Banda Aceh - Sebagai salah satu upaya untuk membantu
pemasaran kopi gayo di pasar domestik dan memasyarakatkan lelang, Kanwil DJKN
Aceh menyelenggarakan Webinar: Mengenal Kopi Gayo, Kopi Organik Terbaik Di
Dunia yang diselenggarakan secara daring pada Kamis, (29/7) melalui media zoom
meeting dan dihadiri hingga 516 partisipan yang berasal dari pegawai DJKN
seluruh Indonesia, Kementerian Keuangan lingkup Propinsi Aceh, pemerintah
daerah beberapa kabupaten di Aceh, Penyuluh Pertanian, Persatuan Balai Lelang
Indonesia (Perbali), Perhimpunan Pejabat Lelang Negara (PPLN), serta pelaku
usaha kopi gayo yang terdiri dari petani, pedagang, eksportir, dan koperasi.
Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Kanwil DJKN Aceh. Dalam pembukaan dan opening speech-nya, Kepala Kanwil DJKN Aceh Syukriah HG menyampaikan bahwa acara ini digelar sebagai wujud komitmen Kanwil DJKN Aceh untuk berkontribusi memajukan kopi gayo di lingkup nasional serta mewujudkan misi DJKN dalam mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mempu mengakomodasi kepentingan masyarakat. Syukriah menaruh harapan besar pada acara ini agar menjadi sarana bertukar pikiran dalam memajukan lelang DJKN dengan regulasi yang akomodatif dengan kebutuhan-kebutuhan di lapangan.
Direktur Lelang DJKN, Joko Prihanto dalam keynote speechnya
mengatakan bahwa salah satu keunggulan lelang DJKN adalah Kantor Lelang atau
KPKNL yang tersebar di seluruh Indonesia dan ketersediaan Pejabat Fungsional
Pelelang. Joko yang pernah bertugas di Aceh juga menyampaikan bahwa berdasarkan
data yang ada, diketahui bahwa baru sekitar 13% pelaku usaha kecil yang
melakukan penjualan melalui platform digital. “Saya ajak pelaku usaha kopi gayo
untuk memanfaatkan portal lelang.go.id sebagai salah satu alternatif pemasaran,”
ungkapnya.
Pemaparan materi terbagi dalam tiga sesi dan disampaikan
oleh tiga narsumber. Narasumber pertama adalah Ketua Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesia (AEKI) Wilayah Aceh, Armia
Ahmad. Dalam materinya, dia menyampaikan sejarah, eksistensi, dan pemasaran
kopi gayo selama ini. Ia menceritakan bahwa kopi gayo mulai dikenal sejak tahun
2006 yaitu sejak munculnya badan sertifikasi yang mewajibkan eksportir kopi
untuk menyebutkan asal produknya, pada saat itu diketahui bahwa 60% kopi
sumatera mandailing berasal dari Dataran Tinggi Gayo.
Narasumber kedua, Sekretaris Daerah Kabupaten Bener Meriah,
Haili Yoga, mewakili unsur pemerintah daerah yang memiliki banyak kebun kopi
gayo menceritakan bagaimana kopi gayo selama ini telah sangat mendukung
perekonomian di Kabupaten Bener Meriah. Ia juga beberkan rahasia yang ada pada
kopi gayo ini. “Kopi gayo ini memiliki kelemahan. Kelemahannya itu adalah
ketika seseorang sudah pernah meminum kopi gayo sekali saja, maka kopi lain
rasanya jadi tidak enak,” selorohnya.
Yoga juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif DJKN yang
telah menyelenggarakan webinar ini serta berharap agar inisiatif ini tidak
berhenti pada acara seremonial saja namun ditindaklanjuti dengan penjualan kopi
gayo melalui lelang DJKN.
Narasumber ketiga adalah Kasubdit Bina Lelang III,
Direktorat Lelang DJKN Diki Zenal Abidin
yang menjelaskan mengenai lelang DJKN. Diki yang sering dijuluki ‘profesor
lelang’ menjelaskan mengenai lelang yang diselenggarakan oleh DJKN dan
menyampaikan bahwa lelang DJKN juga mengakomodir lelang sukarela Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM). Disampaikan pula bahwa ditahun 2021 ini, DJKN
menyelenggarakan Kompetisi dan Inovasi (Kedai) Lelang UMKM yang khusus menjual
produk UMKM dari seluruh Indonesia.
Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi ice
breaking dengan memberikan kesempatan kepada peserta webinar untuk berpantun
dengan kata-kata yang mengandung kopi gayo ataupun lelang DJKN. Karena
keterbatasan waktu, maka dipilih hanya 10 orang peserta yang dapat menyampaikan
pantunnya, mulai dari Kakanwil DJKN, perwakilan balai lelang, petani kopi,
hingga penyuluh pertanian.
Diskusi dan tanya jawab dipandu oleh Plt. Kepala Bidang
Lelang Kanwil DJKN Aceh, Wellmi sebagai moderator. Dalam sesi diskusi dan tanya
jawab yang berlangsung hangat dan semarak ini, beberapa peserta mengajukan
pertanyaan yang langsung direspon oleh masing-masing narasumber.
Tercatat empat orang menanyakan langsung melalui raise
hand, termasuk Kepala Kanwil DJBC Aceh sekaligus Kepala Perwakilan Kemenkeu
Aceh yang menyampaikan tanggapan dan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
Selain itu tercatat 35 pertanyaan disampaikan melalui tautan yang telah
disiapkan oleh panitia acara. Oleh karena adanya keterbatasan waktu, maka
dipilih hanya beberapa pertanyaan yang dibahas oleh para narasumber.
Acara diakhiri dengan penyampaian closing statement dari
para narasumber dan kesimpulan dari moderator. Pada penghujung acara, Izzi
An-Nabila selaku MC mengumumkan lima partisipan yang beruntung memperoleh
souvenir sebagai kenang-kenangan dari Kanwil DJKN Aceh. Dua souvenir untuk
peserta yang menyampaikan pantun terbaik dan tiga souvenir untuk peserta yang
menyampaikan pertanyaan terbaik. (narasi/foto: rachmadi-anton/ruhul)