bluebird terus berpegang teguh pada nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendiri kami yaitu kejujuran, disiplin, kerja keras, serta kekeluargaan,” ungkap Noni.


Dengan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendirinya, dirinya menegaskan sejarah mencatat Bluebird senantiasa menjadi pelopor untuk layanan transportasi berbasis taksi, mulai dari pengenalan taxi meter, penggunaan komunikasi melalui radio, penyediaan layanan call center terkomputerisasi, penyediaan layanan taksi eksekutif, penggunaan mobile app, penyediaan layanan taksi untuk kaum difabel, penerapan cashless system, sampai dengan yang terbaru adalah penggunaan IoT serta penggunaan taksi elektrik yang ramah lingkungan.


Era disrupsi layanan taksi ditandai dengan hadirnya taksi online yang menawarkan tarif yang lebih murah untuk masyarakat dan menjadi kompetitor yang besar, sehingga hal ini banyak membuat armada-armada taksi “gulung tikar”. Menyikapi hal ini, lanjutnya, Bluebird menciptakan sudut pandang yang berbeda. “Kehadiran penyedia layanan taksi online awalnya memang kami anggap sebagai kompetitor, namun kami menyadari bahwa pada hakikatnya kami memiliki lini bisnis yang berbeda. Kami adalah penyedia layanan taksi sedangkan mereka (layanan taksi online-red) mempunyai lini bisnis berupa layanan data, oleh karenanya saat ini kami justru berkolaborasi dan bekerjasama dengan mereka untuk semakin meningkatkan kualitas layanan transportasi berbasis taksi kepada masyarakat,” terangnya.

 

Era disrupsi dan pandemi ini menjadi katalis bagi Bluebird untuk dapat bertransformasi menjadi perusahaan yang melayani mobilitas baik orang maupun barang (mobility as a service), dengan berfokus pada penguatan empat aspek, mulai dari people (SDM-red), proses bisnis, penggunaan teknologi digital, serta partnership (kerjasama).


Di sisi teknologi, Bluebird mengalokasikan sumber daya yang cukup besar untuk dapat menyediakan infrastruktur dan juga artificial intelligence. “Bahkan tim-tim IT kami ini seratus persen merupakan warga negara Indonesia yang menjadi wujud nasionalisme kami sekaligus menandakan kami dapat turut berkontribusi kepada negara,” terangnya. Lebih lanjut, Noni menerangkan bahwa dengan penggunaan teknologi ini Bluebird mampu memantau pergerakan revenue cukup dari layar perangkat kita.


Noni menegaskan teknologi memang penting namun ada aspek yang lebih penting lagi sehingga menjadi jantung dan nyawa bagi Bluebird aspek tersebut adalah people. “Saya selalu ingat pesan dari Nenek saya yaitu only happy people can make another people happy, sehingga people ini menjadi pusat bagi kami untuk terus menerus bertransformasi. Kami selalu dorong pengemudi dan karyawan kami untuk terus memegang teguh nilai-nilai dasar dari para pendiri kami sehingga hal ini mampu menjadi bekal untuk dapat memberikan layanan yang memuaskan bagi customer,” pungkasnya.


Sebelumnya Sekretaris DJKN Dedi Syarif Usman dalam sambutan pembukanya menyampaikan harapan agar para peserta knowledge sharing dapat menyimak dan berdiskusi dengan baik dengan narasumber sehingga mendapatkan insight agar DJKN dapat menciptakan inovasi-inovasi baru serta adaptif dengan memanfaatkan teknologi yang terus menerus berkembang. (teks: day/foto: Humas DJKN)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini