Numismatik. Hobi Sekaligus Belajar Sejarah dan Berinvestasi
YUSUF EKO SUSILO
Minggu, 23 Mei 2021 pukul 20:13:37 |
33805 kali
Meskipun kurang begitu populer
dibandingkan hobi mengumpulkan perangko (filateli), sebenarnya sudah banyak
orang yang memiliki hobi mengumpulkan uang kuno. Uang kuno berupa uang kertas
dan uang koin tersebut disimpan karena dirasa berharga dan memiliki kenangan
tertentu. Ada pula uang kuno yang dikumpulkan untuk tujuan investasi. Hobi
mengumpulkan uang kuno ini disebut numismatik.
Numismatik adalah suatu kegiatan
mengumpulkan benda-benda terkait
uang,
seperti uang kertas, uang koin, token, dan benda-benda terkait lainnya yang
pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat. Numismatik mempelajari antara
lain, sejarah mata uang, cara pembuatannya, ciri-cirinya, variasi yang
ditemukan, pemalsuannya, sejarah politik terbentuknya mata uang tersebut, dsb.
Koleksi numismatik tidak terbatas pada uang lama atau kuno tetapi termasuk uang
yang sedang berlaku saat ini. Meskipun kebanyakan koleksinya memang berupa uang
lama atau kuno. Koleksi numismatik bisa berasal dari berbagai negara dan masa
peredaran. Masyarakat umum mengenal numismatik sebagai hobi mengoleksi uang
kuno. Orang yang berkecimpung dalam dunia numismatik disebut numismatis.
Para numismatis menjadikan numismatik
sebagai hobi yang mengasyikkan biasanya karena tiga hal, yaitu: kekaguman atas
desain uang (kertas maupun koin) yang beredar, nostalgia masa lalu, dan
ketertarikan pada cerita di balik uang tersebut. Para numismatis menemukan
kesenangan atau kepuasan pribadi saat bisa memiliki dan mencermati gambar
koleksi uang mereka. Uang kertas dan uang koin ibarat karya seni yang tak
pernah bosan untuk dinikmati. Koleksi uang lama bisa membangkitkan kenangan
masa lalu, misalnya terkenang suasana masa kecil saat melihat uang koin Rp50,-
karena masa kecil dulu uang jajannya sebesar Rp50,-. Bisa juga terkenang
guyonan masa kecil dengan uang kertas Rp500,- yang bergambar rumah adat Kalimantan
Timur dan di baliknya bergambar orang utan.
Bahkan terkenang saat menerima gaji pertama kali. Besar gaji pertama
kali berapa, uangnya gambar apa, digunakan untuk apa saja, dan kenangan lain
yang terlintas.
Numismatik bisa menjadi sarana edukasi
sejarah dengan mengulik cerita di balik terbitnya uang kertas dan uang koin.
Contohnya, Pemerintah Hindia Belanda saat masih menjajah Indonesia, melalui De
Javasche Bank pernah mengeluarkan uang kertas bergambar wayang dengan tujuan
untuk mendekati dan mengambil simpati penduduk Indonesia terutama di Pulau Jawa
agar mau bekerja sama. Pada tahun 1942, Jepang menginvasi Hindia Belanda. Dalam
masa pendudukannya, Pemerintah Jepang mengeluarkan dua jenis mata uang kertas
untuk diedarkan di wilayah Hindia Belanda, yaitu: De Japansche Regeering dan
Dai Nippon Teikoku Seihu. Pada awal peredaran ORI (Oeang Republik Indonesia)
tahun 1946, terdapat
kendala dalam pendistribusian ORI ke daerah-daerah. Sehingga beberapa daerah
membuat ORI-nya sendiri dengan persetujuan pemerintah pusat sebagai alat tukar
sementara yang dikenal dengan istilah ORIDA (Oeang Republik Indonesia
Daerah).
Pada saat konfrontasi Indonesia-Malaysia yang melahirkan Operasi Dwikora tahun
1964, pemerintah menerbitkan uang kertas seri Sukarelawan untuk mengkampanyekan
dan menggelorakan semangat Dwikora.
Saat ini, uang kertas Republik Indonesia
selain digunakan sebagai alat tukar, digunakan pula sebagai sarana edukasi
nasionalisme Indonesia. Uang kertas saat ini umumnya bergambar para pahlawan
nasional, program pemerintah, kekayaan alam, dan kebudayaan nusantara
Indonesia. Jika Anda tidak percaya, Anda dapat membuktikannya dengan melihat
uang kertas yang ada di dompet ataupun saku Anda. Siapa pahlawan nasional dan
kebudayaan apa yang tergambar dalam uang tersebut.
Selain sebagai hobi, numismatik bisa
dijadikan sebagai instrumen investasi. Seiring berjalannya waktu dan prinsip
kelangkaan, uang kuno dapat dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Ada
dua hal yang mempengaruhi harga uang kuno. Pertama, tingkat kelangkaan. Semakin
langka uang kuno, semakin tinggi pula harganya. Kedua, kondisi fisik uang kuno.
Semakin bagus kondisi fisiknya, semakin tinggi pula harganya. Selain itu ada
uang dengan kondisi misprint atau miscut, yaitu uang yang
mengalami salah cetak atau salah potong dalam pembuatannya. Kecacatan uang ini
menjadi hal unik yang menarik bagi sebagian numismatis. Ada pula numismatis
yang tertarik pada nomor seri uang kertas yang unik, misalnya nomor seri yang
urut atau kombinasi angka tertentu yang dianggap cantik. Keunikan-keunikan
tersebut bisa menaikkan harga uang kuno. Uang kuno bisa dijual secara offline
dan online di dalam dan luar negeri.
Sebagai gambaran, penulis pernah membeli
selembar uang kuno dan menjualnya kembali dengan harga 20% lebih tinggi dalam
kurun waktu dua minggu. Koleksi uang koin tahun 1991 milik penulis terjual
kembali dengan harga 40% lebih tinggi. Bahkan salah satu koleksi uang kertas
milik penulis saat ini telah berharga 400% lebih tinggi dari harga waktu
penulis beli di tahun 2015.
Bila tertarik untuk menggeluti atau
hanya sekedar mengenal tentang numismatik, bisa mempelajarinya dengan membaca
buku-buku dan berbagai literatur numismatik, salah satu buku yang dapat menjadi
referensi adalah KUKI (Katalog Uang Kertas Indonesia) yang berisi informasi
karakteristik dan perkiraan harga uang kertas yang pernah beredar di Indonesia
hingga saat ini. Bisa juga dengan mengunjungi Museum Bank Mandiri untuk melihat
berbagai koleksi uang kuno Indonesia secara lengkap dan uang dari berbagai
belahan dunia. Biasanya di Museum Bank Mandiri setiap tahun rutin diadakan
pameran dan lelang numismatik. Untuk memperbarui informasi dan berdiskusi dapat
dilakukan dengan cara bergabung dalam berbagai grup dan komunitas numismatik di
seluruh Indonesia.
Mengoleksi uang kuno selain untuk
kesenangan dan belajar sejarah, ternyata bisa juga untuk investasi. Tertarik untuk
mulai mengoleksi uang kuno?
Disclaimer |
---|
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja. |
Foto Terkait Artikel