Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati menekankan pentingnya kepedulian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dalam mengelola aset negara
yang lebih produktif dan lebih berhasil guna. Selain itu, DJKN dan LMAN pun juga harus selalu meningkatkan
kemampuan dan kapasitasnya dalam mengeloa asset negara. Hal ini disampaikannya
dalam pembukaan talkshow bertajuk “Property
Outlook: The Power of Property Industry to Boost Economic Growth” pada
Senin (17/12) di Aula Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
Pada talkshow yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kekayaan
Negara, Inspektur Jenderal Kemenkeu, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang,
perwakilan kementerian/lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mitra LMAN,
mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN, dan para pegawai di lingkungan
Kemenkeu ini, Menkeu menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan talkshow.
“Dengan melaksanakan seminar yang mengundang pihak swasta, bisa saling bertukar
pikiran di dalam memahami secara konsep maupun dari sisi filosofi awal, aset
itu apa dan kenapa aset itu harus dibuat menjadi produktif,” tuturnya.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah harus belajar
dari pihak swasta mengenai pentingnya kepedulian dalam mengelola dan
mendayagunakan aset secara profesional dan kompeten. “Berbeda dari sektor
swasta yang untuk memiliki aset harus melakukan berbagai upaya yang luar biasa,
sehingga aset yang dimiliki itu harus berdaya guna yang setara bahkan lebih
dari upaya saat memperoleh aset tersebut. Inilah yang menjadi salah satu
tantangan terbesar bagi sektor publik untuk menjadi apa yg disebut pengelola
aset yang profesional dan kompeten, yang tentunya akan mengubah kultur dan
revolusi dalam cara mengelola aset,” ungkapnya.
Berbicara soal properti, ia mengingatkan ada hal-hal yang
patut diwaspadai bersama. Indonesia sebagai negara yang rentan terhadap bencana
alam membutuhkan ahli lingkungan, ahli teknik sipil dan arsitektur yang
memahami lokasi di Indonesia sehingga dapat dibangun properti-properti yang
tahan terhadap bencana alam.
Mengakhiri sambutannya, Menkeu berharap agar DJKN terus dan
mampu menyumbangkan inovasi dan kreatifitas sekaligus mengedukasi masyarakat
mengenai pentingnya mengelola aset negara. “Pada akhirnya masyarakat kemudian
memiliki kesadaran terhadap value of
asset, dan memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap aset yang
dibiarkan tidak produktif,” imbuh wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur
Pelaksana Bank Dunia.
Secara khusus, ia berpesan kepada LMAN agar menjadi
institusi yang efisien, baik, transparan, agile,
beyond limit, punya ambisi yang sehat, dengan manusia yang profesional,
memiliki integritas, mampu bersinergi, dan inovatif. “Jangan pernah memiliki
mental seperti orang yang sekedar bekerja, tidak memiliki daya dorong, ambisi,
keinginan, dan kreatifitas. LMAN tidak seharusnya berisi birokrat yang kerjanya
hanya duduk kemudian menulis tapi dia harus sering di lapangan, melihat,
merasakan keresahan bila melihat keuangan negara tidak dikelola secara benar,”
harap Sri.
Sejalan dengan pesan Menkeu, Direktur Utama LMAN Rahayu
Puspasari mengungkapkan bahwa LMAN ingin menjadi institusi yang lebih
meningkatkan kreatifitas tanpa batas dengan semangat integritas layaknya lebah.
Puspa menambahkan LMAN ingin berkontribusi dan berkolaborasi membangun ‘koloni’
bersama para pengelola aset negara, pelaku properti, dan masyarakat luas untuk
menghasilkan manfaat tertinggi dan terbaik dalam mendayagunakan aset negara.
Ia menjelaskan selama tiga tahun, LMAN telah memberikan
kontribusinya, antara lain dari sisi public
revenue di tahun 2018 LMAN menyumbangkan penerimaan negara sebesar Rp827
miliar yang merupakan penerimaan dari optimalisasi aset properti; dan dari sisi
public spending LMAN telah
melaksanakan kegiatan konstruksi aset kelolaan sebanyak 13 aset, ditambah 12 aset
yang akan selesai di akhir tahun 2018, serta 20 aset lainnya yang proses
konstruksinya telah dimulai tahun ini dan diperkirakan akan selesai pada tahun
2019.
Puspa menyadari bahwa peran LMAN dalam optimalisasi aset
tidak dapat dilakukan sendiri melainkan membutuhkan kerja sama yang lebih solid
antara pengelola dan pengguna Barang Milik Negara (BMN) yaitu K/L, satker Badan
Layanan Umum (BLU), BUMN, BUMD, dan sebagainya. “Oleh karena itu, mulai tahun
2018 ini, LMAN giat membangun komunitas ‘Gerakan sadar optimalisasi aset
negara’ di dalam tubuh pemerintah sendiri,” ungkap Puspa.
Talkshow ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian
peringatan ulang tahun ke-3 LMAN dengan tujuan untuk memperluas wawasan
sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat, praktisi properti maupun pemerintah
sebagai regulator atas isu manajemen properti sekaligus mendapatkan insight dan
feedback mengenai praktik dan regulasi manajemen properti, terlebih dengan
hadirnya era revolusi industri 4.0.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan penyerahan piala kepada
para pemenang kompetisi “The Asset Manager” yaitu tim dari Pusat Pengelolaan
Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Biro Keuangan Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo), dan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan
Keuangan (KNPK), serta pemberian apresiasi kepada stakeholder LMAN atas kerja
samanya dalam sinergi percepatan Proyek Strategis Nasional yaitu, PPK Tol Pejagan Pemalang, Badan
Pembinaan Keuangan dan Pengawasan (BPKP) Jawa Barat, Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP), dan PT Medco EP Malaka, yang dilakukan oleh Menkeu.(Tim Humas)