Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Membingkai Jejak Masa Lalu, Pabrik Gula Banjaratma
Agus Widayat
Kamis, 20 Agustus 2020 pukul 14:38:47   |   14821 kali
Beberapa tahun terakhir ini pemerintah sedang giat-giatnya membangun jalan tol. Selain untuk menciptakan konektivitas antardaerah, kehadirannya diharapkan memacu geliat ekonomi di daerah.

Sejak tahun 1973 hingga kini, lebih dari 2.000 kilometer jalan tol telah dibangun. Tak hanya di pulau Jawa tetapi juga di Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Dalam operasionalnya tentu membutuhkan infrastruktur pendukung. Salah satunya Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) bagi para pengendara atau akrab di telinga kita dengan sebutan rest area.
Perubahan perilaku sebagian masyarakat , turut mengubah wajah rest area. Semula hanya untuk memenuhi ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan urusan toilet, perlahan mulai menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat jaman now. Saat ini rest area banyak menyediakan tempat bersantai, kulineran bahkan berbelanja.
Dunia usaha selalu jeli melihat peluang. Operator lalu berlomba-lomba membuat rest area tematik dan unik. Harapannya dapat menarik minat masyarakat untuk singgah dan membelanjakan rupiahnya di rest area yang mereka kelola.

Menyusuri ruas tol Pemalang - Pejagan arah Jakarta, kita akan menjumpai rest area semacam itu yakni rest area Banjaratma. Tepatnya di KM 260 B Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dibangun di atas lahan eks komplek pabrik gula jaman 'onderneming', kesan ikonik muncul karena tetap mempertahankan bangunan asli pabrik.

Pabrik Gula Banjaratma dibangun pada tahun 1908 oleh N.V. Cultuurmaatschappij, sebuah perusahaan perkebunan berpusat di Amsterdam, Belanda. Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 10,5 hektar ini, terpaksa harus gulung tikar pada tahun 1997 akibat tingginya biaya operasional. Tak berapa lama bangunan itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Bangunan pabrik didominasi material bata merah tanpa plesteran sehingga menyuguhkan kesan retro. Dipandang dari depan rest area, jejak kejayaan Pabrik Gula Banjaratma seolah muncul kembali. Sementara itu, dengan mempertahankan sisa-sisa besi lawas bekas alat pemroses gula, tegel kuno, dan detil otentik berupa nama pembuat tiang besi yang dipatri di sisi tiang, melahirkan aroma romantisme masa lalu yang kental.

Dengan segala keunikannya, rest area KM 260 B Banjaratma ke depan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi tempat untuk berbagai keperluan seperti pernikahan, foto pre wedding, pameran atau event lainnya. Memiliki areal yang luas, rest area Banjaratma sanggup menampung banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menjajakan produk-produk setempat. Diketahui, wilayah Brebes - Tegal dikenal dengan produk bawang merah, telor asin, kerupuk melarat, sate kambing, teh dan poci.
Dioperasikan oleh PT. PP Sinergi Banjaratma sejak 17 Maret 2019, rest area Banjaratma berupaya menjadi yang terindah di Indonesia. Walaupun fasilitas yang dibangun belum rampung seratus persen, manajemen perusahaan berharap Banjaratma menjadi destinasi yang wajib disinggahi.
Berkaca dari transformasi pabrik gula menjadi rest area, menunjukkan bahwa aset memiliki umur ekonomi yang relatif panjang. Aset berusia lebih dari seratus tahun ternyata masih dapat dioptimalkan untuk menciptakan pendapatan. Sentuhan kreatif dan pemikiran out of the box telah mengubah pabrik tak terurus menjadi aset yang menjanjikan.
Ada dua hal penting yang dicapai disini. Pertama, lestarinya bangunan tua sarat nilai sejarah yang turut mewarnai perjalanan panjang industri gula nusantara. Kedua, berputarnya roda perekonomian di kawasan tersebut. Suatu pencapaian yang luar biasa. Membingkai jejak masa lalu, merajut masa depan dengan pengelolaan aset yang berwawasan jauh ke depan. (Penulis @wd_HI KPKNL Tegal)
Diolah dari hasil liputan Sulis Juniarti S. & Aziz Kurniawan staf handal KPKNL Tegal.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini