Surabaya – Tantangan
terbesar dalam pemasaran lelang adalah mengubah pola pikir pribadi terkait
konsumen dan kompetitor. Menunggu riset untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumen, serta menunggu untuk melihat apa yang dilakukan
kompetitor, hanya akan membuat kita jauh tertinggal. Hal ini disampaikan oleh Kepala
Program Studi Magister Manajemen Universitas Airlangga Gancar Chandra
Premananto yang menjadi salah satu narasumber web seminar (webinar) Pemasaran Lelang Hak Tanggungan di tengah
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Rabu (6/5).
“Kita harus
bisa mengubah diri kita sendiri sebelum diubah oleh pihak eksternal,” kata
Gancar.
Gancar juga
melihat bahwa situasi yang kini berkembang sebagai dampak Covid-19 bukan
benar-benar kondisi normal yang baru seperti dikatakan banyak pihak, tetapi
sebuah percepatan masa depan. “Saat ini telah dimulai, semua aktivitas hidup
diselesaikan sambil rebahan,” ujarnya merujuk fenomena ‘tetap di rumah’ yang
menyebabkan hampir semua kegiatan masyarakat beralih dilaksanakan secara
daring. Oleh karena itu, menurut Ganjar, kondisi pandemi yang menuntut
pelaksana lelang untuk berpikir inovatif dan keluar dari zona nyaman, di saat
yang sama juga merupakan persiapan untuk menghadapi masa depan. Apabila hal ini
dilakukan dengan baik, maka capaian kinerja lelang akan melesat tinggi.
“Dalam
kondisi Covid-19 ini kita persiapkan strategi pemasaran yang optimal sehingga
setelah ini berlalu, akan terjadi booming melejitnya kinerja lelang,” ucapnya.
Kepala Seksi
Bina Lelang IIa Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
Mohammad Akyas mengakui bahwa di masa pandemi ini, DJKN perlu memasyarakatkan
lelang melalui media sosial, memaksimalkan pemasaran lelang melalui
lelang.go.id, dan meningkatkan kolaborasi dengan perbankan. Akyas
menginformasikan bahwa dalam Direktorat Lelang telah mengeluarkan Peraturan
Dirjen Kekayaan Nomor 3 tahun 2020 yang mengatur tentang kebijakan lelang di
masa pandemi Covid-19. Berdasarkan peraturan tersebut, lelang DJKN wajib
dilaksanakan melalui internet dengan kehadiran penjual yang juga melalui sarana
media elektronik. Lelang konvensional dan e-konvensional yang sudah terjadwal
pun diubah menjadi lelang internet.
”Kemudian,
kami juga menyadari bahwa kondisi Covid ini bisa berdampak ke layanan perbankan
yang mungkin bisa menyulitkan pembeli dalam melakukan pelunasan lelang. Karena
itu, kami juga membuka kemungkinan dispensasi pembayaran bagi pembeli lelang
jika terjadi penutupan sementara layanan perbankan,” papar Mohammad.
Pimpinan Kantor
Wilayah PT. BRI (Persero) Surabaya Triswahju Herlina turut hadir sebagai
narasumber pada webinar ini. Ia memaparkan strategi pemasaran BRI Surabaya
dalam situasi pandemi yang kini juga lebih memanfaatkan situs info lelang BRI
dan e-Auction atau lelang internet KPKNL sebanyak satu kali seminggu. “Jadi
Covid-19 ini tidak hanya berdampak kepada kinerja nasabah, tapi juga berdampak
ke pelaksanaan lelang. Namun, tadi disampaikan oleh Pak Gancar, kita harus
mencari jalan-jalan lain. Hambatan harus kita lihat sebagai peluang agar
kinerja kita tetap optimal,” ucapnya.
Webinar yang
diselenggarakan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) DJKN Jawa Timur ini diikuti pula
oleh Direktur Lelang DJKN Joko Prihanto, seluruh Kepala Kanwil, Kepala KPKNL, dan
Kepala Seksi Lelang di lingkungan DJKN, serta pelelang dan praktisi
perbankan dari berbagai wilayah di Indonesia dengan total peserta hingga 499
orang. Webinar ini diadakan melalui fasilitas aplikasi Zoom dan ditayangkan
secara langsung pada kanal YouTube Kanwil DJKN Jawa Timur. (nf/humas djkn)