Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani
mengharapkan agar Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan menjadi motor penggerak dan
menularkan cara pola pikir dalam reformasi pengelolaan aset negara di Indonesia
sehingga memiliki manfaat lebih banyak bagi rakyat. “Jadi aset negara itu harus
bermanfaat bagi banyak rakyat, bukan manfaat bagi oknum individual,” ujar
Menkeu saat memberikan arahan dalam acara ulang tahun LMAN ke-2 pada Rabu,
(10/1) di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta.
Dalam acara yang juga
dihadiri oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata ini, Sri
Mulyani mengingatkan agar kedua institusi ini apabila ingin menjadi institusi
terbaik, agar mencari perbandingannya di dunia, mana institusi yang memiliki
suatu ability to perform top of the top. “Jadikan dia sebagai
pemicu kita. Itu adalah suatu sikap yang ingin dibangun,” ucapnya.
Ia menyampaikan dalam
12 tahun ini, aset negara Indonesia sudah tercatat dalam neraca keuangan
pemerintah, baik tanah, gedung, dan non tanah dan gedung sehingga dapat
diketahui nilai aset itu. “Lalu kita revaluasi karena harga mengalami perubahan
setelah lewat satu dekade," ujarnya. .
Dirinya juga
membandingkan pola pikir pengelolaan aset negara dahulu dengan saat ini.
“Sekarang kita memiliki mindset yang berbeda dalam
mengelola aset negara. Dahulu kala aset negara tidak kita bukukan dan tidak
dicatat dan dilaporkan,” tegasnya. Namun, sejak ada Undang-undang Keuangan
Negara, pemerintah mulai menyusun neraca keuangan sehingga tercipta kultur
pemeliharaan aset, mencatatkannya, menilai atau memvaluasi serta melakukan
audit, dan melaporkannya secara baik.
Mantan Managing Directors Bank Dunia ini mengungkapkan di
negara-negara maju seluruh asetnya bekerja, sehingga pemerintah dan
masyarakatnya tinggal menikmati hasil dari nilai tambah pengelolaan aset secara
produktif tersebut. Kondisi ini berbeda dengan negara yang kurang maju atau
belum maju.
"Di negara middle dan low
income country asetnya tidur, orangnya yang bekerja keras, tapi gaji
tidak cukup. Sedangkan di high income country asetnya yang
kerja, orangnya tinggal main golf, ungkang-ungkang kaki dan tidur,” ungkapnya.
Dalam konteks ini,
lahirnya LMAN tidak lepas dari kultur perubahan pemerintah mengelola aset. Kalau
dulu hanya dievaluasi, dipertanggungjawabkan sekarang dituntut memanfaatkan
sesuai dengan the best dan highest use. “Ini cara berpikir
berbeda," tambahnya.
Di usia LMAN yang
kedua ini, Sri Mulyani memiliki harapan besar supaya institusi ini tidak pernah
berhenti belajar untuk membandingkan instansi serupa yang mencatatkan kinerja
gemilang dalam pengelolaan aset di dunia.
Direktur LMAN Rahayu
Puspitasari menyampaikan bahwa LMAN memberikan apresiasi kepada segenap pihak
baik badan usaha maupun individu yang dianggap berprestasi dalam upaya
pembangunan infrastruktur dalam negeri. "Para pengawal pembangunan
infrastruktur ini kami hadirkan di ruangan ini sebagai apresiasi kami,"
ungkapnya.
Ia berharap pemberian
apresiasi dapat semakin mempererat kerja sama yang sudah terjalin antara
pemangku kepentingan maupun antara pemerintah dan masyarakat guna pengelolaan
dan pengembangan aset negara untuk tahun-tahun yang akan datang. “ Oleh karena
itu, saya yakin di masa yang akan datang LMAN akan siap menerima tanggung jawab
yang lebih besar lagi," tandasnya.
Sebagai informasi,
apresiasi pengelolaan aset negara terbaik diberikan kepada 18 stakeholder baik
lembaga maupun individu. Berikut daftar penerima penghargaan dalam acara
"Malam Apresiasi LMAN".
Perusahaan:
PT Jasa Marga
(Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Pertamina (Persero), 4. PT Perta
Arun Gas, PT Badak NGL, Departemen Operasional, Treasuri, dan Pinjaman Bank
Indonesia, Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun Puri Casablanca,
dan Australia Indonesia Partnership for Economy Governance
Individu:
Direktur Jenderal pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin,
Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman BPKP
Nurdin, Kepala BLU Bidang Pendanaan Sekretariat BPJT Arif Haryono, Kepala
Kanwil BPN Provinsi Sumut Bambang Priono, Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan
Saiful, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang Hiskia Simarmata, PPK
pengadaan tanah jalan tol ruas Gempol Pasuruan Yulianto Puguh Setiawan, PPK
pengadaan tanah jalan tol ruas Pandaan- Malang, Mulyoto, Sekretaris Ditjen
pengadaan Tanah Alen Saputra, dan Dirut Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung
Karno Winarto.(Humas DJKN/007)