Bengkulu – Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan agar jangan pernah lelah
mencintai Republik Indonesia. Menurutnya, bukan rindu saja yang berat,
melainkan juga cinta. “Cinta memiliki elemen komitmen dan konsekuensi,” ujarnya
saat acara bincang santai bersama jajaran pegawai Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) yang bertugas di Provinsi Bengkulu, pada Jumat, (22/2) di aula
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPB) Provinsi
Bengkulu.
Dalam hidup, lanjutnya, terkadang seseorang mengalami rasa
kesal, tetapi bukan menjadi lelah dan berputus asa. Pegawai Kemenkeu harus
memiliki attitude baik, penuh optimisme, tekat kuat, niat bulat, semangat
setiap saat. “Saya tidak rela kalau Republik Indonesia disepelekan. Ini tumpah
darah kita, apalagi Bengkulu. Bumi Rafflesia tempat dimana Bung Karno makin
menggelorakan semangat kemerdekaan, tempat kelahiran ibu negara pertama,” ucap
Sri Mulyani dengan penuh semangat.
Ia mengharapkan jajaran pegawai Kemenkeu di Bengkulu mampu
memahami esensi keuangan negara. Dirinya mencontohkan semisal pegawai
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus mengetahui tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), dan
DJPB.
“Pegawai DJP, DJBC, DJKN, maupun DJPB merupakan bagian dari
Kemenkeu. Ibarat badan atau tubuh, 74 ribu pegawai Kemenkeu adalah satu tubuh
Kemenkeu yang diberikan mandat menjalankan tugas menjaga keuangan negara,” ujarnya.
Dengan mampu memahami esensi keuangan negara, wanita kelahiran
Bandar Lampung ini ingin jajaran pegawai Kemenkeu tidak terjebak dengan hoax.
Pegawai Kemenkeu harus mampu menjelaskan ke masyarakat terkait tugas dan fungsi Kemenkeu. Kemenkeu
membutuhkan orang-orang yang berkarakter dan berkomitmen menjaga keuangan
negara. “Sepi ing pamrih, rame ing gawe.
Bekerjalah bukan karena ingin popular atau dikenal, bekerjalah untuk memberi
manfaat,” tuturnya.
“You can ask, you
should ask. Pegawai Kemenkeu harus bertanya apabila tidak tahu, seperti
bagaimana yang telah ditampilkan Kemenkeu Muda Bengkulu dalam puisinya
menyebutkan sinergi membangun negara dengan mengepalkan tangan,” ujarnya
memberi contoh.
Wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat
sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengharapkan agar pegawai Kemenkeu
dapat semangat belajar dan saling bertukar wawasan. “Kenapa sih gak bisa bikin
APBN yang gak pakai utang? Anda bisa tanya ke BKF (Badan Kebijakan Fiskal-red).
Kenapa sih penerimaan pajak gak bisa tinggi? Anda bisa tanya ke DJP,” ujarnya.
Sri Mulyani menegaskan bahwa tugas Kemenkeu adalah menjaga
keuangan negara, sesuai makna simbol Nagara Dana Rakca yakni Penjaga Keuangan
Negara. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kemenkeu berpedoman pada amanat
konstitusi Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
“Pengelolaan keuangan negara salah satunya adalah mengelola APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara-red),” terangnya.
Menurutnya, APBN adalah alat/instrumen fiskal yang terdiri
dari penerimaan negara pajak, kepabeanan, cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), termasuk hibah. Penerimaan negara tersebut digunakan untuk belanja
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Sri Mulyani didampingi
oleh beberapa pejabat eselon I di Kemenkeu, antara lain Sekretraris Jenderal Kemenkeu
Hadiyanto, Inspektur Jenderal Sumiyati, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Astera
Primanto Bhakti. Turut hadir dalam kegiatan bertema Belungguk Bersamo Ibu
Menteri Keuangan, diantaranya Kepala Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu Ekka S.
Sukadana, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bengkulu
Sri Yuwono Hari Sarjito, pejabat eselon IV dan jajaran KPKNL Bengkulu.
(DJKN/budiprast/adr)