Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Gandeng Direktur Keluarga Kita, DJKN Ajak Pegawai Lebih Produktif saat WFH
Faza Fakhriyan Wildan
Senin, 01 Juni 2020 pukul 11:51:00   |   407 kali

Jakarta- Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) yang saat ini terjadi menuntut pegawai di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) untuk melakukan work from home (WFH). Walau harus melakukan pekerjaan dari rumah, pegawai DJKN tentunya harus mampu melakukan pekerjaanya dengan produktif dan efisien. “Menurut survei yang dilakukan bagian kepegawaian, 61,4 % responden di lingkungan DJKN nyaman dengan diadakannya WFH, walaupun sebagian orang merasakan hal-hal yang mengganggu produktivitas kerja saat harus bekerja dari rumah,” ujar Sekretaris DJKN Dedi Syarif Usman saat menyampaikan sambutannya. Hal ini menjadi dasar Project Manajemen Office DJKN (PMO) menyelenggarakan webinar dengan tema “Manajemen Emosi Saat 24 Jam Bersama” yang menghadirkan Direktur Keluarga Kita Yulia Indriati pada Jumat, (29/05) melalui aplikasi Zoom Us

Menurut Dedi, webinar ini penting untuk membuka wawasan pegawai di lingkungan DJKN agar tetap efektif dan efisien pada saat bekerja dari rumah. “Untuk itu kita undang ahlinya, agar dapat memberikan semacam pencerahan buat kita semua, kira-kira seperti apa kita dalam melaksanakan WFH. Sehingga tujuan organiasai dapat tercapai dengan produktifvitas yang meningkat dan pekerjaan dilakukan dengan efektif”, pungkas Dedi.

Yulia Indriati yang menjadi narasumber pada webinar ini mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia sedang mengalami keadaan yang tidak biasa di tengah pandemi COVID-19, salah satunya adalah melakukan berbagai kegiatan dari rumah. Menurut Yulia, terdapat empat tantangan yang perlu disadari oleh pegawai agar tetap produktif saat bekerja dari rumah. “Yang pertama adalah perubahan rutinitas secara ekstrem, kedua adalah adaptasi teknologi dimana semua interaksi terjadi di ruang-ruang obrolan secara online. Kemudian kita (orangtua -red) harus mengingat bahwa orangtua adalah pendidik utama, yang terakhir adalah manajemen emosi dan energi”, jelasnya. 

Yulia menjelaskan bahwa manajemen emosi dan energi adalah hal paling penting agar dapat menghadapi tiga tantangan lainnya. Menurutnya, mengalami emosi merupakan hal yang sangat wajar dan tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. “Emosi dalam diri manusia tidak perlu dihilangkan, melainkan dikelola sehingga emosi tidak menciptakan dampak negatif pada keluarga saat berada di rumah, orangtua yang mewujudkan emosi negatif menjadi perilaku negatif, nantinya dapat ditiru oleh anak”, tuturnya. Selain memberikan dampak negatif, emosi yang tidak dikelola dapat memicu timbulnya lingkaran negatif dalam diri seseorang, sehingga dapat mengurangi tingkat produktivitas seseorang dalam bekerja. Menurutnya, dampak negatif yang ditimbulkan akibat emosi yang tidak dikelola menjadi urgensi pengelolaan emosi.

Lebih lanjut Yulia menyampaikan dua hal yang memicu emosi dalam diri seseorang. Adanya ekspektasi yang tidak terpenuhi merupakan salah satu faktor pemicu emosi. “Untuk menghindari hal ini, seseorang harus memiliki ekspektasi yang realistis, target apa yang realistis dapat dicapai hari ini, apa yang wajar dapat dikerjakan dalam jangka waktu tertentu,” tutur Yulia. Faktor kedua yang memicu timbulnya emosi yaitu adanya kebutuhan diri yang tidak terpenuhi, misalnya asupan, gerakan tubuh, dan kebutuhan istirahat. 

Pada sesi tanya jawab, Yulia memberikan tips bagi pegawai yang saat ini sedang melangsungkan WFH di tempat tugas yang jauh dari homebase. Menurut Yulia, melakukan rutinitas harian seperti sarapan, makan siang, dan makan malam bersama keluarga melalui video call dapat menjadi pilihan untuk melepas rindu. Selain itu, cara ini juga dapat mendekatkan pola interaksi keluarga yang berjauhan apabila dilakukan secara rutin. (tsy/fz-humas)



Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini