Jakarta - Kondisi
ekonomi global saat ini mulai mengalami perbaikan setelah mengalami tekanan
hebat akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut ditandai dengan membaiknya
Purchasing Managers' Index (PMI) dan harga komoditas yang dapat menyokong
ekonomi domestik pada semester II tahun 2020. Pernyataan tersebut disampaikan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada konferensi pers APBN KiTa
(Kinerja dan Fakta) pada Senin, (20/07) secara virtual melalui kanal youtube
Kemenkeu.
Dalam paparannya Menkeu
mengatakan bahwa aktivitas ekonomi global terus menunjukkan perbaikan, meski
masih di level kontraksi. Pada bulan Juni, PMI global sudah mencapai level
47,8, membaik dari bulan sebelumnya 42,4, meski ekspansi belum di level 50.
“Dilihat dari shape sudah terjadi turn around mulai
Mei dan akselerasi Juni. Bahkan beberapa negara sudah berada di 50 berarti
menunjukkan adanya pemulihan yakni Amerika Serikat, Tiongkok, Malaysia. Tetapi
PMI Indonesia masih di bawah 50, tapi dilihat bentuknya sudah terjadi turn
around," ujar Sri Mulyani.
Menkeu menambahkan,
perbaikan ekonomi ini tidak terlepas dari pemberlakuan pelonggaran Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di banyak kota besar, termasuk Jakarta. Tren perbaikan
serupa juga dirasakan oleh negara lain yang mulai melakukan relaksasi, salah
satunya adalah China. “Ini menggambarkan bahwa kegiatan ekonomi sudah mulai
menunjukkan adanya aktivitas yang cukup positif,” jelasnya.
Seiring dengan ekonomi yang
semakin menggeliat, harga komoditas juga mulai menunjukan adanya
perbaikan. Menkeu memaparkan adanya pemangkasan produksi
membuat harga minyak saat ini mulai stabil berada di kisaran US$40 per barel.
Untuk komoditas lainnya seperti batubara, CPO, LNG juga mulai menunjukan adanya
perbaikan. “Kondisi di sektor keuangan juga menunjukan adanya stabilitas
pemulihan semenjak terjadinya kepanikan pada bulan Maret, April, Mei lalu,”
ujarnya.
Lebih lanjut, Menkeu pun menyoroti daya Konsumsi masyarakat yang pada bulan Maret-April mengalami pelemahan, namun pada bulan Mei mengalami button up dan mulai meningkat, turn arround. “Jadi dalam hal ini terjadi pembalikan di sisi konsumen, kita berharap tren ini dapat terjaga terus dan hal ini lah yang akan menjadi salah satu momentum bagi kita untuk menjaga keyakinan (perbaikan ekonomi-red) dapat terus terealisasi,” pungkasnya. (mn)