Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Belajar Berorganisasi dari Bulan Ramadhan
N/a
Selasa, 23 Juli 2013 pukul 10:01:53   |   15666 kali

Oleh Sunadi, Dit. PKNSI

Di balik kesederhanaan perintah  puasa di bulan suci Ramadhan, ternyata menyimpan pesan istimewa yang sangat indah.  Banyak hikmah yang diperoleh umat Islam bila menjalankannya dengan penuh kesungguhan dan keimanan yang tulus dan berharap ridho Allah. Salah satu yang barangkali luput dari perhatian kita adalah bahwa  kita dapat mengambil pelajaran berorganisasi dari adanya perintah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita petik dari perintah puasa di bulan Ramadhan agar kita sukses dalam berorganisasi:

1. Ada Tujuan yang Ditetapkan

Dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 183, Allah berfirman: ” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” Dalam ayat itu jelas bahwa tujuan akhir dari puasa di bulan Ramadhan adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Hal ini menyiratkan bahwa dalam berorganisasi, tempat orang-orang berkumpul dan bersepakat untuk melakukan suatu kegiatan tertentu haruslah dalam rangka upaya pencapaian  tujuan tertentu.

2. Program yang Jelas

Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berpuasa. Ayat ini menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan menjadi orang yang bertakwa, harus ada usaha atau program yang dilakukan, yaitu puasa. Secara rinci penjelasan mengenai puasa (process business) diuraikan dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Program yang jelas di sini maksudnya adalah spesifik, misalnya bahwa puasa yang diwajibkan adalah puasa di bulan Ramadhan, tidak makan, tidak minum dan melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Tanpa program kerja yang jelas dan rinci, tujuan organisasi akan sulit tercapai.

3.  Berkesinambungan

Dalam ayat itu dijelaskan bahwa kewajiban berpuasa itu bukan dilakukan oleh satu generasi saja, namun telah diwajibkan kepada generasi sebelumnya. Hal ini menyiratkan bahwa terdapat kesinambungan usaha atau ongoing concern dalam berorganisasi. Hanya dengan upaya yang berkesinambungan, maka tujuan suatu organisasi dapat tercapai. Dapat pula disiratkan dalam ayat ini bahwa upaya yang  berkesinambungan membutuhkan suatu sistem, norma, nilai dan aturan yang disepakati bersama dan ditetapkan, sehingga dapat dijalankan oleh generasi-generasi berikutnya. Sistem, norma, nilai dan aturan inilah  yang menghubungkan antara satu generasi dengan generasi berikutnya. Dalam berpuasa, sistem dan aturan telah secara jelas dan rinci diatur dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad. 

4. Sumber Daya Manusia yang Kompeten

Kewajiban berpuasa sebagaimana perintah Allah dalam Al Quran surat Al-Baqoroh ayat 183 tersebut adalah ditujukan hanya kepada orang-orang yang beriman, bukan kepada seluruh umat manusia, bukan pula kepada kaum muslimin. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas manusia yang mampu melaksanakan perintah puasa ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa dalam berorganisasi, pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang diyakini memiliki kompetensi dan kapabilitas yang memadai sesuai dengan tugas dan jabatan yang diembannya. Penunjukkan sumber daya manusia yang keliru hanya akan mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan pada akhirnya tujuan organisasi tidak tercapai.

Demikianlah sekelumit pelajaran yang dapat kita petik dari Bulan Ramadhan, dan yang pasti jika kita mengkaji lebih dalam lagi kebaikan-kebaikan bulan suci Ramadhan, tentu kita akan menemukan banyak sekali hikmah yang dapat dijadikan pembelajaran, baik yang bersifat ukhrowi maupun yang bersifat duniawi seperti berorganisasi ini. Wallahu a’lam bisshowab.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini