Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Masjid Kupiah Meukotop, Salah Satu Destinasi Wisata Religi di Banda Aceh
Anton Wibisono
Selasa, 22 Desember 2020 pukul 06:37:08   |   2056 kali

Provinsi Aceh khususnya di Kota Banda Aceh dan sekitarnya memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, dari wisata alam, wisata sejarah, wisata religi, hingga wisata kuliner. Beberapa spot wisata yang sudah punya nama di sekitar kota Banda Aceh adalah Museum Aceh, Museum Tsunami, Taman Putroe Phang, Pantai Ulee Lheue, serta lokasi snorkeling di Pantai Iboih – Sabang. Oh iya, dan tak lupa ada Titik 0 Kilometer, yang terletak di ujung paling barat Indonesia. Di titik 0 kilometer kita bisa mencetak sertifikat yang mencantumkan nama kita sebagai souvenir dan turut membantu perkembangan pariwisata setempat.


Untuk wisata kuliner ada mie aceh yang sudah terkenal hingga ke negara tetangga, sate matang yang disajikan bersama kuah kaldu yang gurih, ayam tangkap yang dimasak bersama dedaunan sehingga seolah tampak seperti ayam yang baru saja ditangkap, kuah beulangong yang kaya rempah, kopi gayo yang memiliki cita rasa khas, hingga ‘kopi susu’ sanger yang konon katanya hanya ada di Aceh. Kenikmatan kuliner aceh wajib dicicipi, setidaknya sekali seumur hidup.

Wisata Religi

Sebagai daerah yang memperoleh status otonomi khusus dan menerapkan Syariat Islam, Provinsi Aceh khususnya Kota Banda Aceh memiliki beberapa lokasi wisata religi, yang paling terkenal tentu saja Masjid Raya Baiturrahman yang megah dan sangat ikonik sebagai landmark kota Banda Aceh. Selain Masjid Raya Baiturrahman juga terdapat Masjid Keuchik Leumik yang memukau. Bergaya Timur Tengah, Masjid Keuchik Leumik bahkan dilengkapi dengan pohon kurma dihalaman depan. Sesuai namanya, masjid ini dibangun oleh seorang wartawan, budayawan, sekaligus saudagar emas yaitu H. Harun Keuchik Leumik. Baik Masjid Raya Baiturrahman maupun Masjid Keuchik Leumik hanya berjarak sekitar 1 KM dari Gedung Keuangan Negara (GKN) Banda Aceh yang dapat ditempuh dalam waktu 5-10 menit berkendara dari Kanwil DJKN Aceh maupun KPKNL Banda Aceh.

Masjid Kupiah Meukotop

Nama resminya adalah Masjid Besar Baitul Musyahadah, terletak di Jalan Teuku Umar. Oleh karena bentuk atapnya yang mirip kupiah, banyak masyarakat yang menyebutnya Masjid Kupiah Meukotop, dan karena lokasinya yang berada di Jalan Teuku Umar maka sebagian masyarakatpun menyebutnya Masjid Teuku Umar. Ada juga versi yang menyebutkan bahwa masjid ini disebut Masjid Teuku Umar karena Kupiah Meukotop sering dipakai oleh Teuku Umar, seorang pahlawan nasional yang berasal dari Aceh. Keunikan utama masjid ini memang bentuk atapnya yang menyerupai Kupiah Meukotop, topi tradisional aceh. Tidak cuma atap masjid, namun pagar pintu masjid juga dilengkapi dengan bentuk Kupiah Meukotop.


Nuansa tradisional Aceh bertaburan di mesjid ini, jika dari luar kubah berbentuk Kupiah Meukotop maka di dalam interor masjid juga menampilkan ornament Pinto Aceh yang pada tahun 2016 telah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia. Masjid ini berbentuk segi lima yang jelas dapat dilihat dari udara (atau dari google map ^_^). Konon bentuk segi lima melambangkan 5 Rukun Islam yang harus diamalkan oleh seluruh jamaah, serta merupakan perlambang Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Selama masa Pandemi Covid-19, masjid berlantai 2 ini menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan mewajibkan jamaah mengenakan masker dan menghimbau jamaah yang sedang sakit untuk beribadah di rumah saja. Masjid juga menyediakan QR Code bagi jamaah yang tidak membawa uang tunai namun ingin menyumbang melalui dompet digital (e-wallet). Masjid ini memiliki halaman parkir cukup representatif dan luas, dapat menampung puluhan bahkan ratusan kendaraan roda dua maupun roda empat.


Bagaimana dengan lingkungan sekitar masjid? Dalam radius 100 meter dari masjid terdapat banyak spot wisata kuliner seperti mie aceh, sate matang, atau nasi kapau. Dalam radius 1 KM dapat dijumpai resto Canai Mamak KL yang menyediakan menu khas roti canai kuah kambing. Atau bagi yang belum terbiasa dengan makanan kaya rempah dan ingin makanan dengan rasa yang lebih standar maka persis di seberang masjid terdapat Suzuya Mall Banda Aceh yang menyediakan aneka makanan dengan ‘rasa standar’. (Berbagai sumber, diolah)

-Rachmadi, Kanwil DJKN Aceh-

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini