Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Program PEN, ‘Senjata’ Pemerintah Pulihkan Ekonomi
Esti Retnowati
Jum'at, 19 Juni 2020 pukul 20:45:34   |   7055 kali

Jakarta - Tahun 2020 merupakan tahun yang dinamis bagi Indonesia, terutama dalam menghadapi pandemi corona virus disease (COVID-19). Melihat kondisi ini, pemerintah ditantang untuk bisa bergerak cepat dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat salah satunya adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan beberapa hal yang mendasari penyusunan program ini. “Pertama adalah kesehatan”, ujarnya saat menjadi narasumber pada acara Ngobrol Bareng yang diselenggarakan oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin dalam laman Instagram pribadinya bertajuk Menjaga Pemulihan Ekonomi: Kini dan Nanti  pada Kamis (18/06).


Fasilitas kesehatan, tuturnya, merupakan hal utama yang diperhatikan oleh Pemerintah. Pemerintah harus menyediakan anggaran yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19 seperti upgrade fasilitas Rumah Sakit, menyediakan APD, ventilator dan test kit. “Kalau anggarannya tidak cukup, kita harus tambah anggarannya. Itulah yang pertama disiapkan, tambah anggaran untuk kesehatan,” ujar Suahasil.


Filosofi ke-dua adalah perlindungan sosial kepada masyarakat yang rentan terdampak perekonomiannya akibat Covid-19. Pandemi Covid-19 memaksa setiap individu untuk melakukan sosial distancing, bahkan beberapa provinsi di Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat, utamanya pada kelompok masyarakat dengan pendapatan harian. Pemerintah hadir dengan seperangkat perlindungan sosial yang baru, seperti program keluarga harapan, kartu sembako, listrik gratis untuk pelanggan 450 watt dan subsidi listrik 50% pada pelanggan 900 watt.


Selain kedua hal itu, ia juga menyebutkan bahwa penerapan sosial distancing juga diprediksi akan berdampak pada penurunan geliat dunia usaha di Indonesia. Pemerintah memberi insentif kepada dunia usaha seperti mengurangi beban pajak, menurunkan pph import, serta subsidi bunga pinjaman kepada sektor UMKM.


Di akhir pemaparannya, Suahasil mengingatkan bahwa Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju di tahun 2045. Oleh karena itu, usaha pemerintah tidak hanya berjuang melewati Covid-19, namun juga membuat kehidupan menjadi lebih baik ditahun-tahun mendatang. Pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk Pemerintah menggunakan anggaran dengan lebih efisien, lebih tepat sasaran untuk menciptakan perbaikan ekonomi, menciptakan daya ungkit untuk lapangan pekerjaan dan infrastruktur. “Keluar dari covid bukan hanya selamat, tapi reform,” pungkasnya. (rika/es)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini