Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Hei Para Investor, Ini Nih Sektor-Sektor Emiten Yang Boncos Dan Yang (malah) Cuan Akibat Dampak Kenaikan BBM
Ratih Prihatina
Senin, 12 September 2022 pukul 13:34:04   |   3808 kali

Beberapa waktu lalu pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite naik dari Rp7.650,- jadi Rp10.000,- per liter, Solar dari Rp5.150,- jadi Rp6.800,- per liter dan Pertamax dari Rp12.500,- jadi Rp14.500,- per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Kenaikan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan solar sampai 30 persen diramal bakal mengerek inflasi Indonesia mencapai lebih dari 6 persen. Kenaikan harga BBM subsidi yang berdampak pada tingginya inflasi akan cenderung menggerus daya beli masyarakat. Penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang akan menekan laju pertumbuhan ekonomi.

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah. Hal itu dipicu oleh pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Kenaikan inflasi dapat menekan pertumbuhan dalam negeri karena kenaikan BBM subsidi ini akan memberi tekanan ke rupiah, disamping sentimen The Fed yang masih besar di pasar keuangan yang membuat dollar AS menguat terhadap nilai mata uang lainnya.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian mengatakan, emiten sektor transportasi dan logistik akan menghadapi kenaikan BBM secara langsung. Dengan biaya operasional yang lebih tinggi, margin keuntungan yang bakal didapat emiten sektor transportasi dan logistik berpotensi tergerus apabila tidak melakukan penyesuaian biaya jasa yang dikenakan ke pelanggan.

Kemudian Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, emiten di sektor transportasi, manufaktur, dan consumer good akan dirugikan dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini terkait naiknya harga atau ongkos produksi. Di sisi lain, daya beli masyarakat juga ikut menurun.

Di sisi lain, harga BBM yang lebih tinggi diproyeksi mampu semakin meningkatkan kinerja emiten sektor energi, yang sejak awal tahun terus menguat terutama pada emiten batu bara. Pelemahan rupiah memberikan dampak positif bagi sektor yang berorientasi ekspor seperti batu bara dengan pendapatan dalam valuta asing. Apalagi sektor batu bara masih ditopang oleh harga komoditasnya yang kembali tembus rekor (ATH / All Time High) akibat kebijakan Rusia yang menghentikan pasokan gas ke Eropa. Emiten-emiten sektor batu bara banyak terkumpul di indeks sektoral energi dan menjadi pemimpin bagi sektor lainnya.

EMITEN YANG DIRUGIKAN (BONCOS) KARENA DAMPAK KENAIKAN BBM

Berikut beberapa saham-saham transportasi dan logistik raksasa serta sektor konsumer dan pergerakannya sejak pengumuman harga kenaikan BBM hingga penutupan perdagangan minggu kedua bulan September 2022 :

Nama Emiten / Perusahaan

Kode Saham Emiten

Persentase Kenaikan / Penurunan (dalam persentase)

PT Blue Bird Tbk

BIRD

-3,13

PT Adi Sarana Armada Tbk

ASSA

6,16

PT Samudera Indonesia Tbk

SMDR

-1,2

PT Temas Tbk

TMAS

-0,42

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP

-0,85

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF

-0,78

PT Mayora Indah Tbk

MYOR

-3,76

PT Unilever Indonesia Tbk

UNVR

-0,87

Tercatat saham transportasi dengan koreksi terparah dibukukan oleh BIRD yang ambrol 3 persen lebih selama 2 hari perdagangan setelah pengumuman kenaikan harga BBM. Saham perkapalan SMDR dan TMAS juga terkoreksi meski tipis. Sedangkan saham transportasi yang berhasil selamat dari koreksi hanya ASSA yang meskipun pada hari Senin pasca pengumuman kenaikan BBM terpaksa ambrol 5persen lebih, keesokan harinya ASSA berhasil rebound belasan persen. Untuk saham-saham consumer tercatat seluruhnya mengalami koreksi meskipun mayoritas koreksi tidak mencapai 1persen.

EMITEN YANG DIUNTUNGKAN (CUAN) KARENA DAMPAK KENAIKAN BBM

Dan berikut beberapa saham-saham batu bara raksasa dan pergerakannya sejak pengumuman harga kenaikan BBM hingga penutupan perdagangan minggu lalu :

Nama Emiten / Perusahaan

Kode Saham Emiten

Persentase Kenaikan / Penurunan (dalam persentase)

PT Bukit Asam Tbk

PTBA

4,92

PT Adaro Energy Indonesia Tbk

ADRO

6,87

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

ADMR

0,91

PT Indika Energy Tbk

INDY

8,5

PT Bumi Resources Tbk

BUMI

21.34

PT Indo Tambangraya Megah Tbk

ITMG

9,14

PT Harum Energy Tbk

HRUM

10,08

Tercatat emiten-emiten batu bara sukses selama 2 (dua) hari perdagangan selain karena efek kenaikan BBM, ada pula sentimen tambahan di mana harga batu bara melesat hingga mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarahnya / All Time High / ATH. Kenaikan terbesar dibukukan oleh BUMI yang naik 21,34 persen dan ada HRUM di posisi kedua dan ITMG di posisi ketiga yang naik masing-masing 10,08 persen dan 9,14 persen.

Nah, seorang investor diharapkan senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi di belahan dunia agar dapat mengambil keputusan yang paling tepat terhadap dana yang diinvestasikannya. Tiap emiten mempunyai siklus, ada yang tahan banting (bersifat defensif) ada yang amat sensitif terhadap kondisi dan situasi. Emiten dengan kategori fundamental amat baik dan baik, apalagi mempunyai deviden yield (pembayaran deviden dibanding harga sahamnya) yang tinggi, tentu akan membuat kita lebih tenang dan cuan dari tahun ke tahun. Utamakan DYOR (Do Your Own Riset) dan tidak gampang FOMO (Fear Of Missing Out) saat suatu emiten terkerek naik dan agar selalu mempertimbangkan keuntungan dan membatasi resiko suatu instrumen investasi.

Penyusun : Ratih Prihatina, Staff Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan.

Link sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/market/20220907095021-17-369931/harga-bbm-naik-ini-emiten-yang-diuntungkan-dan-dirugikan

https://money.kompas.com/read/2022/09/05/144303326/sektor-sektor-saham-ini-bakal-tertekan-setelah-kenaikan-harga-bbm

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini