Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Stimulus dan Kebijakan Jadi Respon Pemerintah Hadapi Tekanan Ekonomi di Tengah Pandemi
Esti Retnowati
Rabu, 01 Juli 2020 pukul 19:10:39   |   1900 kali

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan akibat corona virus disease (Covid-19) ini ekonomi Indonesia mengalami tekanan yang luar biasa. Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya merespon dan menghadapi kondisi Covid-19 ini dengan berbagai pencegahan dalam bentuk kebijakan dan stimulus. Berbagai langkah pencegahan akibat pandemi ini akan secara langsung berimbas kepada bidang ekonomi.  Hal tersebut disampaikan Menkeu dalam konferensi pers virtual “Kondisi Ekonomi Terkini Indonesia dan Proyeksi Akhir 2020” di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (30/6).


Menkeu mengatakan wabah Covid-19 dalam beberapa bulan ini sangat berpengaruh besar terhadap kondisi perekonomian negara-negara di dunia. Langkah pemerintah yang tidak hanya harus melindungi warganya dari penyakit, namun perekonomian masyarakat secara bersamaan, merupakan tantangan kondisi perekonomian Republik Indonesia. “Inilah yang menjadi tantangan bagi kita semua, bahwa Indonesia nanti akan terpengaruh karena kita melakukan berbagai langkah-langkah pencegahan Covid-19,” ujarnya.


Menkeu menyebutkan bahwa dampak dari krisis ekonomi akibat pandemi kali ini benar-benar berimbas pada seluruh lapisan masyarakat.  Mulai dari pengusaha, sektor UMKM, hingga rumah tangga terpukul karena Covid-19 ini. “Covid ini mensyaratkan orang tidak boleh atau membatasi interaksi, sehingga berbagai kegiatan-kegiatan yang sifatnya dulu adalah aktivitas ekonomi,  sangat terpukul karena orang tidak lagi dapat melakukan interaksi secara fisik,” ujar Menkeu.


Lebih lanjut, Menkeu memaparkan paling sedikitnya terdapat beberapa gambaran kondisi perekonomian masyarakat akibat wabah ini. Pertama, konsumsi masyarakat akan turun sehingga mempengaruhi ekonomi hampir 60%. Kedua, ketidakpastian karena wabah berakibat kepada melemahnya investasi sehingga menurunkan aktivitas kegiatan ekonomi. “Ketiga, seluruh dunia juga mengalami perlemahan, sehingga Ekspor kita juga mengalami pukulan menyebabkan harga komoditas turun, harga minyak turun, batubara turun, CPO turun. Itu semuanya mempengaruhi basis ekonomi Indonesia yang berorientasi ekspor,” jelasnya.


Sektor kesehatan menjadi fokus utama pemerintah dalam mengantisipasi dampak dari Covid-19 ini. Menkeu menambahkan anggaran kesehatan yang mencapai 87,5 triliun ini sebagian adalah belanja tambahan yang berhubungan dengan Covid-19 langsung seperti untuk penanganan gugus tugas, pembelian APD pada tahap awal, peningkatan kualitas dan kuantitas rumah sakit. “Jadi pertama kita melihat dari sisi kesehatan, pemerintah meningkatkan belanja untuk mendukung langkah-langkah di bidang kesehatan,” tuturnya.


Menkeu pun berpesan, jika masyarakat ingin tetap produktif melakukan kegiatan perekonomiannya, maka sudah seharusnya masyarakat dalam melakukan interaksi sosial harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. “Sebetulnya kata-kata produktif tapi aman terhadap covid itu adalah suatu deskripsi yang sangat tepat, karena kita tahu bahwa covid ini masih akan bersama dengan kita, seluruh negara juga mengalami penurunan mengalami penyesuaian yang luar biasa akibat Covid-19,” pungkasnya. (monic)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini