Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Samurai dan Abdi Dalem Keraton tentang Nilai Loyalitas ASN
Rohman Juani
Jum'at, 21 April 2023 pukul 23:58:37   |   6522 kali

Pada zaman era ShogunanTokugawa di Zaman Edo budaya loyalitas jepang sudah terbentuk lebih dari 260 tahu. Samurai melayani daimyo (kepala pemerintahan dan tuan tanah) sebagai tentara, polisi, birokrat, administrator dan lainnya. Samurai tidak dapat berpindah loyalitas dan malanggar sumpah dan pergi untuk melayani keluarga bangsawan lain di daerah yang berbeda. Karena seorang Samurai haruslah setia terhadap satu keluarga bangsawan saja.

Proses yang telah berlalu selama 260 tahun tersebut hingga restorasi meiji membentuk budaya masyarakat Jepang yang setia terhadap satu profesi dan tempat kerja. Bahkan setelah restorasi meiji dan pasca perang dunia kedua, pemerintah Jepang mengeluarkan slogan yang kurang lebih menyuarakan bahwa "tempatmu bekerja adalah keluargamu". Slogan tersebut digaungkan untuk menyemangati kembali masyarakat Jepang untuk bangkit kembali pasca perang dunia kedua yang menghancurkan berbagai sisi terutama sektor industrialisasinya yang hebat di Asia. Perusahaan dianalogikan sebagai tempat untuk mengabdi, seperti ketika Samurai dan rakyatnya bekerja untuk melayani suatu daerah teritorial dan tuan tanah di era feodal.

Sementara itu budaya loyalitas di Indonesia, Tim Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) UGM melakukan penelitian dengan topik “Menelisik Falsafah Rumongso Melu Handarbeni pada Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat terhadap Loyalitas dalam Hubungan Kerja”. Dari hasil penelitian, Tim Mahasiswa UGM berhasil mengungkap soal penerapan nilai-nilai budaya oleh abdi dalem Keraton sebagai suatu hal yang sarat menciptakan kesetiaan kepada Keraton. Abdi dalem menerapkan nilai-nilai budaya tersebut pada falsafah rumongso melu handarbeni.

Rumongso melu handarbeni (rasa ikut memiliki) merupakan suatu nilai yang hidup dan menghidupi. Nilai tersebut senantiasa dipegang teguh dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Contoh nyata penerapan falsafah rumongso melu handarbeni terlihat pada abdi dalem dalam hidup keseharian ketika menunaikan jejibahan (kewajiban) masing-masing. Misalnya, saat mereka menjaga kebersihan lingkungan keraton dan menceritakan nilai-nilai luhur dalam kebudayaan karaton kepada tamu/pengunjung dengan senang hati. Mereka juga mematuhi suba sita/ungah ungguh sebagai sarana pembentukan karakter abdi dalem. Menjaga artefak-artefak karaton, seperti pusaka, piranti makan, dan benda Keraton lainnya yang memiliki muatan nilai sejarah tersendiri. penerapan nilai-nilai falsafah rumongso melu handarbeni pada abdi dalem dilatarbelakangi oleh tendensi yang sifatnya spiritualitas, bukan pada sifat materialis layaknya hubungan kerja pada konstruksi modern.

Loyalitas adalah komponen penting dari dalam organisasi, kelompok, atau hubungan antar individu. Inti dari loyalitas adalah kesetiaan dan dedikasi. Loyalitas adalah konsep yang berkaitan dengan komitmen dan dedikasi kepada orang lain. Wujud dari loyalitas adalah rasa hormat dan kepercayaan. Loyalitas adalah nilai berharga dalam kehidupan. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku: a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah; b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Penerapan loyalitas pegawai dikantor kita perlu menerapkan indikator loyalitas sebagai berikut :

  1. Kepatuhan : sebagai seorang ASN kita harus patuh terhadap nilai dasar, kode etik dan kode perilaku sebagai wujud dukungan dan komitmen dari seluruh ASN Indonesia untuk mengihindari perilaku menyimpang seperti perbuatan semena-mena, gratifikasi/suap, dan perbuatan tercela lainnya demi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bebas dari korupsi.
  2. Tanggungjawab : tanggung jawab/akuntabel yang merupakan salah satu ciri berAKHLAK. Akuntabel Sebagai Sari Dari Nilai-Nilai Dasar ASN yang Harus Diterapkan oleh Seluruh ASN.

· Akuntabel :

a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi.

b) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

c) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

  1. Dedikasi : pengabdian dan mendedikasikan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan tujuan organisasi atau cita-cita organisasi.
  2. Integritas : sebagai seorang ASN kita harus berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini