Jakarta - Untuk meningkatkan
kapasitas SDM di lingkungan DJKN, Sekretariat DJKN menyelenggarakan Knowledge Sharing bertema Human Capital Investment as New Driving
Force of Economy, Rabu (28/3/2018).
Kegiatan yang bertempat
di ruang rapat lantai 10 Kantor Pusat DJKN ini dibuka pukul 10.00 WIB. Menjadi narasumber dalam kegiatan ini adalah Tenaga
Pengkaji RPEKND, Arik Hariyono. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya
peran human capital sebagai dasar penggerak ekonomi untuk mencapai
kesejahteraan rakyat. Terdapat tiga hal penting terkait dengan human capital
investment, yakni bidang pendidikan,
bidang kesehatan, dan sosial.
Arik juga mengulas saat
acara Voyage to Indonesia Program
yang diadakan pada (1/3/2018) di Bali mengenai Human
Capital as a Driver of Economic Growth and the Foundation of Prosperity, Human Capital and
Future of Work, dan Key Opportunities and Challenges in Human Capital
Investment. Gubernur Bali pada event ini menyatakan
bahwa Bali dikenal karena SDM yang luar biasa dan senantiasa mengembangkan culture mereka hingga mendapatkan
pengakuan di mata dunia.
Arik mengemukakan bahwa
kemajuan teknologi juga menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pemerintah diharapkan dapat melakukan investasi terhadap human capital lebih
cepat. Anak-anak semenjak dini perlu dikenalkan dengan teknologi agar dapat
beradaptasi lebih cepat sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
Secara khusus di dalam
institusi DJKN, ia menekankan perlunya perubahan paradigma guna mengikuti
perkembangan di dunia luar untuk membuat perubahan besar. “Fasilitas sudah ada
dan bagus seperti saat ini sedang dikembangkan aplikasi KNpedia, tapi kalau kita sendiri tidak mau buka, ya sama saja.
Mengubah paradigma memang tidak mudah. Kita hanya sebatas mengetahui, tapi belum
menghayati, ” ujarnya.
Implementasi magang
yang saat ini dilaksanakan oleh pegawai OJT baik pada direktorat teknis,
kanwil, maupun KPKNL merupakan salah satu bentuk investasi SDM yang dilakukan
instansi DJKN. Melalui program tersebut,
pegawai OJT diharapkan sudah siap dan mengetahui persis proses bisnis dan
deskripsi pekerjaan di kantor masing-masing pada saat penempatan.
Perubahan teknologi memang
dapat memberikan dampak perubahan yang besar, namun perhatian juga perlu
diberikan terhadap angka pengangguran sebagai dampak dari perubahan teknologi
tersebut. Kemajuan teknologi dapat menyebabkan sekitar 60% orang kehilangan
pekerjaan. Sebagai contoh saat ini dengan adanya e-auction, proses lelang sudah dapat termonitor melalui sistem
tersebut dengan meminimalisasi pertemuan fisik. Terkait hal tersebut, Arik menyatakan,
perlu dibuatkan perlindungan terhadap tenaga kerja terkait jaminan kerja atau
kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Salah satu peserta mempertanyakan
tentang pentingnya membangun SDM berkualitas ini, namun pada akhirnya
digantikan perannya oleh teknologi. Menurut Arik perlu untuk mengembangkan
keahlian hard skill terspesialisasi maupun
soft skill yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi, sebagai bekal menghadapi persaingan global di masa
mendatang.
Menutup kegiatan, Arik yang
juga merupakan Ketua Pelaksana Harian PMO ini berharap agar para peserta Knowledge Sharing dapat mulai menggunakan
teknologi yang ada untuk menggali informasi tidak terbatas hanya pada tusi DJKN
semata, tetapi juga melengkapi diri dengan berbagai informasi terkini serta
berbagai pengetahuan sebagai inspirasi untuk menginisiasi perubahan-perubahan di
DJKN. “Orang-orang yang rajin menambah ilmu di luar tupoksi adalah orang-orang
yang betul-betul siap pada saatnya nanti. Jika kita sebagai ASN hanya membatasi
ilmu sebatas tupoksi saja, maka ilmu kita akan sebatas itu saja,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan
ini Kepala Bagian Kepegawaian, Sekretariat DJKN, Dwi Wahyudi dan para pegawai
DJKN. (Belisa/Kiki, Humas)