Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Bekerja dengan Hati
N/a
Selasa, 12 Agustus 2014 pukul 08:54:21   |   22903 kali

Kementerian Keuangan sebagai pelopor reformasi birokrasi mempunyai 3 (tiga) pilar utama dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), proses bisnis, dan penataan organisasi. Setiap pegawai Kementerian Keuangan wajib mengamalkan isi dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan yang terdiri dari : Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan. Dalam butir-butir dari nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut menyebutkan “mempunyai keahlian yang luas, bekerja dengan hati “ (profesionalisme).

Hidup bukan pemberian, tetapi amanah yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Karena itu dalam menjalani hidup harus berhati-hati. Siapapun harus mampu mempergunakan hari sesuai dengan kehendak Allah yang mengamanahkan hidup itu.  Orang tidak boleh lupa bahwa hidup itu tidak akan berjalan tanpa ada komando, komando yang paling baik itu adalah hati.  Baiknya komando hati akan membuat semua pasukannya akan baik.

Bekerja dengan hati mengingatkan akan arti pentingnya setiap orang agar bekerja secara maksimal dan tidak asal-asalan. Bekerja dengan melibatkan seluruh kemampuan yang dimiliki. Menggunakan kemampuan fisik, psikis, kecerdasan dan semua potensi yang dianugrahkan sang pencipta. Kesadaran bahwa bekerja harus secara total dan serius, bukan sekedar memenuhi tugas dan kewajiban yang dipikulkan di pundaknya. Bekerja dengan hati adalah bekerja dengan menggunakan semua fasilitas yang dimiliki. Hati sebagai penggerak kehidupan akan besar sumbangannya untuk mendorong pemiliknya bekerja lebih giat, keras, tak mudah menyerah dan cepat puas. Bekerja dalam kondisi psikologis yang mantap, hati tenang dan jiwa bersemangat dipastikan akan menghasilkan nilai lebih (value added) bagi capaian yang diharapkan. Bekerja dalam suasana hati yang jernih dan bersih dipastikan mendorong orang menjadi lebih produktif.

Kenapa harus menggunakan hati?
Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak, atau tidak dapat, diketahui oleh pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani (Robert K. Cooper, Ph.D).
Ketika kita bekerja dengan hati, kemauan kita akan lebih kuat. Pikiran kita akan semakin tajam, sehingga akan lebih produktif dibanding bekerja tanpa hati. Dorongan hatilah yang menggerakan pikiran, kemauan dan tindakan kita.

Bagaimana bekerja dengan hati? Mulailah dengan lima langkah berikut ini :
1. Tetapkan tujuan dalam hati
Banyak tujuan yang bisa kita temukan ketika bekerja, mungkin untuk mendapatkan uang, pengalaman, posisi atau gengsi dan beberapa tujuan lainnya. Namun dalam persaingan bisnis yang ketat dan ditengah kesulitan akibat berbagai krisis, mereka yang bekerja digerakkan oleh tujuan-tujuan mulia yang lahir dari hati nurani, seringkali bertahan dan meraih sukses.
2. Temukan kepuasan dalam hati
Kepuasan financial, kepuasan karir dan kepuasan-kepuasan lain yang bersifat fisik, tidak ada habisnya sehingga seringkali membuat orang lupa diri dan terjebat dalam penyimpangan-penyimpangan bisnis yang akhirnya menimbulkan persoalan besar. Pencarian kepuasan batin atau hati akan menjaga seseorang melakukan cara-cara yang benar dan aman dalam berbisnis.
3. Bekerja dengan ketetapan hati yang teguh
Halangan dalam bekerja adalah kondisi mental hati kita. Kurang antusias, kalah sebelum berperang, perasaan kurang mood dan berbagai kondisi mental yang melemahkan lainnya akan menjadi penghalang kesuksesan kita. Jika kita yakin terhadap motivasi hati yang bersih dan yakin dengan tujuan-tujuan mulia, maka apapun halangannya kan dapat kita atasi dengan ketetapan hati yang teguh.
4. Bangun tim dengan kesehatian
Tidak ada orang yang bisa sukses maksimal dengan bekerja sendirian. Bekerjasama dengan tim maka kita dapat mencapai hasil lebih maksimal. Tim yang kuat, utuh solid dan kompak, hanya bisa diwujudkan melalui kesehatian satu sama lain.
5. Bekerja dengan sepenuh hati
Apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati, keseriusan, focus dan totalitas akan menghasilkan kualitas prima. Kesuksesan selalu diraih oleh mereka yang bekerja dengan segenap hatinya.

Sering kita temui kondisi dan suasana kerja di lingkungan kantor, misalnya ada rekan kerja yang kurang atau belum melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan butir nilai-nilai Kementerian Keuangan (bekerja dengan hati).

Jika kita telah menanamkan dalam hati nurani, bahwa kita bekerja dengan setulus hati dan hanya mengharapkan ridho Allah, maka dalam kondisi dan suasana kerja apapun kita tidak akan mudah terbawa arus.

Seorang yang memiliki etos kerja professional akan memiliki penilaian bahwa kerja dan pekerjaan itu adalah Rahmat Tuhan. Oleh karena itu rahmat, maka kita harus selalu mencintai pekerjaan kita, memiliki hati yang berlimpah syukur.  Dengan syukur tersebut maka kita tahu persis posisi kita, pekerjaan kita, dunia, dan Tuhan. Dengan selalu bersyukur dalam mengerjakan tugas dan memberikan pelayanan kepada pengguna jasa/stakeholder, maka kita akan selalu ikhlas, tidak ada rasa ingin dipuji oleh orang lain baik teman maupun atasan, dan kita harus yakin bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan akan ada balasannya, karena niat kita dalam melaksanakan pekerjaan semata-mata untuk mencari ridho Tuhan. 

“Bila anda mencari uang,  anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang”. (Mario Teguh)

Bekerja dengan Hati
Oleh : Dessy Erisandi
Pelaksana KPKNL Padang

Referensi :
1. Madjid Nurcholish, 1995. Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Paramadia, Jakarta.
2. Saleh, Muwafik, 2005. Bekerja dengan hati nurani, Erlangga, Jakarta.
3. Susi Zulvina (Widyaiswara Madya STAN) Tulisan di Internet.
4. www.powercharacter.com Tulisan di Internet.
5. www.tarbiyahianib.ac.id Tulisan di Internet.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini