Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Perluas Pemasaran Lelang, Kanwil DJKN Aceh Gelar Webinar tentang Kopi Gayo, Kopi Organik Terbaik di Dunia
Anton Wibisono
Jum'at, 30 Juli 2021 pukul 08:28:49   |   430 kali

Banda Aceh - Sebagai salah satu upaya untuk membantu pemasaran kopi gayo di pasar domestik dan memasyarakatkan lelang, Kanwil DJKN Aceh menyelenggarakan Webinar: Mengenal Kopi Gayo, Kopi Organik Terbaik Di Dunia yang diselenggarakan secara daring pada Kamis, (29/7) melalui media zoom meeting dan dihadiri hingga 516 partisipan yang berasal dari pegawai DJKN seluruh Indonesia, Kementerian Keuangan lingkup Propinsi Aceh, pemerintah daerah beberapa kabupaten di Aceh, Penyuluh Pertanian, Persatuan Balai Lelang Indonesia (Perbali), Perhimpunan Pejabat Lelang Negara (PPLN), serta pelaku usaha kopi gayo yang terdiri dari petani, pedagang, eksportir, dan koperasi.


Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Kanwil DJKN Aceh. Dalam pembukaan dan opening speech-nya, Kepala Kanwil DJKN Aceh Syukriah HG menyampaikan bahwa acara ini digelar sebagai wujud komitmen Kanwil DJKN Aceh untuk berkontribusi memajukan kopi gayo di lingkup nasional serta mewujudkan misi DJKN dalam mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mempu mengakomodasi kepentingan masyarakat. Syukriah menaruh harapan besar pada acara ini agar menjadi sarana bertukar pikiran dalam memajukan lelang DJKN dengan regulasi yang akomodatif dengan kebutuhan-kebutuhan di lapangan.


Direktur Lelang DJKN, Joko Prihanto dalam keynote speechnya mengatakan bahwa salah satu keunggulan lelang DJKN adalah Kantor Lelang atau KPKNL yang tersebar di seluruh Indonesia dan ketersediaan Pejabat Fungsional Pelelang. Joko yang pernah bertugas di Aceh juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa baru sekitar 13% pelaku usaha kecil yang melakukan penjualan melalui platform digital. “Saya ajak pelaku usaha kopi gayo untuk memanfaatkan portal lelang.go.id sebagai salah satu alternatif pemasaran,” ungkapnya.


Pemaparan materi terbagi dalam tiga sesi dan disampaikan oleh tiga narsumber. Narasumber pertama adalah Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI)  Wilayah Aceh, Armia Ahmad. Dalam materinya, dia menyampaikan sejarah, eksistensi, dan pemasaran kopi gayo selama ini. Ia menceritakan bahwa kopi gayo mulai dikenal sejak tahun 2006 yaitu sejak munculnya badan sertifikasi yang mewajibkan eksportir kopi untuk menyebutkan asal produknya, pada saat itu diketahui bahwa 60% kopi sumatera mandailing berasal dari Dataran Tinggi Gayo.


Narasumber kedua, Sekretaris Daerah Kabupaten Bener Meriah, Haili Yoga, mewakili unsur pemerintah daerah yang memiliki banyak kebun kopi gayo menceritakan bagaimana kopi gayo selama ini telah sangat mendukung perekonomian di Kabupaten Bener Meriah. Ia juga beberkan rahasia yang ada pada kopi gayo ini. “Kopi gayo ini memiliki kelemahan. Kelemahannya itu adalah ketika seseorang sudah pernah meminum kopi gayo sekali saja, maka kopi lain rasanya jadi tidak enak,” selorohnya.


Yoga juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif DJKN yang telah menyelenggarakan webinar ini serta berharap agar inisiatif ini tidak berhenti pada acara seremonial saja namun ditindaklanjuti dengan penjualan kopi gayo melalui lelang DJKN.


Narasumber ketiga adalah Kasubdit Bina Lelang III, Direktorat Lelang DJKN  Diki Zenal Abidin yang menjelaskan mengenai lelang DJKN. Diki yang sering dijuluki ‘profesor lelang’ menjelaskan mengenai lelang yang diselenggarakan oleh DJKN dan menyampaikan bahwa lelang DJKN juga mengakomodir lelang sukarela Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Disampaikan pula bahwa ditahun 2021 ini, DJKN menyelenggarakan Kompetisi dan Inovasi (Kedai) Lelang UMKM yang khusus menjual produk UMKM dari seluruh Indonesia.


Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi ice breaking dengan memberikan kesempatan kepada peserta webinar untuk berpantun dengan kata-kata yang mengandung kopi gayo ataupun lelang DJKN. Karena keterbatasan waktu, maka dipilih hanya 10 orang peserta yang dapat menyampaikan pantunnya, mulai dari Kakanwil DJKN, perwakilan balai lelang, petani kopi, hingga penyuluh pertanian.


Diskusi dan tanya jawab dipandu oleh Plt. Kepala Bidang Lelang Kanwil DJKN Aceh, Wellmi sebagai moderator. Dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung hangat dan semarak ini, beberapa peserta mengajukan pertanyaan yang langsung direspon oleh masing-masing narasumber.


Tercatat empat orang menanyakan langsung melalui raise hand, termasuk Kepala Kanwil DJBC Aceh sekaligus Kepala Perwakilan Kemenkeu Aceh yang menyampaikan tanggapan dan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Selain itu tercatat 35 pertanyaan disampaikan melalui tautan yang telah disiapkan oleh panitia acara. Oleh karena adanya keterbatasan waktu, maka dipilih hanya beberapa pertanyaan yang dibahas oleh para narasumber.


Acara diakhiri dengan penyampaian closing statement dari para narasumber dan kesimpulan dari moderator. Pada penghujung acara, Izzi An-Nabila selaku MC mengumumkan lima partisipan yang beruntung memperoleh souvenir sebagai kenang-kenangan dari Kanwil DJKN Aceh. Dua souvenir untuk peserta yang menyampaikan pantun terbaik dan tiga souvenir untuk peserta yang menyampaikan pertanyaan terbaik. (narasi/foto: rachmadi-anton/ruhul)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini