Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Terapkan Triangle Transformation agar Organisasi Kredibel dan Kompetitif
Bend Abidin Santosa
Kamis, 19 Juli 2018 pukul 17:52:50   |   894 kali

Bandar Lampung – Saat ini, organisasi yang menerapkan triangle transformation dapat dipastikan akan menjadi organisasi yang kredibel dan kompetitif. “Triangle transformation tersebut yaitu, commitment management, change management, dan Information Technology Implementation. Kalau ketiganya dapat berjalan, tentu sebuah organisasi akan lebih kompetitif dan kredibel,” ujar Corporate Deputy Director of Personal Care, Control and Development PT Kereta Api Indonesia Wawan Ariyanto saat experience sharing Rapat Kerja Nasional Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang dihadiri oleh seluruh pejabat eselon II, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), dan Kepala Bagian Umum Kanwil DJKN pada Rabu (18/7) di Bandar Lampung.


Wawan menjelaskan bahwa transformasi pertama yakni commitment management antara lain, sistem baru remunerasi, meniadakan senioritas, rekrutmen (pro hire), law enforcement dan pengembangan SDM. Transformasi yang kedua adalah change management yang berisi perubahan identitas perusahaan, leading by example,  dan restrukturisasi organisasi. Sedangkan transformasi yang terakhir adalah IT implementation yaitu Website, Mobile Application dan Social Media, System Application and Product (SAP) serta implementasi aplikasi bisnis.


Dirinya juga menjelaskan mengenai nilai utama budaya perusahaan PT KAI yang membuat organisasi yang bergerak di bidang transportasi darat ini semakin maju yakni integritas, profesional, keselamatan, inovasi dan pelayanan prima. “Kelima nilai utama ini kami terapkan di KAI dan hal ini membuat KAI semakin maju dan semakin baik,” ujarnya.


Di tempat yang sama, Commercial HR Director Danone Waters Indonesia Steven Augustino Yudiyantho berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai talentship dan leadership. Steven mengatakan pentingnya peran leadership dalam perubahan organisasi. Selain itu, dirinya juga menyebut bahwa talentism adalah the new capitalism. “Executives has a greatest concerns on finding qualified talent but they just don’t spend enough quality time in talent management,” jelasnya di hadapan seluruh peserta Rakernas DJKN.


Ia juga menyampaikan mengenai leadership gaps yang terjadi di Asia antara lain, India 27%, Tiongkok 20&, Philipina 13%, Singapura 10%, dan Indonesia leadership gap-nya 12 %. “Bukan hanya Indonesia yang mempunyai kesulitan suksesor kepemimpinan tapi juga negara Asia lainnya,” terangnya.


Leadership di Indonesia, menurutnya tidak berkembang sejak 2011 karena keadaan stagnan seperti ini saja. Oleh karena itu, dirinya berharap setiap individu harus memberikan umpan balik yang konstruktif dan menghilangkan rasa “tidak enak”.

Hal inilah yang nantinya dapat mengubah budaya organisasi melalui transformasi kepemimpinan. “Karena transformasi tidak berjalan satu hingga dua tahun tapi harus berkelanjutan sehingga dapat menjadikan organisasi menjadi lebih maju,” pungkasnya. (Tim Humas DJKN) 

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini