Jakarta
- Saat ini perekonomian global tengah menghadapi tantangan pandemi Corona
Virus Disease (COVID-19). Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia
(Menkeu RI) Sri Mulyani, hal ini adalah masalah yang sangat luas dan dalam
sehingga menjadi perhatian pemerintah dalam menentukan langkah penanggulangan
penyebaran pandemi. Tidak hanya menanggulangi COVID-19, namun juga diperlukan
berbagai upaya untuk memitigasi dampak negatifnya yang memiliki implikasi tidak
hanya bagi kesehatan, tapi juga kemanusiaan, sosial, dan ekonomi. Hal ini
disampaikan Menkeu saat Virtual Konferensi Pers Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) April 2020 pada Jumat, (17/04) melalui kanal youtube
Kementerian keuangan.
Beberapa
upaya yang dilakukan Menteri Keuangan dalam memitigasi dampak negatif pandemi
diantaranya pemberian stimulus lanjutan tambahan belanja dan pembiayaan untuk
penanganan dampak COVID-19 serta mencegah krisis ekonomi dan keuangan. Hal ini
mencakup intervensi untuk penanganan COVID-19 dan subsidi iuran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dukungan industri, dukungan untuk dunia
usaha, dan Social Safety Net.
Menurut
Menkeu, dari sisi kesehatan pihaknya akan terus melakukan monitoring eksekusi
dari bidang kesehatan yang membutuhkan dukungan anggaran. Namun, pihaknya
membutuhkan lebih banyak koordinasi antara gugus tugas Kementerian Kesehatan
dan seluruh Pemerintah Daerah. “Kami akan terus mendukung langkah-langkah yang
dilakukan agar penanganan mulai dari pengadaan rapid test, reagen
sampai kepada Alat Pengamanan Diri (APD), ventilator, berbagai hal untuk bisa
mendapat dukungan APBN secara proper,” tegas Menkeu.
Lebih
lanjut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa semua belanja akan dilaporkan pada
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. “Nanti belanja kesehatan yang disampaikan,
belanja bantuan sosial yang meningkat, termasuk kartu prakerja, dan lain-lain
akan kita alokasikan dan dilaporkan pada Laporan Keuangan,” tambahnya.
Penghematan
belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan refocusing anggaran internal untuk
penanganan COVID-19 juga dilakukan. Sri Mulyani mengatakan bahwa penghematan
belanja K/L tersebut akan disalurkan untuk belanja prioritas yang terkait
dengan penanganan COVID-19, yaitu belanja kesehatan, bantuan sosial, dan
dukungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Jadi nanti kita akan lihat
untuk belanja barang ini kita masih akan terus melakukan pengendalian yg cukup
ketat seiring dengan adanya prioritas untuk penanganan covid dan banyak sekali
yang disebut2 “from home” memberikan implikasi yang cukup besar untuk
belanja barang,” tegasnya.
Upaya lainnya yang dilakukan Menkeu adalah pemberian stimulus melalui belanja untuk memperkuat perekonomian domestik tahun 2020. Selain itu, ia juga akan berupaya membuat berbagai stimulus yang berfokus untuk menjaga daya beli masyarakat dan kemudahan ekspor-impor. (ts/es – Humas DJKN)