Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
DJKN-Bukalapak Bincang Transformasi Digital
Nurul Hidayat
Selasa, 12 November 2019 pukul 13:35:53   |   1252 kali

Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyelenggarakan talkshow tentang transformasi digital pada Senin (11/11) di aula kantor pusat DJKN, Jakarta. Talkshow yang bertema Youth Work in Digital Era ini menjadi agenda kedua dalam rangkaian Kegiatan Konferensi DJKN Muda pada Pekan Kekayaan Negara tahun 2019.  

Talkshow tersebut mengundang tiga narasumber dari tiga sektor bisnis yang berbeda, yaitu sektor pemerintahan, BUMN, dan swasta. Sektor pemerintahan diwakili oleh Chief Digital Transformation Officer Kementerian Keuangan Deny Agung Pribadi, sektor BUMN diwakili oleh Duta BUMN 2019 Ratih Miranda, dan sektor swasta diwakili oleh Chief Talent Officer Bukalapak.com Bagus Harimawan.

Transformasi di Kementerian Keuangan, menurut Deny, dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, yang menuntut Kementerian Keuangan berubah menjadi lebih baik. “Selain itu, tantangan dalam pengelolaan APBN dalam persepsi dan ekspektasi stakeholder semakin besar sehingga kita harus terus menerus melakukan reform,” lanjut Deny.

Deny menjelaskan bahwa saat ini transformasi di Kementerian Keuangan telah memasuki fase digital transformation. “Transformasi digital di Kementerian Keuangan diwujudkan melalui The Enterprise Architecture for Ministry of Finance atau Team Finance untuk mewujudkan Kementerian Keuangan yang lebih modern,” ujarnya.

Deny yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Keamanan Informasi dan Kelangsungan TIK Pusat Informasi dan Teknologi (Pusintek) menerangkan bahwa tantangan terbesar dalam transformasi digital adalah merubah stereotip dari para pegawai. “Saya contohkan aplikasi Nadine (aplikasi persuratan digital Kementerian Keuangan–red) yang saat ini tengah piloting dan masih terus menerus dalam proses pengembangan, saat ini orang (pegawai Kementerian Keuangan–red) masih berpikir itu hanya menambah beban pekerjaan. Namun, saya yakin ke depan aplikasi ini dapat diterima oleh seluruh pegawai di Kementerian Keuangan karena dapat membuat surat atau nota dinas dimanapun, bahkan dengan menggunakan media berupa gadget,” jelasnya.

Bercerita tentang sebuah organisasi, baik di ranah pemerintahan, BUMN maupun swasta tidak terlepas dari budaya kerja di dalamnya. Menurut Ratih, budaya kerja di BUMN saat ini banyak dipengaruhi oleh gebrakan anak-anak muda.

Ratih yang juga merupakan pegawai dari PT. Telkom Indonesia (Persero) menjelaskan bahwa Budaya kerja di BUMN merupakan jembatan antara budaya kerja birokrasi dan budaya kerja swasta. “BUMN merupakan kombinasi antara birokrasi karena bekerja sebagai agen pemerintah, namun tata kelola dan pengambilan keputusan harus cepat seperti swasta,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa transformasi digital pada dasarnya adalah mengubah sesuatu yang manual menjadi digital dan ringkas. Perubahan tersebut tentu saja akan membuat kecepatan (speed) dan kenyamanan (convenience) dalam bekerja. “Salah satu budaya kerja dari Telkom adalah work form everywhere, jadi pegawai dapat bekerja di kantor cabang manapun asalkan apa yang dikerjakannya itu jelas dan sesuai dengan key performance indicator (KPI) dan sudah ada sistem informasi berbasis digital yang mumpuni untuk mengakomodir hal tersebut,” jelasnya.

Saat ini, tambahnya, untuk membuat surat atau dokumen yang perlu persetujuan dari direktur sekalipun hanya membutuhkan waktu satu hari karena adanya sistem yang berbasis teknologi dan informasi yang dapat mendukung hal tersebut. “Jika Telkom tidak menerapkan hal tersebut, tentu saja Telkom akan kalah bersaing dengan perusahaan lain apalagi nature dari perusahaan telekomunikasi harus beradaptasi dengan cepat,” paparnya.

Namun ia menggaris bawahi bahwa transformasi atau perubahan tersebut harus berasal dari dua sisi, yaitu dari atas dan dari bawah. “Misal kita sebagai anak muda dari bawah memberikan ide-ide perubahan, hal ini menjadi tidak berarti apabila tidak didukung oleh para pengambil keputusan di level atas,” jelasnya.

Lain halnya dengan swasta, menurut Bagus Harimawan, transformasi yang dilakukan di sektor swasta haruslah berada pada kategori radikal. “Jika tadi Ratih menjelaskan bahwa untuk BUMN pengambilan keputusan diperlukan waktu satu hari, di Bukalapak keputusan itu harus ditetapkan dalam hitungan jam, mengingat para pesaing kita juga pasti harus membuat keputusan yang cepat atas perkembangan situasi yang terjadi,” jelas pria yang akrab disapa Hari tersebut.

Ia menekankan bahwa transformasi itu tidak mengenal usia, tua maupun muda dapat terlibat dalam proses transformasi, mengingat saat ini hampir segala hal mengalami perubahan. Hari menjelaskan dari pandangan tersebut Bukalapak mempunyai pemikiran bahwa everyone is a technology expert.

Hari yang sudah berpengalaman sebagai profesional di bidang sumber daya manusia selama lebih dari 20 tahun menuturkan bahwa perubahan yang dilakukan hendaknya tetap berpedoman pada tujuan atau value dari perusahaan atau organisasi. Sebagai unicorn yang 100% kepemilikannya adalah orang Indonesia, Bukalapak mempunyai tujuan/value yang tetap yaitu bagaimana caranya membantu masyarakat Indonesia, khusuanya micro, small and medium enterprise (MSME) dan memberikan MSME tersebut akses kepada perekonomian melalui teknologi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa di era digital atau era 4.0, 60% dari seluruh pekerjaan yang ada di dunia 30% aktivitasnya dikerjakan secara ototmatis dengan menggunakan artificial intelligent (AI) atau robot.

“Transformasi digital menuntut perubahan dari sisi teknologi dan infrastruktur, model bisnis, pekerjaan/role, serta critical skill&behavior. Dan transformasi digital itu tidak hanya mengubah teknologi atau sistem, tetapi juga mengubah orang sebagai fokus utama dari transformasi,” ujarnya.

Critical skill&behavior membuat orang harus bekerja dengan perubahan kecepatan yang eksponensial, harus bekerja dengan tujuan dan value yang benar sesuai dengan sudut pandang kemanusiaan, dan membentuk sebuah digital ecosystem yang saling terhubung satu sama lain. (Day/Eka/Monic/Tasya)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini