Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Adakan Talkshow #UangKitaTalk, Kemenkeu Ajak Pegawainya Lebih Peduli dengan Kesehatan Mental
Faza Fakhriyan Wildan
Senin, 13 April 2020 pukul 10:56:11   |   570 kali

Jakarta - Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang melanda dunia saat ini menjadi kecemasan tersendiri bagi masyarakat. Terlebih karena Indonesia menjadi salah satu negara dengan presentase kematian tertinggi didunia yang diakibatkan oleh virus corona. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui talk show #UangKitaTalk: Mindfulness in Times of Crisis mengajak seluruh insan Kemenkeu untuk lebih memperdulikan diri dan kesehatan mentalnya ditengah wabah yang sedang terjadi. “Selain menjaga kesehatan fisik, penting juga bagi kita untuk menjaga kesehatan mental dan mengelola stres demi menghindari risiko kejiwaan di tengah pandemi COVID-19,” ujar moderator Diah Rukmi Ambarwati saat membuka acara #UangKitaTalk pada Kamis (9/4) secara daring melalui kanal youtube Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Oktina Burlianti, Psikolog di Balai Kesehatan (Balkes) Kementerian Keuangan yang menjadi pembicara dalam acara tersebut terlebih dulu menjelaskan konsep dasar untuk dapat menjaga kesehatan mental dan mengelola stres dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Menurut Psikolog yang sering disapa Uli ini, hal utama yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan mengelola stres adalah dengan memahami keadaan diri sendiri terlebih dahulu. Setelah memahami kadaan diri, tindakan selanjutnya adalah menyelaraskan tiga unsur yang ada dalam diri yaitu tubuh, pikiran, dan jiwa. Dari situlah akan didapatkan pemahaman diri agar dapat menjaga kesehatan mental dan mengelola stres. “Dalam kondisi yang seperti ini, kita harus lebih banyak mengeksplorasi diri kita untuk menemukan the true self atau diri kita yg sebenarnya untuk mengetahui seberapa jauh kita memberi ruang untuk tubuh, pikiran dan hati. karena seharusnya pikiran, tubuh dan hati harusnya selaras,” tegas Uli.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bentuk gangguan mental yang sering terjadi pada saat terjadi wabah serta menjelaskan bagaimana cara mengelola kondisi tersebut. Menurutnya, gangguan mental yang sering terjadi adalah kecemasan karena banyak mendengar berita negatif tentang dampak yang terjadi akibat pandemi. “Cemas dan parno karena banyak berita tentang COVID? Apakah kecemasan ini bisa menjadi gangguan? Menjadi trauma? Bisa aja tergantung kita menyikapinya,” ujarnya. 

Menurut Uli, kecemasan merupakan bentuk dari emosi. Emosi merupakan reaksi atas suatu kejadian yang dapat dikendalikan. Untuk dapat mengendalikan emosi tersebut, seseorang harus dapat menerapkan suatu regulasi emosi, dalam hal ini diperlukan sikap mindfullnes atau sikap untuk menyadari dan menerima perasaan dan pikiran yang kita rasakan tanpa menghakimi. “Setelah mengakui (menyadari apa yang terjadi pada diri-red), izinkan cemas tadi reda kemudian kembali meregulasi lagi. Kunci mindfulness adalah kita mampu mengobservasi pikiran dan perasaan kita tanpa menilai hal itu baik atau buruk,” jelasnya.

Talk show yang juga mengajak para penonton untuk praktik langsung mengenai cara mengenal diri lebih dalam tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab. Menutup sesi tanya jawab, Uli mengajak para penonton agar lebih peduli dengan diri dan jangan pernah menganggap masalah yang terjadi itu terlalu mudah untuk diselesaikan sendiri. “Di balkes ada konsultasi psikologi via online. Jadi silahkan, semua masalah boleh dikonsultasikan. Jangan pernah berpikir masalah saya terlalu sepele untuk di konsultasikan ke psikolog. Ingat, perasaan anda itu penting,” pungkasnya. (fz-humas)

 

 

 

 

 


Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini