Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
BEDAH KAMUS KOMPETENSI KEMENTERIAN KEUANGAN
N/a
Selasa, 02 Februari 2016 pukul 09:13:44   |   10418 kali

BEDAH KAMUS KOMPETENSI KEMENTERIAN KEUANGAN

 

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam perkembangan suatu organisasi. Mereka yang menjadi penggerak roda organisasi dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Karena itu, produktivitas Organisasi sangat ditentukan oleh produktivitas SDM nya.

Bagian Kepegawaian merupakan unit yang tugas dan fungsi utamanya adalah mengelola SDM DJKN. Bagian Kepegawaian selalu berkomitmen untuk selalu membina SDM agar menjadi SDM yang unggul dan produktif, agar tidak menjadi beban, melainkan jadi modal bagi organisasi. Untuk itu kami mencoba menyebarluaskan nilai-nilai yang wajib dimiliki oleh setiap pegawai DJKN melalui serial artikel Kamus Kompetensi.

Kamus Kompetensi adalah kumpulan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pegawai-pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. Terdapat 35 (tiga puluh lima) jenis kompetensi yang terbagi dalam tiga cluster yaitu kompetensi yang berkaitan dengan Thinking, working, dan Relating (managing others).

Jenis-Jenis Kompetensi Kemenkeu dapat dilihat pada Gambar 1 di akhir artikel ini.

Selama ini kita mengenal kamus kompetensi sebagai materi yang digunakan dalam pengarahan bagi para calon peserta assesment. Disini kami ingin meluruskan bahwa kamus kompetensi tidak hanya sebatas panduan pesiapan dalam menghadapi assesment, tetapi jauh lebih luas dari itu adalah untuk membentuk karakter bagi para pegawai Kementerian Keuangan.

Kamus Kompetensi Pertama :

INTEGRITAS: NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN YANG UTAMA

Kementerian Keuangan sebagai organisasi yang selalu berkomitmen untuk terus maju dan sempurna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, telah menetapkan nilai-nilai yang diharapkan menjadi pedoman bagi setiap pegawai. Nilai-nilai itu adalah Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan. Nilai-nilai tersebut disusun tentu dengan harapan para pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut, sehingga seluruh pegawai dapat menjadi unsur yang mendorong kemajuan organisasi.

Integritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.” Kesatuan dalam hal ini berarti adanya konsistensi antara apa yang kita katakan dengan apa yang kita perbuat. Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang menunjuk pada konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.

Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan  kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seseorang dikatakan“mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya.

Sederhananya, ciri seorang yang berintegritas ditandai dengan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang  disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.

Integritas menjadi karakter kunci bagi seseorang terutama bagi seorang pegawai atau pemimpin. Pegawai yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari siapapun yang berinteraksi dengannya. Pegawai yang berintegritas  dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.

Integritas tidak hanya terbatas pada apa yang kita lakukan melainkan lebih banyak pada “siapa diri kita”. Siapa diri kita ini bisa terus menerus diperbaiki,  baik dengan menetapkan nilai-nilai dan norma-norma  yang sesuai bagi diri kita sendiri. Dan pada akhirnya siapa diri kita akan menentukan apa yang kita lakukan.

Ketika kita menganut suatu nilai misalnya kejujuran maka kita akan memilih untuk tetap jujur kapanpun dan dimanapun kita berada. Misalnya pada waktu ujian, seseorang yang mempunyai dan memegang teguh kejujuran lebih memilih terus berusaha ketimbang mencoba untuk  bertanya kepada teman.

Perbuatan jujur ini akan membawa keuntungan bagi diri kita sendiri. Keuntungan pertama adalah kita merasa puas dengan hasil ujian yang kita kerjakan, dan keuntungan kedua adalah teman-teman yang akan percaya kepada kita. Kepercayaan merupakan harga yang sangat mahal, karena kepercayaan terjadi dari suatu proses, tidak instan.

Gambar 2. pada akhir artikel adalah Indikator Perilaku yang dijadikan sebagai panduan dalam membangun integritas dalam diri setiap pegawai.

Perilaku tersebut di atas tidak dapat dibentuk secara instan atau direkayasa, melainkan harus melalui pembinaan diri secara jangka panjang dan berkelanjutan serta konsisten antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Pada indikator perilaku tersebut juga menunjukkan semakin tinggi level integritas maka semakin berani mengoreksi dan mengajak orang lain untuk menegakkan kode etik dan prinsip moral, bukan hanya mengerjakan untuk diri sendiri.

Integritas ini dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. Integritas sebagai pemimpin dapat membawa yang dipimpin menjadi lebih baik. Pemimpin yang memiliki integritas hanya akan berpikir bahwa dirinya itu melayani bawahannya, bukan sebaliknya. Pemimpin yang adil dalam melayani bawahan membuat bawahannya nyaman dan dengan senang hati mengikuti apa yang diperintahkan, karena yakin bahwa pemimpinnya tersebut memiliki integritas. Sedangkan seorang bawahan yang memiliki integritas berpikir bahwa dirinya harus melayani pemimpin selama pemimpin itu benar sesuai nilai prinsip dan moral.

Dalam organisasi seorang pemimpin mutlak menjalankan nilai-nilai integritas, karena dialah yang akan dipandang orang lain terlebih dahulu, dijadikan contoh dan teladan terutama bagi bawahannya. Integritas ini juga penting bagi image si pemimpin itu sendiri. Karena di saat pemimpin menerapkan nilai-nilai integritas, ia akan diterima sekaligus dipercaya oleh bawahannya sebagai sosok panutan. Ia akan bisa mempengaruhi orang lain karena ketegasan dan keselarasannya atas pikiran dan perkataan. Hal yang berbeda terjadi jika di dalam sebuah organisasi, para pemimpinnya tidak dipercaya bahkan tidak mendapat respek dari bawahannya. Mereka akan berjalan sendiri-sendiri tanpa mengikuti arahan dari pimpinannya. Organisasi atau perusahaan tersebut akan menjadi kacau dan tidak bisa mencapai tujuan dengan baik. Itulah yang akan terjadi jika pemimpin tidak menanamkan nilai-nilai integritas.

Dalam konteks seorang pegawai hal yang sulit dalam integritas adalah ketika terjadi perbedaan nilai, ataupun kepentingan. Misalnya antara kemudahan dan kesesuaian prosedur, antara  patuh dengan atasan atau patuh pada aturan, antara patuh aturan dan setia kawan. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana menjaga konsistensi integritas dari setiap pegawai setiap waktu. Menampilkannya terus menerus dari waktu ke waktu akan memberikan dorongan bagi pegawai yang lain untuk berubah menjadi lebih baik. Kuncinya adalah menciptakan environment yang selalu konsisten untuk menjalankan nilai-nilai integritas, sehingga diharapkan nilai-nilai itu akan tumbuh dan mengakar dalam diri setiap orang yang berada di dalamnya.

Nilai-nilai integritas sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah organisasi, agar semua orang di dalamnya bisa saling percaya dan pada akhirnya bisa lebih cepat untuk mencapai tujuan bersama. Jika nilai-nilai integritas tidak dijalankan, maka kerjasama tim yang dilakukan akan menjadi lebih sulit akibat tidak terbangunnya kepercayaan yang komprehensif di antara mereka.

Jika kita perhatikan pada definisi dan penjelasan di atas, menjadi sebuah keharusan integritas menjadi nilai yang pertama wajib dimiliki oleh semua pegawai di Kementerian Keuangan khususnya DJKN, baru berikutnya menyusul syarat kapabilitas intelektual dan/atau manajerial. Karena itulah integritas diletakkan pada nilai pertama pada Nilai-Nilai Kementerian Keuangan. Semakin banyak SDM dengan integritas yang tinggi akan menentukan maju mundurnya suatu organisasi dan lebih luas lagi akan menentukan masa depan suatu Negara.

Orang yang memiliki integritas lebih menyukai proses yang benar untuk menghasilkan sesuatu yang benar.

                                                                                                            Ditulis oleh:

                                                                                                            Dwi Wahyudi

                                                                                                            Fery Hadikarya

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini