Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Semangat Tertambat di Lahei Barat
Iwan Kurniawan
Senin, 19 Desember 2022 pukul 10:40:30   |   526 kali

Matahari pagi terasa lebih hangat, kami bergegas. Perjalanan panjang akan kami lalui hari ini tepat di tanggal 28 September 2022, kami bertujuh dari Kanwil DJKN Kalimantan Selatan dan Tengah. Ini bagian dari perjalanan dan bisa jadi akan menjadi pengalaman yang seru dan tak akan kami lupakan. Menjelang siang kami berangkat menuju Palangkaraya, perjalanan yang akan ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 sd 6 jam.


Kami disuguhi indahnya biru langit dengan hiasan awan putih yang benar-benar putih. Sesekali terlihat mendung tapi tidak tampak akan turun hujan. Beberapa kali melewati jembatan, dan satu jembatan yang membuat berkesan yaitu Jembatan Barito. Laju kendaraan yang cepat, tak sempat kami abadikan pemandangan indah sungai Barito dan sekitarnya.
Jembatan Barito sering disebut pula jembatan Pulau Bakut, sesuai nama delta (pulau kecil) yang ada di bawahnya. Jembatan ini pertama kali diresmikan pada tanggal 24 April 1997 oleh Presiden Soeharto. Jembatan ini tercatat dalam rekor Muri sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Melewati Pulau Bakut yg terletak di Sungai Barito tepatnya dibawah Jembatan Barito, yg menghubungkan wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Menurut cerita, jika beruntung, di kawasan taman wisata alam hutan konservasi ini masih ditemukan beberapa Bekantan. Tujuan kami tentu bukan ke pulau ini.

Kendaraan terus melaju ke arah Kuala Kapuas melewati Jembatan Pulau Petak, dan terus bergerak, masuk ke Kabupaten Pulang Pisau lalu Desa Henda baru bertemu jembatan layang terpanjang sekitar 27.6km yaitu jembatan Tumbang Nusa dan akhirnya sampai ke kota Palangkaraya.
Waktu seolah berjalan lebih lambat enampuluh menit karena perbedaan zona waktu.

Pagi hari sesudahnya, tujuan kami bertemu Badan Keuangan Dan Aset Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai instansi yang bermohon kegiatan penilaian BMD kami. Melalui permohonan penilain tanah atas 44 (empat puluh empat) pada 12 kabupaten yang tersebar di provinsi Kalimantan Tengah. Kami akan mengunjungi Kabupaten Pulang Pisau, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Murung Raya, Kota Palangkaraya, Kabupaten Seruyan dan terakhir kabupaten Sukamara. Pilihan membagi satu tim menjadi beberapa subtim, lebih memudahkan kami dalam hal penentuan wilayah dan lokasi yang akan kami eksplor. Tujuan
penilaian barang milik daerah menentukan Nilai Wajar atas Barang Milik Daerah pada Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka penyusunan Neraca Pemerintah Daerah.

Subtim A, B dan C menyebar didampingi teman2 dari satuan kerja Dinas Pendidikan. Tim B memperoleh 21 lokasi yang tersebar pada 5 kabupaten kabupaten Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas dan Murung Raya.

Tujuan pertama kami ke SMAN 2 Timpah, perjalanan ditempuh kurang lebih 2 sd 3 jam menggunakan perjalanan darat. Melewati Bukit Rawi, jalan Tjilik Riwut. Ditemani oleh Kepala Sekolah SMAN 2 Timpah Bapak Yedija, Spd yang sejak berdirinya sekolah ini, beliau sebagai salah satu perintis berdirinya dua bangunan kelas pada tahun 2017. Sekolah yang menempati lahan tanah seluas kurang lebih 2 hektar.


Sesampainya didesa Petak Puti, Kecamatan Timpah, sama seperti hari sebelumnya, pemandangan langit biru menemani perjalanan kami. Namun kami harus menyusur sungai Kapuas, salah satu sungai yang dikenal sebagai tempat hidup lebih dari 250 spesies ikan air tawar termasuk ikan Arwana, moda transportasi kami menggunakan perahu klotok dan untuk sampai di SMAN 2 Timpah perjalanan ditempuh selama 60 menit.


Tidak banyak yg bersekolah disini hanya sekira 35 siswa saja, 20 kilometer dari sekolah terdapat perusahaan besar PT Ties tetapi membayangkan jarak tempuh dari pusat pemukiman ke sekolah ini saja sudah sangat luar biasa, dari ujung jalan kami berjalan kaki melewati rawa rawa, terbayang anak anak yang bersekolah disana. Ini nyata daerah terpencil di salah satu kabupaten semangat pendidik disana seolah tetap terjaga. Untuk menuju ke sinipun harus ditempuh dgn jalan kaki melewati rawa2, terbayang anak2 yang bersekolah disana bagaimana perjuangannya. Ini nyata daerah terpencil disalah satu kabupaten di Kapuas.

Lokasi berikutnya adalah sekolah di salah satu kecamatan Dusun Tengah, SMAN 1 Dusun Tengah luas 28.580 m2, yang berlokasi di Jalan Ampah-Ampah - Muara Teweh .3,5 Desa Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Sekolah ini masih terletak di tengah kota. Kondisinya jauh lebih baik dibanding sekolah sebelumnya. Siswa seluruhnya lebih dari 100 siswa.

Salah satu yang juga menarik saat kegiatan penilaian BMD kemarin adalah kunjungan kami ke SLBN Kuala Kurun di Kabupaten Gunung Mas. Ada hasil karya salah seorang siswi tuna rungu bernama Yuni Astari yang mampu membuat kerajinan tangan dengan baik, tapi sayangnya, saat kami berkunjung, ibu Marta Kepala Sekolah SLBN Kuala Kurun, bilang ia sudah tidak lagi bersekolah di sana. Sejak ayahnya meninggal ia pulang dan kembali bersama keluarganya. Sedangkan ada satu siswi berusia 8 tahun, Antung Asiyah seorang siswa tuna daksa yang terlihat semakin mandiri dengan segala keterbatasannya. Kami tiba di SLBN Kuala Kurun menjelang siang, terdapat 37 siswa dan beberapa guru yang berasal dari pulau Jawa, semangat mereka tetap terjaga meskipun harus bekerja jauh dr tanah kelahirannya. Dan ini terlampaui dengan sangat baik. SLBN Kuala Kurun, terletak di Tampang Tumbang Anjir, Kurun, Kab Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Kami melewati 3 kecamatan yaitu Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Mandau Telawang dan Kecamatan Sei Hanyu serta melalui 3 aliran sungai yaitu Barito,Kapuas dan Kahayan.


Rute kami berikutnya ke Paju Epat, 2 sekolah yang lumayan berjauhan letaknya meskipun masih di wilayah yang sama. Kendaraan melaju membelah jalanan "hauling" di Juru Banu yang penuh dengan miliaran debu. SMAN 1 Paju Epat yg terletak di Jl.Negara Tamiyang Layang KM17 Telang, Kec. Paju Epat dan SMAN 2 Paju Epat yg terletak di Desa Telang Baru, Juru Banu Kecamatan Paju Epat, keduanya berada di wilayah Kabupaten Barito Timur. Sejujurnya dengan melihat langsung ke lokasi, lagi lagi semangat dan perjuangan para pendidik disana patut dicontoh.


Rute berikutnya ke Barito Tuhup Raya,dari Puruk Cahu, salah satu kecamatan pemekaran di Kabupaten Murung Raya, Kecamatan Muara Laung. Kami melewati hutan kota, sekitar 120 menit kami tiba di hulu sungai Barito dan untuk sampai dilokasi, kami harus naik perahu klotok (perahu) dgn mesin, beda dengan Jukung ( perahu tanpa mesin ) sekira 50 menit an kami sampai di Desa Makunjung, Kec. Barito Tuhup Raya. Akses ke lokasi relatif tidak mudah, harus ditempuh dengan lagi lagi perahu klotok dan lanjut menggunakn roda 2, beberapa jembatan kayu yang curam dan licin kami lewati, kata salah seorng guru yg mengantar kami, jika hujan deras, Desa Makunjung banjir, dan jembatan sering terendam air, akhirnya sekolah diliburkan. Jika beruntung kondisi demikian hanya 1 hari, namun tidak jarang 3 hari baru surut.


Siswa seluruhnya berjumlah 65 an saja, listrik belum sepenuhnya masuk, jadi untuk kepentingan pembelajaran sekolah masih menggunakan solar panel. Bersyukurnya sebagian kita yg sudah bisa menikmati listrik dengan baik. Tidak berbeda jauh saat ke Laung Tuhup, kami naik klotok lagi di pelabuhan Puruk Cahu, perjalanan ke sini sedikit lebih lama.

Kata salah seorang guru hanya orang yg sangat beruntung yg bisa menikmati sekelumit bumi Borneo terutama yg terletak di ujung kabupaten. Dengan segala keterbatasan yang ada, guru-guru disana tentu terus berupaya dalam prosesnya. Dan menyaksikan kegigihan mereka dalam mendidik anak-anak bangsa semakin menambah semangat dan rasa syukur kami.

Pelangi menampakkan keindahan di atas Sungai Barito, kami melanjutkan perjalanan pulang hingga senja hilang, matahari terbenam, SMAN 1 Lahei Barat terletak di Jl. Padat Karya Rt 3 Desa Benoa Hilir, Kecamatan Lahei Barat, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Lokasi ke 14 yang kami kunjungi, dari 21 sekolah tujuan. Jarak tempuh dari tempat kami
bermalam di Muara Teweh kurang lebih sekira 50 menit menuju Pelabuhan Lahei II. Kali ini moda transportasi kami kapal feri masih melalui sungai Barito. Menyeberang sebentar kemudian melanjutkan dengan roda dua sejauh 11 km kurang lebih 30 menit, masih melalui jalan tanah dan jembatan jembatan yang jika hujan deras, sangat licin.


Begitu sampai di lokasi, kami disambut hangat oleh guru-guru disana, bahagianya melihat ketulusan mereka dengan kondisi apa adanya, aliran listrik padampun, semangat mereka tetap membara. Kondisi bangunan secara keseluruhan memang terlihat kokoh, ada beberapa bangunan yang memang atapnya belum ada plafon, lantai seadanya, tapi yang terasa saat itu semangatnya lebih dari sekadarnya. Luar biasa.


Masih seputar perjalanan di Puruk Cahu menuju SMAN 4 Tanah Siang.

Jarak tempuh 8 km melalui jalan tanah di Desa Dirung Bakung ternyata cukup memporakporandakan adrenalin kami. Desa Dirung Bakung adalah salah satu desa di wilayah kec Tanah Siang, kab. Murung Raya, Kalimantan Tengah. Terdapat 19 an desa termasuk Desa Dirung Bakung dan 1 kelurahan Saripoi. Suku Dayak Siang Murung banyak menetap di desa ini. Lihat sepatu bot kami penuh lumpur, tak terbayang saat Bapak Ketut Suprayitno, kepala sekolah SMASN 4 Tanah Siang dan beberapa guru ketika harus hadir utuh mengajar anak anak yang sebentar lagi menempuh ujian nasional. Kesadaran, kesabaran dan keberanian akan semakin membuka cakrawala dan cara pandang kami tentang mencintai negeri ini. Ekstrimnya lokasi dan jauhnya jarak tempuh dari kota Palangkaraya, tidak menyurutkan langkah kami menyelesaikan kegiatan penilaian Barang Milik Daerah.


"Amun dia itah eweh hinday"
Jika bukan kita, lalu siapa lagi.

Penulis : Evi Rahmawati

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini