Jakarta-
DJKN Muda
bersama dengan Direktorat Penilaian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mengadakan knowledge sharing yang bertajuk Highest and Best Use Analysis of Public Infrastructure
Asset pada Jumat (6/6) di Ruang Rapat Aula DJKN dengan narasumber Tommy Darmawan dan Ferdha Hermanto dari
Direktorat Penilaian, serta Romi
Muharram dari Sekretariat DJKN. Acara
ini diselenggarakan sebagai wadah berbagi pengalaman dan ilmu yang didapat para alumni Tailor Made Training NESO saat pelatihan
di Belanda beberapa waktu yang lalu.
Kegiatan dibuka dengan pemaparan oleh
Ferdha yang menyampaikan gambaran
singkat tentang real estate di
Netherlands, Valuation Standards
(International Valuation Standard, European Valuation Standard, and Redbook
Royal Institution of Chartered Surveyors), dan Discussion on Highest and Best Use (HBU) using Force Field and SWOT
Analysis. Saat di Belanda, ketiga materi ini dipaparkan langsung
oleh Prof. Dr. Tom Berkhout, MRE, MRICS, yang merupakan profesor di Nyenrode Universiteit sekaligus Chairman of Competence Central Real Estate
of the Dutch Tax Authorities dan RJ A. Hammer, MRE, yang merupakan RICS Registered Valuer.
Kemudian sharing dilanjutkan oleh Tommy yang bercerita bahwa selain pembelajaran di
dalam kelas, peserta training juga
mendapatakan pembelajaran di luar
kelas, Peserta diajak berkeliling ke penjara bernama Wolvenplein Prison di
daerah Utrecht. “Ketika
kita kesana bahkan lantai dasar dari penjara ini sudah disewakan untuk
perkantoran, karena benar-benar sudah kosong”, jelas Tommy. Hal ini merupakan sesuatu
yang biasa dijumpai di penjara-penjara di Belanda karena negeri Kincir Angin
tersebut sangat rendah angka kriminalitasnya sehingga mengalami over supply penjara.
Selanjutnya Tommy menjelaskan bahwa
pemerintah Belanda sudah memikirkan rencana kedepan agar aset negara berupa
penjara-penjara yang kosong ini tetap dapat difungsikan dengan cara menyewakannya
untuk dipakai oleh negara lain. “Bahkan mereka menyewakan penjara ini ke Belgia,
karena Belgia masih butuh penjara sehingga mereka menyewa ke pemerintah Belanda.
Lokasi penjara ini sangat strategis sehingga menurut mereka sayang bila tidak
digunakan, sampai segitunya mereka dalam mengelola aset negara” lanjut Tommy.
Para alumni bercerita bahwa pemerintah
Belanda sangat concern terhadap
pengelolaan aset dan data. Pemerintah Belanda berusaha semaksimal mungkin agar
setiap aset yang dimiliki negara dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Hal ini
juga didukung oleh pihak swasta yang ada di Belanda. Sehingga ketika pemerintah membutuhkan, data properti sudah dapat diakses
langsung dan tidak perlu membeli dari pihak swasta karena antara pemerintah dan
swasta sudah ada mutual understanding
yang baik. “Dalam hal ini kita berbeda dengan Belanda. Kita masih sangat
bergantung pada swasta dalam hal data properti, bila kita butuh data tidak
jarang harus membeli dari perusahaan properti,” kata Tommy.
Merangkum beberapa poin
penting terkait penilaian selama training
di Belanda, Tommy menyampaikan bahwa
penilai harus sangat menjaga integritas dan independensi serta
harus bisa mengelola ekspektasi dari pemohon/stakeholder dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada
stakeholdernya. “Mengelola ekspektasi ini bukan dalam artian kita memberikan
apa yang mereka mau, tetapi kita berada ditengah-tengah seperti wasit, dan
mengelola ekspektasi dari pihak-pihak yang berkepentingan,” tambah Tommy.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab dengan para peserta yang cukup antusias untuk ingin bertanya lebih
lanjut kepada para narasumber. Menutup acara,
Kepala Sub Direktorat Kualitas Penilai Pemerintah Direktorat
Penilaian Ahid Iwanudin memotivasi peserta untuk terus mau belajar dan mencari
ilmu sebanyak-banyaknya. “Ilmu ini jangan sampai hanya dimiliki oleh
temen-temen kantor pusat, bahkan temen-temen kantor pusat pun hanya beberapa
yang beruntung mempunyai kesempatan untuk bisa training kesana. Pegawai DJKN saya yakin punya potensi, tetapi
memang terkendalanya di bahasa, maka dari itu mulai semester 2 ini kami dari
Direktorat Penilaian mengadakan diklat penilaian dengan pengantar berbahasa
Inggris. Monggo, nanti teman-teman
yang berminat bisa mendaftar untuk ikut,” pungkasnya. (Hinji / Ja’far)