Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Hubungan Realisasi Pokok Lelang Terhadap Indikator Pergerakan Ekonomi Gross Domestic Product (GDP)
Mohammad Iqbal Firzada
Senin, 26 April 2021 pukul 08:20:27   |   47455 kali

Pergerakan ekonomi dapat diartikan sebagai perubahan kenaikan nilai GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Produk Domestik Bruto) tanpa dilihat apakah kenaikan tersebut lebih kecil atau lebih besar dari kenaikan jumlah penduduk atau perubahan struktur dan pola ekonomi terjadi atau tidak serta proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dalam suatu wilayah.

Salah satu sektor jasa dalam pergerakan ekonomi yang perlu digali dalam rangka pemberdayaan perekonomian nasional adalah Lelang, karena Lelang dapat menjadi instrumen yang penting bagi pergerakan ekonomi Indonesia ke depan dan Lelang memiliki fungsi yang strategis dalam rangka memperlancar arus barang dan memberikan pendapatan kepada masyarakat serta retribusi kepada negara.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang merupakan salah satu instansi di bawah Kementerian Keuangan ikut ambil bagian penting dalam mewujudkan pergerakan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan negara berupa PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang salah satunya berasal dari pelaksanaan lelang. Pada tahun 2017 nilai pokok lelang nasional mencapai Rp6,7 triliun, tahun 2018 nilai pokok lelang nasional mencapai Rp7,5 triliun dan tahun 2019 nilai pokok lelang nasional mencapai Rp10 triliun. Berdasarkan hal tersebut realisasi pokok lelang mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun.

Gross Domestik Product (GDP) / Produk Domestik Bruto (PDB) Sebagai Indikator Pergerakan Ekonomi

Gross Domestic Product (GDP) / Produk Domestik Bruto (PDB) adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP/PDB mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis. Sadono Sukirno dalam bukunya “Makro Ekonomi Teori Pengantar”, mendeskripsikan pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing. Barang dan jasa yang diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain selama perusahaan tersebut masih beroperasi di negara tersebut.

Perekonomian suatu negara dapat diukur dari jumlah barang dan jasa baik dipandang dari sisi konsumsi maupun produksi. Nilai dari produksi dan jasa inilah yang menjadi pusat perhitungan dalam menentukan jumlah PDB (Produk Domestik Bruto).

Terdapat 2 jenis PDB/GDP, yaitu:

1) Perhitungan PDB atas dasar harga berlaku/PDB nominal menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi suatu negara serta mengukur kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara.

2) Perhitungan PDB atas dasar harga konstan/ PDB rill menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB harga konstan digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Pengertian Lelang

Kata lelang merupakan terjemahan bahasa Inggris dari kata auction. Kata auction yang berasal dari bahasa latin augere/auctus yang artinya meningkat. Kata ini berasal dari proses penawaran dimana harga yang ditawarkan akan meningkat selama proses tawar menawar. Lelang merupakan penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan penawaran harga yang meningkat atau menurun atau dengan pemasukan harga dalam sampul tertutup, atau kepada orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau diizinkan untuk ikut-serta, dan diberi kesempatan untuk menawar harga, menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukkan harga dalam sampul tertutup (terjemahan Pasal 1 (Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908:189 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1941:3).

Pengertian diatas memiliki makna yang sama dengan pengertian menurut Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.06/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang.

Jenis Lelang

Berdasarkan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 PMK No 213/PMK.06/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, jenis lelang terdiri dari :

1) Lelang Eksekusi

Lelang Untuk melaksanakan putusan atau penetapan pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

2) Lelang Non Eksekusi Wajib

Lelang untuk melaksanakan penjualan barang yang oleh peraturan perundang-undangan diharuskan dijual secara lelang

3) Lelang Non Eksekusi Sukarela

Lelang atas barang milik swasta, orang atau badan hukum/badan usaha yang dilelang secara sukarela.

Pokok Lelang

Berdasarkan Pasal 1 ayat 27 PMK No 213/PMK.06/2020, Pokok Lelang adalah Harga Lelang yang belum termasuk Bea Lelang Pembeli dalam Lelang yang diselenggarakan dengan penawaran harga secara eksklusif, atau Harga Lelang dikurangi Bea Lelang Pembeli dalam Lelang yang diselenggarakan dengan penawaran harga secara inklusif.

Realisasi Produk Domestik Bruto dan Realisasi Pokok Lelang

PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Pada tabel di bawah ini akan digunakan PDB atas dasar harga berlaku nominal, karena PDB atas dasar harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar pula, begitu juga sebaliknya dan dari nilai PDB atas dasar harga berlaku tersebut dapat menunjukkan kemampuan masyarakat dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Pada Tabel di bawah ini akan dijelaskan secara rinci PDB menurut pengeluaran dari tahun 2017 - 2019 atas dasar harga berlaku, dengan data sebagai berikut:


PDB Penggunaan

PDB menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah)

Harga Berlaku

2017

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Tahunan

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

1 838 351,06

1 871 559,07

1 950 543,19

1 962 602,79

7 623 056,11

a. Makanan dan Minuman, Selain Restoran

725 064,27

734 039,52

764 098,75

763 679,48

2 986 882,01

b. Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya

65 420,53

68 429,47

69 167,18

70 604,11

273 621,29

c. Perumahan dan Perlengkapan Rumahtangga

235 587,79

241 309,24

249 561,88

253 928,98

980 387,89

d. Kesehatan dan Pendidikan

123 890,28

125 437,99

132 014,37

133 791,45

515 134,08

e. Transportasi dan Komunikasi

419 805,90

428 824,28

450 155,15

450 119,90

1 748 905,24

f. Restoran dan Hotel

179 927,97

184 216,78

193 848,96

197 583,32

755 577,03

g. Lainnya

88 654,33

89 301,79

91 696,91

92 895,54

362 548,57

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

38 317,83

39 704,12

40 770,88

41 801,60

160 594,43

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

212 590,70

290 743,74

308 468,97

427 666,32

1 239 469,72

a. Konsumsi Kolektif

129 373,14

176 072,85

188 231,44

267 620,02

761 297,46

b. Konsumsi Individu

83 217,56

114 670,89

120 237,53

160 046,30

478 172,26

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

1 017 939,44

1 055 677,47

1 115 902,50

1 181 055,36

4 370 574,77

a. Bangunan

772 891,16

790 528,30

832 220,67

887 795,78

3 283 435,90

b. Mesin dan Perlengkapan

89 139,54

88 234,92

104 913,90

123 655,43

405 943,79

c. Kendaraan

55 831,16

56 326,92

62 498,38

59 277,84

233 934,30

d. Peralatan Lainnya

17 743,05

18 644,83

19 791,45

21 319,62

77 498,95

e. CBR

57 678,52

68 161,64

65 217,72

63 604,10

254 661,99

f. Produk Kekayaan Intelektual

24 656,01

33 780,85

31 260,39

25 402,59

115 099,84

5. Perubahan Inventori

98 725,65

96 871,78

69 710,64

-54 671,77

210 636,31

6. Ekspor Barang dan Jasa

658 914,77

637 894,17

706 427,22

738 824,35

2 742 060,50

a. Barang

574 355,21

552 481,28

609 126,03

650 737,97

2 386 700,49

a.1. Barang Non-migas

521 184,21

504 714,57

558 025,06

593 084,85

2 177 008,70

a.b. Barang migas

53 171,00

47 766,71

51 100,96

57 653,12

209 691,79

b. Jasa

84 559,56

85 412,89

97 301,19

88 086,38

355 360,02

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

603 781,82

597 584,03

660 248,74

744 668,36

2 606 282,95

a. Barang

501 247,64

487 422,88

549 075,10

616 686,86

2 154 432,48

a.1. Barang Non-migas

411 225,80

418 659,21

470 857,84

519 941,18

1 820 684,03

a.b. Barang migas

90 021,84

68 763,67

78 217,26

96 745,68

333 748,45

b. Jasa

102 534,17

110 161,15

111 173,65

127 981,50

451 850,47

Diskrepansi Statistik

10 704 532,81

-28 079,02

-27 436,16

10 675 535,65

-150 283,19

8. PRODUK DOMESTIK BRUTO

3 228 172,20

3 366 787,30

3 504 138,50

3 490 727,70

13 589 825,70

PDB Penggunaan

PDB menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah)

Harga Berlaku

2018

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Tahunan

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

1 992 946,55

2 036 130,40

2 115 540,64

2 129 594,15

8 274 211,74

a. Makanan dan Minuman, Selain Restoran

789 294,21

805 087,06

834 029,89

827 534,74

3 255 945,89

b. Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya

71 461,50

73 751,80

74 684,66

76 194,24

296 092,19

c. Perumahan dan Perlengkapan Rumahtangga

256 354,09

261 497,74

268 229,60

274 435,59

1 060 517,02

d. Kesehatan dan Pendidikan

134 808,36

135 815,39

143 813,58

144 531,92

558 969,26

e. Transportasi dan Komunikasi

450 550,22

464 975,36

485 838,92

492 645,40

1 894 009,90

f. Restoran dan Hotel

197 240,93

200 672,91

212 316,33

215 995,67

826 225,85

g. Lainnya

93 237,25

94 330,14

96 627,67

98 256,59

382 451,64

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

42 784,51

44 590,04

45 648,97

47 791,64

180 815,16

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

226 464,41

315 256,99

334 325,29

460 566,41

1 336 613,10

a. Konsumsi Kolektif

136 389,69

189 114,34

202 219,97

290 126,34

817 850,34

b. Konsumsi Individu

90 074,72

126 142,65

132 105,32

170 440,08

518 762,76

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

1 125 787,84

1 146 715,26

1 231 495,80

1 285 385,77

4 789 384,68

a. Bangunan

843 349,48

855 208,39

911 137,44

957 231,42

3 566 926,73

b. Mesin dan Perlengkapan

112 451,64

110 695,49

131 737,07

143 560,50

498 444,70

c. Kendaraan

64 772,23

61 659,40

66 700,33

65 842,19

258 974,15

d. Peralatan Lainnya

21 425,85

20 409,62

22 067,82

21 995,88

85 899,17

e. CBR

57 992,82

68 552,77

67 302,87

68 853,46

262 701,92

f. Produk Kekayaan Intelektual

25 795,82

30 189,60

32 550,28

27 902,31

116 438,01

5. Perubahan Inventori

119 355,45

138 853,96

77 733,44

2 690,74

338 633,58

6. Ekspor Barang dan Jasa

729 272,40

737 706,80

840 064,46

804 879,76

3 111 923,42

a. Barang

635 181,46

642 971,17

725 337,00

705 192,82

2 708 682,46

a.1. Barang Non-migas

581 331,25

580 938,18

664 862,32

638 034,74

2 465 166,50

a.b. Barang migas

53 850,21

62 032,99

60 474,68

67 158,07

243 515,95

b. Jasa

94 090,94

94 735,63

114 727,46

99 686,94

403 240,96

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

727 783,54

768 092,73

873 009,92

899 952,81

3 268 839,00

a. Barang

610 809,26

644 170,37

742 428,51

756 072,35

2 753 480,50

a.1. Barang Non-migas

517 218,03

539 365,77

623 008,58

637 675,53

2 317 267,91

a.b. Barang migas

93 591,23

104 804,60

119 419,93

118 396,83

436 212,59

b. Jasa

116 974,27

123 922,36

130 581,41

143 880,46

515 358,50

Diskrepansi Statistik

2 581,08

34 450,08

70 361,22

-31 823,56

75 568,82

8. PRODUK DOMESTIK BRUTO

3 511 408,70

3 685 610,80

3 842 159,90

3 799 132,10

14 838 311,50

PDB Penggunaan

PDB menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah)

Harga Berlaku

2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Tahunan

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

2 150 550,15

2 213 298,09

2 298 373,97

2 303 614,93

8 965 837,14

a. Makanan dan Minuman, Selain Restoran

843 463,06

873 368,34

910 396,48

902 663,79

3 529 891,68

b. Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya

77 260,92

80 004,57

81 457,17

82 982,33

321 704,99

c. Perumahan dan Perlengkapan Rumahtangga

276 785,91

283 184,82

289 377,46

295 428,49

1 144 776,68

d. Kesehatan dan Pendidikan

146 963,67

149 090,22

159 486,38

160 964,37

616 504,64

e. Transportasi dan Komunikasi

492 615,77

506 935,27

521 907,71

520 809,75

2 042 268,50

f. Restoran dan Hotel

214 672,36

220 044,73

232 069,79

237 192,75

903 979,63

g. Lainnya

98 788,46

100 670,15

103 678,98

103 573,43

406 711,02

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

51 355,20

53 022,18

50 696,87

50 938,91

206 013,17

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

241 051,65

346 405,97

339 986,28

458 437,64

1 385 881,54

a. Konsumsi Kolektif

147 679,80

216 489,13

206 448,13

287 162,69

857 779,75

b. Konsumsi Individu

93 371,85

129 916,85

133 538,15

171 274,94

528 101,79

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

1 216 322,26

1 232 871,52

1 311 737,63

1 358 559,23

5 119 490,64

a. Bangunan

916 522,10

928 215,72

972 799,83

1 023 908,92

3 841 446,57

b. Mesin dan Perlengkapan

126 142,27

123 924,61

148 804,30

144 429,44

543 300,62

c. Kendaraan

60 920,60

61 526,90

64 671,41

66 702,88

253 821,79

d. Peralatan Lainnya

20 379,58

20 045,30

22 281,79

22 234,43

84 941,10

e. CBR

64 157,87

68 795,57

70 575,98

73 334,92

276 864,34

f. Produk Kekayaan Intelektual

28 199,83

30 363,44

32 604,32

27 948,64

119 116,22

5. Perubahan Inventori

109 427,19

102 486,86

61 840,96

-46 832,20

226 922,80

6. Ekspor Barang dan Jasa

702 436,72

699 795,79

764 358,90

748 044,19

2 914 635,60

a. Barang

606 803,77

599 287,45

651 260,34

643 632,03

2 500 983,60

a.1. Barang Non-migas

557 771,89

562 006,06

604 765,54

600 046,73

2 324 590,21

a.b. Barang migas

49 031,89

37 281,39

46 494,81

43 585,30

176 393,38

b. Jasa

95 632,95

100 508,34

113 098,56

104 412,16

413 652,00

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

711 026,92

732 504,09

767 030,55

781 401,75

2 991 963,31

a. Barang

588 061,00

604 976,84

635 096,33

641 693,03

2 469 827,21

a.1. Barang Non-migas

519 226,93

515 599,30

563 267,01

555 059,10

2 153 152,34

a.b. Barang migas

68 834,07

89 377,54

71 829,32

86 633,93

316 674,86

b. Jasa

122 965,92

127 527,25

131 934,22

139 708,71

522 136,10

Diskrepansi Statistik

23 743,05

48 485,38

7 413,94

-72 516,55

7 125,82

8. PRODUK DOMESTIK BRUTO

3 783 859,30

3 963 861,70

4 067 378,00

4 018 844,40

15 833 943,40

Dari tabel diatas dapat disimpulkan GDB/PDB mengalami peningkatan, dari tahun 2017 sebesar Rp13.589.825,70, tahun 2018 sebesar Rp14.838.311,50, dan tahun 2019 sebesar Rp15.833.943,40 (miliar rupiah).

No.

Unit

Jumlah Nasional

2017

2018

2019

1

Frekuensi

% e-Auction atau % lelang.go.id

69,68%

90,73%

96,99%

% Laku Lelang

25,76%

28,24%

32,52%

2

Jumlah Frekuensi Lelang

54,502

51.522

56.123

3

Pokok Lelang (Rupiah)

6.743.779.739.000

7.531.843.499.000

10.070.428.363.000

Berdasarkan data realisasi pokok lelang dari tahun 2017 s.d 2019 telah mengalami kenaikan secara terus menerus.

Pergerakan Nilai Pokok Lelang dan Setoran ke Kas Negara Periode 2017-2019

Berikut disajikan tabel Nilai Pokok Lelang dan Setoran Ke Kas Negara .

No

Tahun

Nilai Pokok Lelang

(Miliar)

Frekuensi lelang

(%)

Setoran Ke Kas Negara

(Miliar)

1

2017

Rp. 6.743

54,502

NA

2

2018

Rp. 7.531

51,522

Rp 774

3

2019

Rp. 10. 070

56,123

Rp. 827

Sumber : Data Kantor Pusat DJKN Direktorat Lelang Tahun 2017-2019

Jika dilihat dari tabel diatas dijelaskan bahwa Nilai pokok lelang mengalami kenaikan yang signifikan. Nilai Pokok Lelang tahun 2017 sebesar Rp6.743 (dalam miliar) kemudian mengalami signifikan di tahun 2018 sebsar Rp7.531 (dalam miliar) dan mengalami kenaikan tertinggi ditahun 2019 sebesar Rp10.070 (dalam miliar). Kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan setoran ke kas negara yaitu ditahun 2017 setoran ke kas negara sebesar NA hal ini dikarenakan tidak ada penarikan data oleh kantor pusat ditahun 2017. kemudian ditahun 2018 setoran ke kas negara sebesar Rp774 (dalam miliar) kemudian mengalami kenaikan ditahun 2019 sebesar Rp827 (dalam miliar). Jadi dapat disimpulkan bahwa jika nilai pokok lelang semakin naik maka setoran ke kas negara akan semakin tinggi pula.

Pergerakan Gross Domestic Product (GDP) Periode 2017-2019


Sumber : Website Badan Pusat Statistik Tahun 2017-2019

Grafik pergerakan Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2017-2019. Dari tahun 2017 - 2018 mengalami peningkatan sebesar 9,18%, sedangkan dari tahun 2018 – 2019 mengalami peningkatan sebesar 6,7%, kondisi ini menggambarkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara Indonesia mengalami peningkatan dengan semakin meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa. Semakin meningkatnya PDB mencerminkan kekuatan ekonomi suatu negara juga semakin meningkat, produktivitas masyarakat yang semakin besar, serta perputaran uang yang beredar di masyarakat juga semakin besar.

Hubungan Antara Pergerakan Nilai Pokok Lelang Dengan Pergerakan Gross Domestic Product (GDP) Periode 2017-2019

Kondisi obyektif dari perekonomian Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat baik. Salah satu indikatornya adalah perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka pada PDB Indonesia yang dihitung berdasarkan harga berlaku menujukan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, begitu pula sebaliknya.

Jika dilihat dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa angka/grafik dari tahun 2017-2019 mengalami peningkatan baik grafik Gross Domestic Product (GDP) maupun Nilai Pokok lelang. Dari data di atas terlihat bahwa dari tahun 2017 Gross Domestic Product (GDP) sebesar Rp13.589.825,7 (dalam miliar) dan mengalami peningkatan di tahun 2018 sebesar Rp14.838.311,5 (dalam miliar). Kemudian mengalami peningkatan tertinggi di tahun 2019 sebesar Rp15.833.943,4 (dalam miliar). Kenaikan Gross Domestic Product (GDP) diikuti dengan kenaikan Nilai Pokok Lelang yang semakin meningkat pula. Jika dilihat dari tabel di atas adalah Nilai Pokok Lelang tahun 2017 sebesar Rp6.743 (dalam miliar). Kemudian mengalami peningkatan signifikan di tahun 2018 sebsar Rp7.531 (dalam miliar). Dan mengalami kenaikan tertinggi ditahun 2019 sebsar Rp10.070 (dalam miliar). Hal ini berarti kenaikan Gross Domestic Product (GDP) diikuti dengan kenaikan Nilai Pokok Lelang. Kondisi tersebut mencerminkan semakin tinggi nilai pokok lelang diterima oleh negara maka nilai PDB juga akan semakin meningkat.

Terdapat hubungan positif antara nilai pokok lelang dengan Gross Domestic Product, tren nilai pokok lelang yg terus meningkat dari tahun 2017-2019 selaras terhadap Gross Domestic Product yang mengalami peningkatan juga dari tahun 2017-2019. Jadi realisasi nilai pokok lelang yang semakin meningkat berhubungan positif terhadap Gross Domestic Product yang komponen di dalamnya terdapat konsumsi, investasi, kebijakan pemerintah, serta export dan import.

Penulis : HALIM PUTRA WIJAYA (Staf Seksi Pelayanan Lelang KPKNL Biak)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini