Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Inspirasi Pahlawan untuk Punggawa Penjaga Aset Negara
Mahmud Ashari
Rabu, 10 November 2021 pukul 12:11:37   |   837 kali

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa pahlawannya. Sebuah kalimat dari Bung Karno yang luar biasa maknanya, dan selalu digunakan sebagai caption untuk membakar semangat anak bangsa. Penulis yakin bahwa generasi kita, generasi milenial dan junior-juniornya sudah mulai mengenal pahlawan nasional sejak mengecap bangku pendidikan dasar. Karena sudah menjadi standar pendidikan, jiwa patrotisme harus ditanamkan sejak dini, antara lain mengenalkan para pahlawan nasional melalui foto atau gambar yang dipajang di ruang kelas maupun ruang publik. Hal itu antara lain dimaksudkan untuk mengimplementasikan pesan Bung Karno, agar kita dan generasi setelahnya tidak melupakan jasa para pahlawan.

Budaya baik tersebut memang sangat wajar mengingat seluruh negara di planet biru ini mempunyai sosok pahlawannya sendiri-sendiri. Dari negara dunia ketiga sampai negara adidaya, semangat patriotisme merupakan salah satu bahan bakar untuk mempertahankan keberadaan dan kedaulatan suatu bangsa. Salah satu tools-nya melalui pengenalan sejak dini sosok dan kontribusi pahlawan.

Menjadi tugas generasi berikutnya lah untuk menerima, meneruskan dan membawa tongkat estafet perjuangan para pendahulu. Para filsuf bijak mengatakan bahwa meneruskan perjuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, apalagi di era kemerdekaan, tidak perlu lagi dengan mengangkat senjata. Kontribusi anak bangsa dapat disalurkan melalui hal-hal positif lainnya. Pun demikian dengan anak bangsa yang mengabdi di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Dengan berbagai macam tusi, penulis mencoba memotret salah satu mandat yang diemban DJKN yaitu sebagai punggawa penjaga aset negara. Dalam perjuangan menjaga aset, tidak dipungkiri masih terdapat beberapa “musuh” besar, antara lain aset idle. Keberadaan aset idle merupakan pekerjaan rumah bagi DJKN dan satker pengguna. Bahkan Menteri Keuangan menaruh perhatian atas keberadaan aset idle ini.

Dalam salah satu pesan pada saat peresmian Lembaga Manajemen Aset Negara, akhir tahun 2016, orang nomor satu di Kementerian Keuangan ini mengatakan bahwa aset idle tidak menghasilkan nilai keekonomian, bahkan memakan uang negara. Alih-alih menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), aset negara yang dibiarkan idle malah akan menimbulkan beban biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, medan pertempuran inilah yang harus terus diperjuangkan dan dimenangkan seluruh punggawa penjaga aset negara untuk membawanya bergerak untuk berkontribusi pada PNBP.

Berkaca dari perjalanan perjuangan para pahlawan, segala upaya mereka kerahkan untuk membawa bangsanya terlepas dari penjajahan kolonialisme dan membawa kado kemerdekaan untuk generasi berikutnya. Penulis yakin, banyak inspirasi perjuangan para pahlawan bisa dipetik, ditanamkan, dan diteladani oleh kita semua, khususnya para punggawa penjaga aset negara. Mereka menghadapi keterbatasan dan kesulitan pada eranya. Mereka mungkin belum mengenal perumusan strength, weakness, opportunity, dan threat. Namun mereka mampu mengatasi dan memanfaatkan keterbatasan serta kesulitan itu, serta mengoptimalkan kelebihan serta kesempatan yang ada menjadi satu modal pembakar semangat patriotisme.

Kitapun menghadapi hal serupa dengan dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Strength, weakness, opportunity, dan threat sudah dirumuskan oleh masing-masing unit untuk menjadi salah satu modal dalam melawan keberadaan aset idle. Semuanya berpulang kepada diri kita masing-masing untuk terus mengembangkan sumber daya, menciptakan dan memanfaatkan kesempatan, untuk mengatasi kesulitan dan keterbatasan. Serta dengan sinergi, koordinasi, serta kolaborasi, yakinlah kita bisa. Yakinlah kita bisa meneruskan warisan para pahlawan dan meneladani seluruh inspirasi mereka.

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi,

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak,

Kami mati muda Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

(nukilan puisi Karawang-Bekasi, karya Chairil Anwar)


Selamat Hari Pahlawan, 10 November 2021. Pahlawanku, Inspirasiku.

Penulis: Mahmud Ashari, Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Kisaran

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini