Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Galeri Kreatif Kehutanan Papua: Mengenal Keberagaman Papua Sekaligus Melestarikan Hutan dan Memberdayakan UMKM
Dimas Aditya Saputra
Rabu, 09 Maret 2022 pukul 14:23:58   |   2681 kali

Pendahuluan

Provinsi Papua dengan luas total 420.540 km merupakan provinsi terluas di Indonesia dan terbagi dalam 29 kabupaten/kota. Provinsi Papua memiliki area hutan lindung terluas di Indonesia, dimana berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2019 tercatat luasnya mencapai 7,8 juta hektar. Adapun total luas hutan di Provinsi Papua sekitar 42,5 juta hektar dan menjadi habitat bagi flora dan fauna khas Papua antara lain seperti burung cenderawasih, kasuari, dan tikus raksasa.

Pemerintah Indonesia sudah sejak lama memiliki perhatian khusus dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mulai dari membentuk kementerian lembaga yang khusus menangani UMKM hingga pemberian insentif dan kemudahan fiskal dalam mendukung pengembangan UMKM. Pemerintah Provinsi Papua juga mendukung keberadaan UMKM tidak hanya melalui keberadaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM dan Tenaga Kerja, namun juga melalui perangkat SKPD yang ada, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dengan mendirikan Galeri Kreatif Kehutanan.

Pada saat perhelatan PON XX 2021 Papua pada bulan Oktober 2021, Tim kehumasan Kanwil DJKN Papua, Papua Barat, dan Maluku (Papabaruku) disela peliputan dukungan BMN dalam pelaksanaan PON, tidak sengaja berkunjung ke Galeri Kreatif Kehutanan tersebut dan memperoleh banyak cerita menarik terkait keberadaan galeri tersebut.

Sekilas Mengenai Galeri Kreatif Kehutanan

Galeri Kreatif Kehutanan merupakan terobosan dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Papua melalui Koperasi Rimbawan Papua untuk dapat melestarikan hutan Papua sekaligus memberdayakan UMKM khususnya yang mengolah produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Galeri Kreatif Kehutanan yang terletak di Jalan Raya Abepura, Jayapura tersebut baru didirikan pertengahan bulan Agustus 2021 atau dua bulan menjelang pembukaan PON XX 2021 Papua. Beberapa produk yang dijual antara lain Stik rumput laut Ruiweed (Kabupaten Yapen), Madu asli Wamena (Kabupaten Jayawijaya), Minyak kayu putih (Kabupaten Biak Numfor), Aneka kue mangrove (Kabupaten Biak Numfor), Tepung sagu siap saji dan aneka kue sagu (Kabupaten Jayapura), Kopi Pinang Papua (Kota Jayapura), The Gaharu (Kabupaten Keerom), Sari Pinang Jahe (Kabupaten Nabire), Minyak daun gatal Papua (Kabupaten Mimika), Produk ecoprint (Kabupaten Mimika dan Kabupaten Waropen), Teh Jerujuh (Kabupaten Waropen), dan Minyak Gaharu (Kabupaten Waropen).

Selain produk-produk di atas, juga terdapat beberapa produk kerajinan tangan seperti lukisan kulit kayu, noken, ukiran, dan pernak pernik khas Papua lainnya. Untuk melihat produk-produk yang ada pada Galeri Kreatif Kehutanan dapat dilihat langsung melalui instagram Galeri Kreatif Kehutanan @pusatoleholehpapua.

Gambar 1. Penanggung jawab operasi Galeri Kreatif Kehutanan Yani Alfons

menunjukkan beberapa produk yang ada di galeri

Ide dan Rencana Pengembangan Galeri Kreatif Kehutanan

Perwakilan Kanwil DJKN Papua, Papua Barat, dan Maluku pada bulan awal bulan Desember 2021 berkesempatan mewawancarai langsung Kepala Dinas KLH Provinsi Papua, Jan Jap L. Ormuseray untuk mengetahui lebih jauh mengenai Galeri Kreatif Kehutanan. Ditemani oleh Aristoteles Ap, Kepala Koperasi Dinas KLH Provinsi Papua, Ormuseray dengan penuh semangat dan terbuka menjelaskan mengenai Galeri Kreatif Kehutanan. Berikut rangkuman dari wawancara tersebut.

Gambar 2. Kepala Dinas KLH Provinsi Papua, Jan Jap L. Ormuseray menerima perwakilan

Kanwil DJKN Papabaruku dan sekaligus memperlihatkan produk hasil binaan Dinas KLH

Bagaimana ide terkait pendirian Galeri Kreatif Kehutanan?

Berawal dari keprihatinan dengan kegiatan illegal logging yang sering terjadi di Papua sekitar 8 tahun yang lalu. Dengan topografi Papua yang banyak gunung dan lereng, otomatis akan menyebabkan longsor dan banjir. Selain itu, juga keinginan untuk mengalihkan kebiasaan masyarakat yang suka menebang pohon untuk memanfaatkan HHBK.

Melalui Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) dan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) yang tersebar di beberapa kabupaten/kota, dilakukan pembinaan kepada kelompok masyarakat sehingga bisa menghasilkan produk yang berasal dari HHBK yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh produk Kayu Putih dari Biak merupakan produksi dari petani yang dulunya adalah pelaku illegal logging dan produk Madu dari Wamena yang berasal dari inisiasi rehabilitasi hutan dengan menanam pohon Kaliandra.

Pada awalnya semua produk yang dihasilkan ditampilkan di kantor Dinas KLH Provinsi Papua, namun seiring semakin banyak ragam produk dan akan adanya event PON XX Papua 2021, maka dicarilah lokasi yang representatif untuk bisa mempromosikan dan menjual produk yang ada, sehingga akhirnya disewa gedung yang berlokasi di pinggir Jalan Raya Abepura Jayapura.

Jumlah produk yang dijual di Galeri?

Sampai saat ini terdapat sekitar 120 produk yang dijual, mulai dari produk HHBK dan turunannya hingga produk binaan dari 14 KPH dan 19 CDK lainnya. Beberapa contoh produk HHBK seperti Madu dari Wamena, Kayu Putih dari Biak, Stik Rumput Laut dari Yapen, Teh Gaharu dari Keerom/Sarmi, dan Kopi Pinang Jayapura.

Produk binaan lainnya seperti kerajinan kulit buaya Merauke. Semua produk yang dijual telah mendapat ijin BPOM dan dijamin kesterilan serta kehalalannya. Galeri Kreatif Kehutanan terdiri dari 3 lantai, dimana lantai 1 untuk toko dan lantai 2 untuk tempat produksi aneka kue sagu. Dalam pengelolaannya melibatkan anak-anak muda Papua yang kreatif dan IT minded. Galeri Kreatif Kehutanan telah mendapat Certificate CHSE dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI terkait standard cleanliness, health, safety, and environmental sustainability.

Gambar 3. Calon pembeli di Galeri Kreatif Kehutanan yang berlokasi di Jalan Raya Abepura

Dampak keberadaan Galeri Kreatif Kehutanan

Kelompok masyarakat dibawah binaan KPH dan CDK merupakan masyarakat yang langsung merasakan dampak secara sosial dan ekonomi. Rata-rata kehidupan mereka semakin sejahtera, mampu membayar kebutuhan kesehatan, dan dapat menyekolahkan anak-anak mereka.

Semua produk yang dihasilkan ditampung dan dijual melalui galeri. Bahkan pada saat perhelatan PON, banyak produk yang habis diborong oleh kontingen atlet contohnya adalah Kopi Pinang produksi dari KPH Kota Jayapura. Ada cerita unik dari produk kopi pinang ini, karena ide awal pembuatan produk ini karena ingin membantu Mama-Mama Papua penjual pinang agar buah pinangnya tidak dibuang karena tidak laku. Dari hasil pengolahan buah pinang tersebut dengan kopi Papua dan setelah melalui penelitian, maka terciptalah Kopi Pinang yang bagus untuk kesehatan dan vitalitas.

Dampak lainnya adalah mulai beralihnya perhatian masyarakat di sekitar hutan, yang dari awalnya sering menebang hutan menjadi lebih memanfaatkan hasil hutan bukan kayu. Bahkan mulai menanam pohon yang bisa memberikan manfaat ekonomi seperti pohon Khombow di daerah Asei Sentani, yang mana kulit kayu nya bisa dijadikan untuk lukisan/ukiran khas Papua.

Gambar 4. Calon pembeli produk Mama-Mama Papua yang berada persis

di depan pintu masuk Galeri Kreatif Kehutanan

Mendorong keberadaan Mama-Mama Papua

Keberadaan galeri tentunya menarik para pembeli yang ingin memperoleh produk yang berkualitas. Galeri tidak melupakan keberadaan Mama-Mama Papua yang menjual noken dan kerajinan khas Papua, yang berjualan dipinggir jalan. Untuk itu, galeri menyediakan tempat khusus di depan galeri yang bisa dibuka tutup bagi Mama-Mama Papua. Mama-Mama Papua tidak perlu kuatir untuk kehujanan dan kepanasan.

Bahkan galeri mempersilahkan barang jualan Mama-Mama Papua untuk dititipkan dan dijual di galeri tanpa dipungut biaya sepeser pun. Selain itu, barang jualan tersebut dapat disimpan di galeri pada malam hari tanpa perlu dibawa pulang oleh Mama-Mama Papua. Dinas KLH mendorong Mama-Mama Papua untuk semakin kreatif dalam menghasilkan produk-produk yang dijual, sehingga dapat membantu perekonominan mereka.

Gambar 5. Tempat berjualan Mama-Mama Papua yang disediakan khusus

oleh Dinas KLH Provinsi Papua

Rencana kedepan

Usaha yang telah berjalan baik ini jangan putus dengan berakhirnya perhelatan PON dan Peparnas, namun akan terus diusahakan untuk semakin berkembang. Beberapa hal yang telah dilakukan adalah bekerja sama dengan hotel-hotel di Jayapura dalam pemasaran produk. Juga dilakukan kerja sama dengan PT Pos untuk pengiriman dimana setiap pembeli tinggal melakukan pemesanan dan langsung dilakukan pengiriman. Selain itu, juga membawa contoh produk yang ada dalam kegiatan Pasific Exposition yang merupakan pameran perdagangan, investasi, dan wisata terbesar di Kawasan Pasifik.

Selanjutnya, terus mendorong munculnya produk HHBK dan jasa kehutanan lainnya dari kelompok masyarakat. Hal ini termasuk membantu kemudahan proses penelitian dan perijinannya.

Harapan Dinas KLH

Berharap masyarakat disekitar hutan Papua untuk terus menjaga lingkungan dan sekaligus memanfaatkan HHBK. Hal tersebut sejalan dengan komitmen untuk menjaga hutan Papua sebagai salah satu para-paru Indonesia dan dunia.

Kanwil DJKN Papabaruku Ikut Mendukung UMKM Papua

Sebagaimana diketahui Kemenkeu sangat memberikan perhatian khusus untuk pengembangan dan penguatan UMKM di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, DJKN sejak beberapa tahun terakhir telah berkomitmen untuk ikut aktif mendukung keberadaan UMKM. Tahun 2021, DJKN telah mengeluarkan beberapa inisiatif dan kebijakan yang berkaitan dengan UMKM seperti crash program keringanan utang, Kedai Lelang UMKM, dan dukugan SMV Kemenkeu yang berada dibawah pembinaan DJKN. Bahkan di tahun 2022, terdapat IKU pada kontrak kinerja Kepala Kanwil DJKN yang didedikasikan untuk pengembangan UMKM.

Melihat inisiatif luar biasa Dinas KLH Provinsi Papua tersebut dalam menjaga lingkungan hutan Papua dan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat, maka Kanwil DJKN Papabaruku mungkin dapat melakukan beberapa hal antara lain:

a. Ikut langsung membeli dan menggunakan produk yang dijual di Galeri Kreatif Kehutanan dalam mendukung operasional kantor.

b. Menginisiasi kolaborasi dengan Dinas KLH Provinsi Papua untuk mempromosikan produk yang dijual oleh Galeri Kreatif Kehutanan, dengan mengoptimalkan jaringan sosial media Kanwil, dan membuka display produk UMKM di APT Kanwil (atau mungkin bisa di lobby GKN Jayapura).

c. Mendorong Dinas KLH Provinsi Papua ikut dalam program Kedai Lelang UMKM yang diadakan oleh KPKNL Jayapura dan KPKNL Biak.

d. Bekerjasama dengan Dinas KLH Provisi Papua untuk mengoptimalkan produk kerajinan Mama-Mama Papua yang dijual di depan Galeri Kreatif Kehutanan dengan memuat logo/branding Kanwil DJKN Papabaruku atau Kemenkeu Papua, contoh Noken atau produk khas Papua lainnya.

e. Melihat kemungkinan dukungan SMV Kemenkeu yang bisa meningkatan kualitas atau kuantitas produksi UMKM yang ada, sehingga dapat mendorong produk yang ada bisa diekspor ke negara tetangga yang ada di kawasan Pasifik.

Tentunya masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan oleh Kanwil DJKN Papabaruku dalam mendukung pengembangan UMKM khususnya di tanah Papua. Inisiasi yang dilakukan Dinas KLH Provinsi Papua melalui Koperasi Rimbawan Papua dengan mendirikan Galeri Kreatif Kehutanan mungkin dapat menjadi salah satu pintu masuk untuk mendukung UMKM dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus melestarikan hutan di tanah Papua sehingga tetap asri dan terjaga eco system alamnya.

Frengky Setiawan, Semuel O Rehareng, dan Dimas Aditya Saputra

Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi

Kanwil DJKN Papua, Papua Barat, dan Maluku

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini