Jakarta - Tahun 2020 merupakan tahun yang dinamis bagi Indonesia, terutama dalam menghadapi pandemi corona virus disease (COVID-19). Melihat kondisi ini, pemerintah ditantang untuk bisa bergerak cepat dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat salah satunya adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan beberapa hal yang mendasari penyusunan program ini. “Pertama adalah kesehatan”, ujarnya saat menjadi narasumber pada acara Ngobrol Bareng yang diselenggarakan oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin dalam laman Instagram pribadinya bertajuk Menjaga Pemulihan Ekonomi: Kini dan Nanti pada Kamis (18/06).
Fasilitas
kesehatan, tuturnya, merupakan hal utama yang diperhatikan oleh Pemerintah. Pemerintah
harus menyediakan anggaran yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19 seperti upgrade
fasilitas Rumah Sakit, menyediakan APD, ventilator dan test kit. “Kalau
anggarannya tidak cukup, kita harus tambah anggarannya. Itulah yang pertama disiapkan,
tambah anggaran untuk kesehatan,” ujar Suahasil.
Filosofi
ke-dua adalah perlindungan sosial kepada masyarakat yang rentan terdampak
perekonomiannya akibat Covid-19. Pandemi Covid-19 memaksa setiap individu untuk melakukan
sosial distancing, bahkan beberapa provinsi di Indonesia menerapkan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan
masyarakat, utamanya pada kelompok masyarakat dengan pendapatan harian. Pemerintah
hadir dengan seperangkat perlindungan sosial yang baru, seperti program
keluarga harapan, kartu sembako, listrik gratis untuk pelanggan 450 watt dan subsidi
listrik 50% pada pelanggan 900 watt.
Selain
kedua hal itu, ia juga menyebutkan bahwa penerapan sosial distancing juga
diprediksi akan berdampak pada penurunan geliat dunia usaha di Indonesia. Pemerintah
memberi insentif kepada dunia usaha seperti mengurangi beban pajak, menurunkan
pph import, serta subsidi bunga pinjaman kepada sektor UMKM.
Di akhir pemaparannya, Suahasil mengingatkan bahwa Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju di tahun 2045. Oleh karena itu, usaha pemerintah tidak hanya berjuang melewati Covid-19, namun juga membuat kehidupan menjadi lebih baik ditahun-tahun mendatang. Pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk Pemerintah menggunakan anggaran dengan lebih efisien, lebih tepat sasaran untuk menciptakan perbaikan ekonomi, menciptakan daya ungkit untuk lapangan pekerjaan dan infrastruktur. “Keluar dari covid bukan hanya selamat, tapi reform,” pungkasnya. (rika/es)