Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Menkeu: Kepedulian untuk Mengoptimalkan Aset Merupakan Tantangan bagi DJKN dan LMAN
Kresentia Angela Moimolle Somalinggi
Rabu, 19 Desember 2018 pukul 12:23:50   |   815 kali

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kepedulian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dalam mengelola aset negara yang lebih produktif dan lebih berhasil guna. Selain itu, DJKN dan LMAN pun juga harus selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam mengeloa asset negara. Hal ini disampaikannya dalam pembukaan talkshow bertajuk “Property Outlook: The Power of Property Industry to Boost Economic Growth” pada Senin (17/12) di Aula Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.


Pada talkshow yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Inspektur Jenderal Kemenkeu, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang, perwakilan kementerian/lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mitra LMAN, mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN, dan para pegawai di lingkungan Kemenkeu ini, Menkeu menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan talkshow. “Dengan melaksanakan seminar yang mengundang pihak swasta, bisa saling bertukar pikiran di dalam memahami secara konsep maupun dari sisi filosofi awal, aset itu apa dan kenapa aset itu harus dibuat menjadi produktif,” tuturnya.


Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah harus belajar dari pihak swasta mengenai pentingnya kepedulian dalam mengelola dan mendayagunakan aset secara profesional dan kompeten. “Berbeda dari sektor swasta yang untuk memiliki aset harus melakukan berbagai upaya yang luar biasa, sehingga aset yang dimiliki itu harus berdaya guna yang setara bahkan lebih dari upaya saat memperoleh aset tersebut. Inilah yang menjadi salah satu tantangan terbesar bagi sektor publik untuk menjadi apa yg disebut pengelola aset yang profesional dan kompeten, yang tentunya akan mengubah kultur dan revolusi dalam cara mengelola aset,” ungkapnya.


Berbicara soal properti, ia mengingatkan ada hal-hal yang patut diwaspadai bersama. Indonesia sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam membutuhkan ahli lingkungan, ahli teknik sipil dan arsitektur yang memahami lokasi di Indonesia sehingga dapat dibangun properti-properti yang tahan terhadap bencana alam.


Mengakhiri sambutannya, Menkeu berharap agar DJKN terus dan mampu menyumbangkan inovasi dan kreatifitas sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengelola aset negara. “Pada akhirnya masyarakat kemudian memiliki kesadaran terhadap value of asset, dan memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap aset yang dibiarkan tidak produktif,” imbuh wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Secara khusus, ia berpesan kepada LMAN agar menjadi institusi yang efisien, baik, transparan, agile, beyond limit, punya ambisi yang sehat, dengan manusia yang profesional, memiliki integritas, mampu bersinergi, dan inovatif. “Jangan pernah memiliki mental seperti orang yang sekedar bekerja, tidak memiliki daya dorong, ambisi, keinginan, dan kreatifitas. LMAN tidak seharusnya berisi birokrat yang kerjanya hanya duduk kemudian menulis tapi dia harus sering di lapangan, melihat, merasakan keresahan bila melihat keuangan negara tidak dikelola secara benar,” harap Sri.


Sejalan dengan pesan Menkeu, Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari mengungkapkan bahwa LMAN ingin menjadi institusi yang lebih meningkatkan kreatifitas tanpa batas dengan semangat integritas layaknya lebah. Puspa menambahkan LMAN ingin berkontribusi dan berkolaborasi membangun ‘koloni’ bersama para pengelola aset negara, pelaku properti, dan masyarakat luas untuk menghasilkan manfaat tertinggi dan terbaik dalam mendayagunakan aset negara.


Ia menjelaskan selama tiga tahun, LMAN telah memberikan kontribusinya, antara lain dari sisi public revenue di tahun 2018 LMAN menyumbangkan penerimaan negara sebesar Rp827 miliar yang merupakan penerimaan dari optimalisasi aset properti; dan dari sisi public spending LMAN telah melaksanakan kegiatan konstruksi aset kelolaan sebanyak 13 aset, ditambah 12 aset yang akan selesai di akhir tahun 2018, serta 20 aset lainnya yang proses konstruksinya telah dimulai tahun ini dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2019.


Puspa menyadari bahwa peran LMAN dalam optimalisasi aset tidak dapat dilakukan sendiri melainkan membutuhkan kerja sama yang lebih solid antara pengelola dan pengguna Barang Milik Negara (BMN) yaitu K/L, satker Badan Layanan Umum (BLU), BUMN, BUMD, dan sebagainya. “Oleh karena itu, mulai tahun 2018 ini, LMAN giat membangun komunitas ‘Gerakan sadar optimalisasi aset negara’ di dalam tubuh pemerintah sendiri,” ungkap Puspa.


Talkshow ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-3 LMAN dengan tujuan untuk memperluas wawasan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat, praktisi properti maupun pemerintah sebagai regulator atas isu manajemen properti sekaligus mendapatkan insight dan feedback mengenai praktik dan regulasi manajemen properti, terlebih dengan hadirnya era revolusi industri 4.0.


Rangkaian acara dilanjutkan dengan penyerahan piala kepada para pemenang kompetisi “The Asset Manager” yaitu tim dari Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Biro Keuangan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan (KNPK), serta pemberian apresiasi kepada stakeholder LMAN atas kerja samanya dalam sinergi percepatan Proyek Strategis Nasional  yaitu, PPK Tol Pejagan Pemalang, Badan Pembinaan Keuangan dan Pengawasan (BPKP) Jawa Barat, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan PT Medco EP Malaka, yang dilakukan oleh Menkeu.(Tim Humas)

 

 

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini