Jakarta - Sekretariat Jenderal Direktorat Kekayaan
Negara (DJKN) menggelar rapat kick off Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Senin (12/2)
di ruang rapat lantai 7 Kantor Pusat DJKN. Rapat yang dimulai pukul 09.00 WIB ini
dipimpin langsung oleh Sekretaris DJKN Dodi Iskandar. Rapat ini diawali dengan
penyampaian outline rapat oleh Kepala
Bagian Keuangan Sekretariat Ditjen Kekayaan Negara Kusumawardhani yang terdiri
dari dasar hukum pelaksanaan PUG, review kegiatan PUG 2017, pemaparan konsep
rencana kegiatan PUG di tahun 2018, persiapan lomba PUG antar eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang
dilanjutkan dengan diskusi.
Berkaitan dengan akan dilaksanakannya
perlombaan PUG antara eselon I tersebut,
maka Dodi Iskandar selaku Sekretaris DJKN menghimbau agar seluruh unit
vertikal DJKN bisa ikut andil dalam persiapan lomba ini. Salah satunya
dengan menggencarkan program Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait PUG dan menyatukan pemahaman. “Dalam
penyusunan program maupun pembuatan kebijakan agar lebih memperhatikan
prespektif gender. Misalnya saja saat kita melaksanakan Rakerda, Rakernas atau
Rakor Sekretariat dapat ditampilkan hal-hal terkait PUG seperti dengan membuat
banner PUG agar para peserta jadi tahu tentang PUG,” jelas Dodi. Selain itu, itu
ia berharap bahwa implementasi PUG ini tidak hanya dilakukan dalam rangka
perlombaan saja tapi juga dapat terus berkelanjutan.
Selanjutnya, Tenaga Pengkaji
Optimalisasi Kekayaan Negara Eko Prasetyo selaku Pengarah Tim PUG DJKN
menyampaikan pandangannya terkait PUG. Ia menyampaikan PUG sendiri sebenarnya
berkaitan dengan strategi pembangunan berkelanjutan (Human Development Index), yaitu strategi agar setiap individu
dapat memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup.
Strategi-strategi tersebut terkait dengan pendidikan, kesehatan yang dilihat
dari angka harapan hidup (work life
balance), dan pendapatan. Oleh karena itu, data statistik sangat
diperlukan. “Dari data statistik yang ada, jika dikaitkan dengan PUG apakah ada
keadilan, kesamaan akses, dan kesetaraan dalam memperoleh pendidikan,
kesehatan, dan pendapatan. Jadi, buat data statistik dulu, baru program. Supaya
pada akhir periode bisa kita ukur perubahannya,” jelas Eko.
Beberapa langkah praktis terkait
peningkatan kualitas hidup yang disampaikannya seperti, pendataan jumlah
pegawai DJKN dimana suami dan istri kedua-duanya bekerja, pelaksanaan Day Care yang lebih efisien, integrasi program
dharma wanita, pembuatan taman mini di kantor untuk mereduksi stres, dan
melakukan peningkatan kepercayaan diri pegawai.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian
Perencanaan Sekjen Kementerian Keuangan Suroso menyampaikan bahwa PUG ini tidak
hanya membedakan antara pria dan wanita, akan tetapi PUG ini sebenarnya
bagaimana kita memanusiakan manusia baik itu internal dan eksternal stakeholder, dan goals dari PUG itu sendiri adalah terwujudnya suatu keadilan dan
kesetaraan. Ia juga menambahkan ada tujuh persyaratan dalam implementasi PUG di
Kementerian Keuangan, pertama adalah komitmen yang tinggi oleh para pimpinan
dan seluruh pegawai, kedua adanya tim khusus yang bertanggung jawab, ketiga SDM
karena sangat diperlukan KIE terkait pemerataan pemahaman terkait PUG ini,
keempat anggaran karena rencana tidak akan bisa berjalan tanpa adanya anggaran,
selanjutnya Gender Analisis, keenam adanya data terpilah karena dengan data
terpilah dapat mempermudah untuk menyusun kebijakan-kebijakan yang resposif
gender dan terakhir adalah tidak terlepasnya dari peran masyarakat.
Terakhir adalah diskusi mengenai
definisi gender dan pengarusutamaan gender. Rapat ditutup oleh sekretaris
Ditjen Kekayaan Negara dengan menyampaikan harapan selanjutnya supaya
dilaksanakan rapat berikutnya yang membahas program pengarusutamaan gender
tahun 2018. (PUG Kantor Pusat DJKN)