Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan akibat corona virus disease (Covid-19) ini ekonomi Indonesia
mengalami tekanan yang luar biasa. Oleh karena itu, Pemerintah terus
berupaya merespon dan menghadapi kondisi Covid-19 ini dengan berbagai
pencegahan dalam bentuk kebijakan dan stimulus. Berbagai langkah pencegahan
akibat pandemi ini akan secara langsung berimbas kepada bidang ekonomi. Hal tersebut disampaikan Menkeu dalam
konferensi pers virtual “Kondisi Ekonomi Terkini Indonesia dan Proyeksi Akhir
2020” di Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (30/6).
Menkeu mengatakan wabah Covid-19 dalam beberapa bulan ini
sangat berpengaruh besar terhadap kondisi perekonomian negara-negara di dunia.
Langkah pemerintah yang tidak hanya harus melindungi warganya dari penyakit,
namun perekonomian masyarakat secara bersamaan, merupakan tantangan kondisi
perekonomian Republik Indonesia. “Inilah yang
menjadi tantangan bagi kita semua, bahwa Indonesia nanti akan terpengaruh
karena kita melakukan berbagai langkah-langkah pencegahan Covid-19,”
ujarnya.
Menkeu menyebutkan bahwa dampak dari krisis
ekonomi akibat pandemi kali ini benar-benar berimbas pada seluruh lapisan
masyarakat. Mulai dari pengusaha, sektor
UMKM, hingga rumah tangga terpukul karena Covid-19
ini. “Covid ini mensyaratkan orang tidak boleh atau membatasi interaksi,
sehingga berbagai kegiatan-kegiatan yang sifatnya dulu adalah aktivitas
ekonomi, sangat terpukul karena orang
tidak lagi dapat melakukan interaksi secara fisik,” ujar Menkeu.
Lebih
lanjut, Menkeu memaparkan paling sedikitnya terdapat beberapa gambaran kondisi
perekonomian masyarakat akibat wabah ini. Pertama, konsumsi masyarakat akan turun
sehingga mempengaruhi ekonomi hampir 60%. Kedua, ketidakpastian karena wabah
berakibat kepada melemahnya investasi sehingga menurunkan aktivitas kegiatan
ekonomi. “Ketiga, seluruh dunia juga mengalami perlemahan, sehingga Ekspor kita
juga mengalami pukulan menyebabkan harga komoditas turun, harga minyak turun,
batubara turun, CPO turun. Itu semuanya mempengaruhi basis ekonomi Indonesia
yang berorientasi ekspor,” jelasnya.
Sektor
kesehatan menjadi fokus utama pemerintah dalam mengantisipasi dampak dari Covid-19
ini. Menkeu menambahkan anggaran kesehatan yang mencapai 87,5 triliun ini
sebagian adalah belanja tambahan yang berhubungan dengan Covid-19 langsung seperti untuk
penanganan gugus tugas, pembelian APD pada tahap awal, peningkatan kualitas dan
kuantitas rumah sakit. “Jadi pertama kita melihat dari sisi kesehatan,
pemerintah meningkatkan belanja untuk mendukung langkah-langkah di bidang
kesehatan,” tuturnya.
Menkeu pun berpesan, jika masyarakat ingin tetap produktif melakukan kegiatan perekonomiannya, maka sudah seharusnya masyarakat dalam melakukan interaksi sosial harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. “Sebetulnya kata-kata produktif tapi aman terhadap covid itu adalah suatu deskripsi yang sangat tepat, karena kita tahu bahwa covid ini masih akan bersama dengan kita, seluruh negara juga mengalami penurunan mengalami penyesuaian yang luar biasa akibat Covid-19,” pungkasnya. (monic)