Jakarta – Pemerintah meluncurkan penjaminan kredit modal kerja untuk
usaha mikro, kecil dan menengan (UMKM) dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional
di Gedung Jamkrindo, Jakarta pada Selasa (7/7). Peluncuran penjaminan kredit
modal kerja ini ditandai dengan penandatanganan kerjasama penjaminan kredit
modal kerja antara PT Jaminan Kredit Indonesia (PT Jamkrindo) dan PT Asuransi
Kredit Indonesia (PT Askrindo) dengan PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk., PT Bank Tabungan
Negara (BTN) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (BRI Agro) Tbk., PT Bank
BJB Tbk., PT Bank Jatim Tbk., PT Bank Centra Asia (BCA) Tbk., PT Bank Permata
Tbk., PT Bank Jateng Tbk., Nobu Bank dan Maybank. Sedangkan simbolisasi
pemberian kredit modal kerja dari bank kepada UMKM dengan jaminan dari PT
Jamkrindo dan PT Askrindo diwakili oleh PT Cahaya Gasdom, Dewi Katmujiwati, PT
Subaresta Teknik Indoensia, Gading Toys, dan Aminah.
Menurut Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati, jaminan kredit modal kerja ini dilakukan Pemerintah
untuk mendukung dunia usaha terutama UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Menkeu
menyebutkan bahwa Pemerintah menganggarkan sebesar Rp123,46 triliun untuk
mendukung sektor UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. “Yang hari ini
adalah untuk penjaminan kredit modal kerja. Pemerintah memberikan 5 triliun,
sehingga bahkan UMKM yang meminjam sampai 10 miliar, dia premi untuk penjaminan
kredit macetnya dibayar oleh Pemerintah, dijamin oleh Jamkrindo dan Askrindo,”
ujarnya.
PT Jamkrindo dan PT
Askrindo sendiri, ujar Menkeu, diberi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp6
triliun, sehingga keduanya memiliki kemampuan modal untuk meng-cover risiko
penjaminannya terhadap UMKM (debitur). “Artinya, UMKM kita harap bisa bangkit
kembali, diberikan restructuring, untuk pinjamannya tidak membayar
6 bulan dari sisi pokoknya, bunganya disubsidi Pemerintah. Semakin kecil
pinjamannya, subsidi bunganya semakin penuh, semakin agak tinggi sampai
menjelang 10 Miliar, subsidi bunganya lebih kecil yaitu 2-3%,” ungkapnya. Dengan
pemulihan ini, Menkeu berharap seluruh UMKM yang berjumlah 60 juta dapat segera
melakukan langkah-langkah tindakan produktif.
Selain UMKM yang berada
di perbankan, Pemerintah juga mendukung UMKM yang berada di bawah lembaga
pembiayaan. “Semuanya diberikan juga dukungan dalam bentuk restructuring dan
subsidi. Kita juga memberikan UMKM yang ada di pegadaian, yang ada di PMN
Mekar, atau yang ada di ultra mikro koperasi, dan bahkan di dalam Bank Wakaf
pun kita cover semuanya,” jelas Menkeu. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah
telah memberikan seluruh alokasi resources, mendukung dengan policy,
memberikan jaminan, memberikan sumber dana yang murah agar ekonomi bergerak.
Menkeu berharap pada
kuartal ketiga, ekonomi Indonesia bisa bangkit sehingga Negara tidak lagi dalam
zona kontraksi. Dengan dimulainya penjaminan kredit modal kerja hari ini, ada
kepercayaan dimana sektor UMKM hingga korporasi dan sektor perbankan semuanya
bisa bergerak. Di sisi lain, Pemerintah juga mempercepat belanja-belanja yang
ada di dalam APBN sehingga hal itu juga bisa menambah kebangkitan ekonomi
Indonesia agar dapat meningkat di kuarta ketiga dan keempat.
“Kami di kementerian Keuangan siap bekerjasama dengan semua institusi, dalam hal ini apakah perbankan, OJK, dan juga dengan seluruh dunia usaha. Sekarang mungkin fokusnya di UMKM, tapi kami akan terus mendukung agar seluruh sektor usaha bisa segera bangkit dan kembali menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya. (es)