Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Menghindari Burnout Syndrom Dalam Bekerja
Yenni Ratna Pratiwi
Selasa, 29 Juni 2021 pukul 13:46:45   |   2597 kali

Pernahkan anda merasa lesu di lingkungan kerja atau kurang bersemangat pada saat bekerja, cepat marah, merasa benci dengan pekerjaan yang digeluti, performa kerja menurun, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Jika begitu, mungkin anda sedang mengalami burnout atau kehilangan semangat kerja dan minat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Pekerjaan memang cenderung melelahkan dan akibatnya stress pun tidak dapat dihindari. Bukan stress biasa tetapi masalah kesehatan mental seperti burnout syndrome. Mari kita ketahui lebih lanjut apa itu burnout syndrome.

Burnout syndrome ialah kondisi stress yang berhubungan dengan pekerjaan, kondisi ini juga dikenal dengan occupational burnout atau job burnout. Biasanya kondisi ini ditandai dengan kelelahan secara emosional dan juga fisik, yang diakibatkan karena kenyataan dan ekspektasi karyawan di posisinya tidak berjalan sesuai yang dibayangkan, atau ketika anda merasa kewalahan terhadap banyaknya pekerjaan di kantor dan perintah atasan yang ada tetapi tidak dapat memenuhinya. Burnout tidak dialami dalam waktu semalam melainkan dalam waktu bertahap yang seiring berjalannya waktu dapat memburuk. Lalu apa saja gejala burnout syndrom?

Berdasarkan penjelasan dr. Nitish Basant Adnani, BMed MSc, beberapa gejala burnout syndrome yang bisa Anda alami adalah sebagai berikut:

  • Merasa seperti kehabisan energi atau kelelahan
  • Meningkatnya pemisahan diri dari hal-hal yang terkait pekerjaan (mental distance), atau memiliki perasan negatif (sinisme) yang berkaitan dengan pekerjaan
  • Produktivitas kerja menurun

Selain itu, burnout syndrome akibat berbagai tekanan pekerjaan juga bisa membuat Anda mengalami keadaan berikut ini:

  • Bekerja lebih dari jam yang ditentukan
  • Merasakan kecemasan berlebih untuk berbuat lebih banyak
  • Membiarkan rapat berjalan melewati batas waktu yang ditentukan
  • Merasa hidup begitu berat dan selalu tertekan
  • Kondisi fisik yang sering sakit-sakitan
  • Menarik diri dari pergaulan
  • Sering tidak produktif
  • Tidak antusias dalam melakukan pekerjaan

Segala kondisi yang terjadi akibat burnout syndrome pada akhirnya akan membuat Anda merasa benar-benar kesulitan, sekalipun hanya mengerjakan pekerjaan yang mudah. Berikut merupakan tips untuk menghindari burnout syndrome :

  • Membuat batasan jam bekerja
  • Pastikan anda menetapkan batasan bekerja anda, istirahat jika lelah dan lanjutkan lagi ketika pekerjaan belum selesai.
  • Lakukan aktivitas lain yang positif
  • Lakukan kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang anda seperti berolahraga untuk menyeimbangkan mental
  • Ubah pola pikir
  • Ketika kita berpikir bahwa sebuah pekerjaan terasa susah dan banyak, hal tersebut dapat disiasati dengan berpikir positif dan optimis. Sebuah pekerjaan akan selesai jika dikerjakan bukan hanya dipikirkan.
  • Buat perencanaan kerja yang jelas.
  • Buatlah perencanaan yang jelas dan terstruktur. Jika pekerjaan yang kita kerjakan sudah melebihi waktu bekerja dalam sehari, sebaiknya dihentikan dan dikerjakan lain hari.
  • Lakukan kegiatan yang menyenangkan.
  • Temukanlah kegiatan yang membuat mood anda cerah kembali, hal ini dapat mengembalikan ksehatan mental dan dapat mempengaruhi mood bekerja menjadi lebih positif.

Itu tadi adalah tips-tips mengatasi sekaligus menghindari burnout syndrome dalam pekerjaan. Walaupun terkesan sepele jika sudah terkena syndrome ini dapat mempengaruhi optimal atau tidaknya sebuah pekerjaan yang kita kerjakan juga terkadang mengganggu hubungan antara sesama pegawai. Sehingga alangkah baiknya jika kita dapat mencegah hal ini untuk terjadi karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Penulis : Eka Sari Ismirani

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3638836/tanda-anda-terkena-burnout-syndrome-saat-kerja-di-rumah#:~:text=Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO,dirasakan secara fisik maupun emosional.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini