Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Kartini - Kartini Masa Kini
Retno Sri Astuti
Kamis, 19 Mei 2022 pukul 11:08:11   |   2789 kali

Masih tergambar dalam ingatan kita tiap tanggal 21 April merupakan peringatan Hari Kartini. Tak terkecuali peringatan tersebut juga dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan yang selalu mengingatkan kita akan besarnya jasa / peranan RA. Kartini dalam kehidupan wanita Indonesia saat ini dimana perempuan sudah mendapatkan tempat yang setara dengan laki-laki, banyak wanita wanita yang menduduki jabatan penting yang biasanya dipegang oleh laki-laki. Dalam bincang Kartini Masa Kini Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani yang sangat mewakili sosok Kartini masa kini , Srikandi Indonesia, panutan para wanita, wanita hebat, wanita cerdas, berdedikasi dan berkontribusi buat Negara dan Bangsa yang tidak kalah hebat dengan apa yang dicapai oleh lelaki. Sudah tidak ada lagi perbedaan gender yang merendahkan posisi perempuan seperti masa lalu, Kartini Masa Kini telah mampu mengerjakan dan melakukan tugas maupun pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki. Wanita saat ini bisa bangga karena telah setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang profesi, tetapi wanita harus tetap pada kodratnya sebagai wanita yang melahirkan dan mendidik anak-anak agar melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang hebat dan tangguh. Raden Ajeng Kartini merupakan sosok emansipasi yang mencetuskan lahirnya kesetaraan gender dan kesamaan kelas sosial dalam masyarakat Indonesia.

R.A. Kartini sebagai ikon emansipasi wanita, yang berjuang hanya dengan sebuah pena, walaupun hanya mengenyam pendidikan sampai pada usia 12 tahun, hal tersebut tidak menyulutkan api semangatnya untuk tetap belajar. Semangat Kartini untuk memperjuangkan kesetaraan dan kesamaan kelas sosial lahir dari pandangannya terhadap kemampuan dan kebebasan berfikir perempuan eropa pada masa itu, yang jika dibandingkan dengan kondisi perempuan Indonesia sangatlah tertinggal jauh. Latar belakang sejarah Indonesia menunjukkan bahwa perempuan ialah jenis kelamin yang berada pada strata kedua dalam masyarakat, tilas sejarah inilah yang memenjara ruang gerak perempuan hingga melahirkan stigma dalam masyarakat bahwa perempuan ialah sosok yang tidak setara dan sebanding dengan laki-laki, perempuan dianggap tidak dapat memiliki peran yang besar dalam masyarakat, tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak dapat menjadi seorang pemimpin negeri, bahkan hanya menduduki strata kedua yang berada dibawah kendali laki-laki,Kartini hadir membawa cahaya bagi wanita Indonesia.

Dari segi perspektif agama Islam wanitapun mempunyai kedudukan yang istimewa karena sejatinya Islam memuliakan wanita dan menjaga martabatnya. Stigma negatif yang selama ini dialamatkan pada wanita, yang tidak menghargai kedudukan wanita, memasung kebebasannya, tidak adil dan menjadikannya sebagai manusia kelas dua yang terkukung dalam penguasaan laki-laki dan tersisihkan dari dinamika kehidupan tanpa peran nyata di masyarakat hal inilah yang dianggap sebagai hambatan bagi perjuangan kesetaraan gender. Bahwa sejatinya Islam memuliakan wanita dan menjaga agar tetap terhormat. Dalam sejarah Islampun muncul cahaya Islam yang menerangi kegelapan yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW yang memerangi segala bentuk kezaliman terhadap wanita dan setiap hak manusia tanpa terkecuali, Islam memuliakan wanita dan menjaganya seperti dalam sabdanya “ Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita ( HR Muslim:3729). Setelah sebelumnya orang-orang jahililyah memandang wanita sebagai musibah, Islam memandang bahwa wanita adalah karunia Allah, Islam memuliakan wanita dan menjadikannya karunia, bukan musibah. Demikian pula yang dibawa oleh RA. Kartini, cahaya dalam kegelapan yang menerangi kaum wanita Indonesia sehingga wanita sudah setara kedudukannya dengan kaum pria Kartini-Kartini hebat masa kini, yang mandiri dan berkontribusi.

Uraian diatas ditinjau dari perempuan dalam perspektif yang lebih luas dan perspektif Islam. Kartini adalah kita perempuan-perempuan masa kini. Sosok R.A Kartini yang telah tiada, tidak menjadikan apa yang diperjuangkannya menjadi mati. Seharusnya, kita yang menyandang gelar Kartini masa kini tidak lagi memelihara stigma buruk masa lalu dan mendorong diri sendiri untuk meningkatkan kapasistas dan kualitas diri. Jangan takut untuk bermimpi, jangan menyerah untuk sebuah pencapaian yang belum terealisasi dan jangan ragu untuk berdiri diatas kaki sendiri. Akhir kata, tetaplah berkarya para wanita hebat Indonesia tanpa harus melihat sekat dan usia.

“ Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya

Raden Ajeng Kartini, Agustus tahun 1900.


(penulis/foto/sumber narasi : onter/Gogle/ you tube)


(penulis/foto/sumber narasi : onter/Gogle/ you tube)


Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini