Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Bijak Mengelola Keuangan Siap Hadapi Tantangan Ekonomi di Masa Pandemi
Budi Sulistyawan
Selasa, 08 September 2020 pukul 15:40:56   |   6872 kali



Pandemi Covid-19 khususnya di Indonesia hingga saat ini belum juga mereda. Dilansir dari situs www.covid19.go.id ,per 7 September 2020 tercatat angka 196.989 orang positif Covid-19. Masih tingginya angka kasus tersebut menyebabkan kita harus senantiasa waspada dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari virus tersebut. Tidak hanya kesehatan tubuh yang perlu kita perhatikan, kesehatan keuangan pun menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi situasi seperti ini. Pentingnya mengelola keuangan dengan baik akan membantu kita melewati pandemi ini dengan mudah.

Mengelola keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi keluarga. Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya peningkatan biaya hidup. Tidak dapat dipungkiri bahwa wabah ini sangat mempengaruhi manajemen keuangan banyak orang. Bukan kebiasaan dan gaya hidup seseorang saja yang berubah, tetapi cara mengatur keuangan pribadi juga ikut berubah mengikuti tatanan hidup baru/new normal. Mulai dari melakukan penghematan sampai dengan menyiapkan lebih banyak dana darurat yang bisa dipakai setap waktu.

Dalam mengelola keuangan terdapat dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:

1. Pendapatan

Dengan adanya wabah Covid-19, pendapatan dari berbagai sektor pekerjaan dapat dipastikan akan menurun. Sedikit atau banyaknya jumlah pendapatan harus tetap dikelola agar kehidupan bisa menjadi lebih baik. Sumber pendapatan tentulah berbeda – beda bagi setiap orang, ada yang diperoleh dari pendapatan tetap seperti gaji yang rutin diterima oleh pegawai baik swasta maupun Aparatur Sipil Negara (ASN),maupun berasal dari pendapatan yang tidak tetap.

· 2. Pengeluaran

Pengeluaran dapat berarti mengeluarkan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat bertahan hidup. Contoh : makanan, minum, pakaian.

2. Kebutuhan Sekunder, yaitu kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh : sepeda, meja, Handphone.

3. Kebutuhan Tersier, yaitu kebutuhan akan barang mewah

Berada di tengah kondisi seperti ini, banyak orang yang menghapus keinginan mereka dari pos pengeluarannya dan cenderung berfokus pada pemenuhan kebutuhan pokok/primer. Pendapatan sebesar apapun tidak akan pernah cukup memenuhi kebutuhan jika kita tidak tahu cara mengatur keuangan dengan baik. Beberapa faktor seperti seberapa besar gaji, seberapa besar pengeluaran, apa saja tanggungan yang kita miliki, hingga rencana kedepan yang ingin kita wujudkan akan menentukan bagaimana cara yang tepat untuk mengelola keuangan. Beberapa poin penting dalam mengelola keuangan secara tepat yaitu dengan mencatat pendapatan/pemasukan setiap bulan, mencatat pos-pos pengeluaran, berbelanja sesuai kebutuhan bukan keinginan, membayar tagihan atau utang dengan tepat waktu serta menabung dan investasi.

Mulailah dari hal kecil seperti dengan mencatat pendapatan/pemasukan yang diperoleh agar dapat diketahui secara tepat berapa besaran penghasilan yang kita terima setiap bulan. Rincian pendapatan ini bisa berasal dari pendapatan rutin seperti gaji. Tidak lupa kita juga harus mencatat jika kita mendapatkan pemasukan tambahan yang bisa berasal dari usaha sampingan seperti freelancer, bisnis online dan sebagainya. Dengan pencatatan tersebut akan membantu mengevaluasi pengelolaan keuangan kita.

Setelah mencatat rincian pendapatan, selanjutnya alokasikan pendapatan ke anggaran pengeluaran. Setiap bulan, ada kebutuhan penting yang harus dipenuhi secara rutin, seperti membeli kebutuhan dapur, membeli keperluan mandi, membayar listrik dan air, dan lain sebagainya. Setidaknya 50% dari pendapatan bulanan harus disisihkan untuk kebutuhan rutin ini. Jangan lupa juga membuat pos pengeluaran untuk dana sosial seperti zakat, sumbangan dan sebagainya. Di masa sulit seperti ini kita juga harus saling membantu terhadap sesama.

Dengan catatan yang rapi dan teratur, kita akan mengetahui apakah pengeluaran kita sudah sesuai. Namun, jika pengeluaran sudah berlebihan, potonglah pengeluaran pos-pos keuangan yang tidak terlalu penting. Selanjutnya bedakan antara kebutuhan dengan keinginan, kita harus lebih banyak menghemat pengeluaran uang dengan membeli hal-hal yang kita butuhkan saja. Sebaiknya mengutamakan pembayaran tagihan/utang terlebih dahulu agar terhindar dari denda dan bunga yang akan menambah pengeluaran menjadi lebih besar. Setelah itu semua, penting bagi kita untuk menyiapkan tabungan, dana darurat yang bisa dipakai setiap saat serta investasi jika ada dana berlebih untuk persiapan masa depan.

Dampak Covid-19 terhadap perekonomian dan keuangan rumah tangga khususnya memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Untuk itu, penting bagi kita mengelola keuangan dengan baik agar keuangan kita tidak berantakan. Pandemi ini telah membuat pola hidup masyarakat menjadi berubah. Tidak hanya itu, pandemi ini juga membuat perilaku pengeluaran uang juga berubah, seperti pengeluaran grocery yang meningkat karena orang cenderung masak sendiri agar tejamin kebersihannya. Pengeluaran untuk membeli kebutuhan kesehatan seperti vitamin, masker, dan sabun yang bertambah serta biaya data telekomunikasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan Work From Home (WFH) jadi meningka. Namun demikian ada juga jenis pengeluaran yang akan berkurang seperti dana jalan-jalan/liburan.

Hal yang paling penting di masa seperti ini ialah menjaga kestabilan Cash Flow, jangan boros dan jangan membeli hal – hal yang tidak penting. Sebaiknya dana lebih yang kita miliki simpan dan tabung menjadi dana darurat atau bisa kita investasikan menjadi sesuatu yang menguntungkan. Jika semua hal tersebut disiplin kita terapkan dalam pengelolaan keuangan keluarga maka kita akan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa pandemi ini dengan baik.


Nova/Bidang KIHI

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini