Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Mengurangi Lelang Tanpa Ada Penawaran E-Auction Melalui Internet Marketing
Irfan Rachmat Devianto
Jum'at, 08 Mei 2020 pukul 08:27:31   |   2290 kali

Pendahuluan

Lelang online pertama kali dikenalkan pada tahun 1995 oleh perusahaan Onsale dan tahun itu juga eBay memulai bisnisnya. Laman lelang online terus meningkat dan menjadi penting bagi kedua pihak, yaitu penjual dan pembeli (Lucking-Reilyetal, 2007), yang juga didukung dengan peningkatan popularitas e-commerce. Saat ini telah tersedia berbagai macam situs lelang online, sebagai contoh eBay, Yahoo, uBid dan sebagainya. eBay sendiri telah memiliki lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia yang melakukan transaksi di lamannya (eBay,2011).

Sebagai sebuah momentum globalisasi dan melihat peluang pasar yang baik untuk peningkatkan pelayanan pemerintah kepada publik, pemerintah mulai menggalakan program e-government, yang artinya penggunaan Information and Communication Technologies (ICT) pada sektor publik dalam peningkatan kualitas dari operasi dan layanan (Kumar and Best, 2006, 1). Hal ini sejalan dengan upaya untuk mencapai dasar-dasar good governance (Haryono and Widiwardono, 2004, 1). Sejalan dengan visi e-government, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai salah satu unit eselon I di Kementerian Keuangan Republik Indonesia meluncurkan layanan lelang online pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.106/PMK.06/2013 yang dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.93/PMK.06/2010 mengenai Pedoman Implementasi Lelang. Pada Pasal 54 paragraf 3 huruf c disebutkan salah satu cara penawaran lelang dapat melalui Internet. Peraturan inilah yang menjadi dasar pembuatan layanan e-auction oleh DJKN.

Temuan

Data yang diperoleh dari information desk and call center DJKN tahun 2017 menunjukkan jenis informasi yang banyak dimohonkan, yaitu informasi mengenai e-auction sebanyak 1.240 permintaan. Informasi yang diminta paling banyak adalah mengenai prosedur dan tata cara lelang melalui e-auction. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sudah banyak masyarakat yang mengetahui layanan e-auction namun belum paham bagaimana prosedur pelaksanaan e-auction. Hal ini menjadi positif karena sudah banyak masyarakat yang antusias terhadap layanan e-auction. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana upaya yang dilakukan agar layanan e-auction dapat mengakomodir rasa penasaran masyarakat sehingga dapat menjaring calon pembeli potensial.

Informasi yang dimohonkan selanjutnya adalah informasi mengenai uang jaminan lelang. Uang jaminan lelang merupakan persyaratan bagi peserta lelang yang ingin ikut berpartisipasi dan harus disetorkan melalui virtual account pada bank yang bekerjasama dalam pelaksanaan e-auction. Jumlah uang jaminan bervariatif, namun butuh keandalan dan profesionalisme dalam mengatur uang jaminan yang masuk. Bila dalam pengaturan uang jaminan tidak andal dan terkendala maka proses pelaksanaan akan terhambat. Terhambatnya proses pelaksanaan akan berakibat menurunnya tingkat kepercayaan terhadap sistem yang ada. Hal ini ditunjukan pada banyaknya permohonan atas uang jaminan yang belum diproses dan verifikasi KTP, yang mana hal tersebut menghambat proses keikutsertaan dalam e-auction.

The Nature of Internet Activity

Pasar internet telah tumbuh secara pesat, terbukti dengan banyaknya perusahaan start-up baru yang muncul di pasar internet. Halaman web menjadi sebuah representasi dari perusahaan itu sendiri karena dapat menjelaskan bagaimana perusahaan sebenarnya. Jutaan orang dapat melihat berbagai konten yang ditawarkan dengan mudah dan cepat dari berbagai belahan bumi. Pelanggan dapat mencari dan bertanya seputar produk yang ditawarkan dengan nyaman tanpa harus meninggalkan rumah. Pasar internet mungkin bisa menjadi kondisi yang menguntungkan untuk menawarkan layanan pemerintah, melihat tingginya minat masyarakat dalam mengakses informasi dari internet. Kondisi ini bagai pedang bermata dua yang dapat meningkatkan layanan atau bahkan membuat layanan tidak efektif karena sistem yang belum siap. Inilah bisnis yang harus hidup dengan internet atau akan tergerus oleh zaman, beberapa perusahaan memulai dari bawah dengan cara yang baru dalam menjalankan bisnis, sehingga tercipta kompetisi yang tidak dapat dihindari (Hofand Verity,1994). Kondisi pasar yang terbagi membuat penyedia layanan melihat kesempatan dan mengembangkan usaha untuk bertahan dipasar. Strategi ini yang perlu ditangkap dalam implementasi e-auction, Alicia Aldrige (1997) membagi “the nature of internet activity” menjadi beberapa faktor:

1. Konsumen pasar yang berbeda-beda

Masing-masing pengguna internet tentu memiliki kepentingan yang berbeda dalam menjelajahi dunia maya. Dari data hasil survei balai penelitian dan pengembangan sumber daya manusia pada indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) rumah tangga dan individu tahun 2016, diketahui pengguna e-commerce paling banyak adalah usia 26-35 tahun, yaitu sebesar 24%. Kondisi ini berbeda dengan layanan e-auction karena merupakan pasar yang spesifik sehingga segmentasi target pasar yang dituju juga perlu diperhatikan, ditambah lagi dengan besarnya dana yang dikelola membuat layanan lelang menjadi eksklusif. Dikarenakan perlu segmentasi pasar yang spesifik, maka upaya dalam mempromosikan layanan ini juga berbeda. Target pasar yang dituju oleh layanan lelang adalah badan usaha atau individu yang mau untuk berkompetisi dalam menciptakan harga yang kompetitif.

2. Pengguna internet ingin mengendalikan

Peserta lelang tentu ingin mengetahui dan mengendalikan atas siapa, apa, di mana, dan bagaimana informasi ditukar. Keadaan ini disebabkan oleh peserta lelang yang telah menyetorkan uang jaminan dan mereka memiliki kontrol atas dana yang sudah disetorkan. Mereka ingin tahu barang apa dan bagaimana kondisi barang yang akan mereka beli. Lebih lanjut lagi, mereka ingin memenangkan lelang ini dan membawa barang lelangnya.

3. Aksesibilitas pasar adalah kunci

Dengan menggunakan e-auction, seluruh pelaksanaan lelang di 71 unit KPKNL dapat terintegrasi. Namun dari hasil permohonan informasi, masih ada pengguna yang belum familiar dengan navigasi yang ada di e-auction. Sering kali masih ada pengguna yang bingung dengan katalog lelang yang ada karena informasi dan deskripsi barang yang sedikit. Sehingga pengguna memerlukan sebuah user interface yang mudah dipahami dan informatif atas segala proses yang sedang dijalani.

4. Adanya komunikasi langsung

Saat pelanggan menemukan sebuah situs, maka sebenarnya telah terjadi komunikasi secara langsung. Pertanyaan bisa ditanyakan dan segera mendapatkan jawaban. Pengguna ingin memastikan semua hambatan yang terjadi dalam proses layanan dapat diketahui, oleh karena itu penting dalam menyediakan representative dalam bentuk kotak dialog untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan pengguna. Terlebih dengan komunikasi yang ada dapat membuat pengguna merasa diperhatikan dan menjadi loyal atas layanan yang diberikan.

5. Keaslian adalah keharusan

Karena pengguna tidak dapat melihat atau menyentuh produk secara langsung untuk mengevaluasi kualitas dan manfaatnya, pengguna akan menaganilisa dan membandingkan informasi dari objek lelang yang ditawarkan, melihat apakah properti yang ditawarkan layak untuk dibeli dan bebas dari sengketa. Karena banyak anggapan bahwa barang lelang merupakan barang sengketa, sehingga akan sulit untuk membebaskan barang bila atas properti itu masih ada pihak lain yang berusaha menguasainya. Informasi dari penjual lelang menjadi penting dan krusial dalam pembuatan keputusan untuk kelayakan beli.

6. Kompetisi terbuka

Kompetisi yang terbuka merupakan manfaat dari adanya internet sehingga tidak ada lagi intervensi yang dilakukan pihak lain. Seluruh orang kini memiliki hak yang sama untuk mengakses layanan yang ada di internet. Kondisi ini yang coba dimanfaatkan oleh DJKN melalui layanan e-auction. Melalui e-auction pengguna tidak perlu takut lagi atas intervensi yang dilakukan oleh pihak lain,yang mana sering terjadi pada lelang konvensional.

7. Security is a concern

Dana yang dikelola dalam pelaksanaan lelang jumlahnya tidak sedikit. Oleh karena itu, DJKN bekerja sama dengan perbankan pemerintah dalam penyediaan layanan e-auction ini. Kemanan menjadi poin penting dalam layanan lelang. Selain menjaga keandalan layanan kemanan, hal ini dapat membuat pengguna nyaman sehingga pengguna mau untuk kembali lagi menggunakan layanan yang ada.

Penelitian Sebelumnya

Kassim,dkk.(2010), telah melakukan analisis terkait pengaruh dimensi service quality yang diterima pelanggan terhadap kepuasan, kepercayaan, dan loyalitas dalam bidang e-commerce sebagai analisis lintas budaya Qatar dan Malaysia. Service quality terdiri dari ease of use, website design, responsiveness, customization, dan assurance. Berdasarkan hasil penelitiannya, Kassim,dkk.(2010), menyimpulkan service quality yang diterima pelanggan ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Penelitian lain terkait kepuasan dan manfaat yang diterima pembeli online auction yang mencerminkan tingkat kinerja situs lelang online dilakukan oleh Rauniar,Rawski,Crumbly,dan Simms(2009), yang melakukan analisis terhadap kinerja situs c2c online auction dari sudut pandang pembeli. Berdasarkan hasil penelitiannya, Rauniar (2009) menyimpulkan bahwa komponen–komponen situs c2c online auction meliputi content, user friendliness (gabungan komponen c2c auction format dan ease of use), timeliness, security, transactions, dan product varieties berpengaruh positif terhadap kinerja website bagi pembeli lelang. Kinerja website yang dimaksud pada penelitian tersebut diukur dengan tingkat kepuasan dan net benefit yang diterima pembeli lelang.

Pada penelitian Fan dan Yang (2015), dilakukan analisis terhadap kepuasan pengguna layanan sistem informasi publik yang terintegrasi di China meliputi layanan pendaftaran kelahiran, pendaftaran sekolah, asuransi sosial, pengembalian pajak dan layanan lainnya bagi pengguna penduduk secara individu. Selain itu, juga layanan sistem informasi publik bagi perusahaan seperti pendaftaran perusahaan, pelaporan pajak, bea cukai, dan layanan bisnis lainnya. Penelitian Fan dan Yang (2015) tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa information clarity, system security, system stability, interactive, “one-stop” services memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kepuasan pengguna layanan publik di China.

Penelitian lainnya tentang kepuasan pengguna dilakukan oleh Purwidyasari & Syafruddin (2017) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Layanan e-Government (Studi Kasus Pada Modul Penerimaan Negara Generasi 2). Dalam penelitian tersebut, dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna layanan e-government yang terdiri dari keamanan dan kerahasiaan, kepercayaan, kemudahan akses, pengertian atas pelayanan publik, dan kualitas pelayanan publik. Hasil analisis data penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor kepercayaan, kemudahan akses, dan kualitas pelayanan publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna layanan e -government, kecuali faktor keamanan dan kerahasiaan serta pengertian atas pelayanan publik.

Berkaitan dengan pelaksanaan e-auction Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Muttaqin (2017) telah melakukan penelitian mengenai evaluasi atas implementasi e-auction menggunakan metode integrated succes model. Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka mengukur skala kesuksesan implementasi e-auction oleh DJKN, dengan objek penelitianya itu para pejabat lelang kelas I yang aktif bertugas sebagai operator e-auction di wilayah kerja Jabodetabek. Penelitian lain yaitu penelitian oleh Djanuar Aditya Pribadi (2018) yang mebahas mengenai analisis pengaruh Information Clarity, System Security, System Stability dan Interactive Services terhadap kepuasan pengguna e-auction pada KPKNL di wilayah kerja Kantor Wilayah DJKN DKI Jakarta. Kesimpulan hasil penelitian tersebut terhadap 109 responden pengguna e-auction menyatakan information clarity, system security, system stability dan interactive service berpengaruh terhadap keberhasilan layanan e-auction.

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengguna akan lebih tertarik atas layanan yang telah mereka pahami prosedurnya dan jelas informasi yang diberikan. Karena dengan dipahami prosedurnya, akan memberikan kepercayaan diri bagi pengguna dalam bertransaksi di e-auction. Kepercayaan diri tersebut yang akan meningkatkan jumlah keikutsertaan dari peserta lelang pada e-auction.

Google Adwords

Pada saat ini hampir setiap orang memiliki perangkat selular cerdas di genggamannya. Sebagain besar dari mereka menggunakan Operating System (OS) Android yang merupakan OS besutan raksasa teknologi Google. Walaupun tidak semua pengguna ponsel cerdas menggunakan android, tetapi sebagian besar dari mereka menggunakan mesin pencari Google dalam mencari informasi di dunia maya. Rekam jejak atas interaksi kita dengan teknologi internet secara tidak langsung disimpan oleh Google guna kampanye iklan bagi bisnis-bisnis lain yang sedang berkembang, yang kita sebut sebagai internet marketing. Penulis mengambil contoh menggunakan Google Adwords yang merupakan sebuah layanan dari Google yang fokus sebagai alat pemasaran online berupa platform iklan yang disediakan oleh Google.

Mengapa harus menggunakan Google Adwords? Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari internet marketing ini adalah, pertama Google merupakan mesin pencari yang paling sering digunakan. Menggunakan salah satu produk layanan Google dalam melakukan pemasaran, akan menjadi cara yang efisien karena tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengiklankan e-auction di website-website terkenal. Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana pasar merespon atas iklan yang dipasang. Kedua, konten iklan yang disediakan oleh Google Adwords dapat disesuaikan dengan tempat peletakan iklan. Jenis konten dapat berupa gambar, teks, dan video, konten berupa video setidaknya dapat mengedukasi masyarakat mengenai layanan e-auction.

Penggunaan berbagai macam isi konten dapat menghemat biaya yang biasanya digunakan dalam sosialisasi layanan e-auction. Konten video lebih dapat menyampaikan informasi apabila dibuat dengan menarik dan mudah dipahami, sehingga meningkatkan pemahamandan kepercayaan diri masyarakat untuk ikut serta pada e-auction. Ketiga, yang tidak kalah penting adalah target pasar yang akan dituju. Pasar internet merupakan sebuah pasar yang terus berkembang dinamis. Oleh sebab itu, guna meningkatkan popularitas layanan, pemasaran juga perlu tepat dalam menjaring pelanggan potensial. Hal ini penting karena sebagai raksasa teknologi, Google pastinya telah memahami lini masa dari aktivitas masyarakat di dunia maya. Pengaturan yang ada pada Google Adwords memudahkan pemerintah dalam menentukan target pengguna e-auction yang ingin dijaring, sehingga akan menjadi lebih efektif dan efisien.

Kesimpulan

Perkembangan teknologi dan informasi membuat masyarakat menjadi dinamis dalam mengolah informasi. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh DJKN dengan meluncurkan inovasi lelang melalui internet, yaitu e-auction. Sebagai bentuk implementasi e-government, diharapkan e-auction dapat memudahkan masyarakat untuk ikut serta dalam penawaran lelang yang dilakukan. Namun manisnya perkembangan IT belum bisa dirasakan oleh layanan e-auction ditengah menjamurnya bebagai e-commerce yang bermunculan. Dengan tingkat lelang Tidak Ada Penawaran (TAP) yang cukup tinggi, muncul pertanyaan bagaimana kondisi ini bisa terjadi ditengah perkembangan IT yang pesat? Implementasi e-auction sebagai sebuah sistem yang baik, perlu didukung dengan strategi yang baik juga. Mempelajari “nature of internet activity” menjadi sebuah keharusan dalam melakukan penetrasi pasar yang terbagi-bagi ini agar tidak tergerus oleh berbagai start-up yang timbul dengan berbagai inovasi bisnis.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada berbagai studi, ditemukan bahwa information clarity atau kejelasan informasi menjadi hal yang penting. Ketidaktahuan akan suatu layanan akan membuat masyarakat ragu atas kredibilitas layanan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat memerlukan sosialisasi atas layanan yang disebut pemasaran produk. Pemasaran produk melalui internet atau yang disebut internet marketing menjadi salah satu jawaban untuk mendongkrak performa layanan e-auction. Selain dapat terukur, pemasaran juga dapat mengedukasi masyarakat atas pelayanan yang diberikan. Salah satu contoh produk yang ditawarkan adalah Google Adwords. Google sebagai salah satu perusahaan teknologi besar, pasti memiliki basis data pengguna yang mengakses mesin pencarinya. Sehingga memudahkan target pasar yang akan dicapai oleh layanan e-auction. Penggunaan pemasaran menggunakan Adwords diharapkan dapat menjaring peserta lelang potensial baru untuk ikut dalam pelaksanaan e-auction. Dampaknya bukan hanya turunnya lelang Tanpa Ada Penawaran (TAP) tetapi juga dapat memberikan pemahaman atas alur layanan lelang yang diberikan melalui e-auction.

Ditulis oleh : Irfan Rachmat Devianto


Daftar Pustaka

Alicia Aldridge Karen Forcht Joan Pierson, 1997. Get linked or get lost: marketing strategy for the Internet, Internet Research, Vol.7 Iss 3 pp.161–169.

Fan,J., & Yang, W. 2015. Studyon E-Government services quality: The integration of online and offline services. Journal of Industrial Engineering and Management, 8(3), 693–718.

Kassim, Norizan, Nor Asiah Abdullah. 2010. The Effect of Perceived service quality dimensions on customer stratification, trust and loyalty in e-commerce settings: Across cultura lanalysis. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics,Vol.22 Issue;3 pp.351-371.

Muttaqin, A. H. H. 2017. Evaluasi atas Implementasi e-Auction Menggunakan Metode Integrated Success Model pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Tangerang Selatan :Polikteknik Keuangan Negara STAN.

Rauniar, R., Rawski, G., Crumbly, J., & Simms, J. 2009. C2C Online Auction Website Performance: Buyer’S Perspective. Journal of Electronic Commerce Research,10,56–75.

Pribadi, Djanuar Aditya. 2018. Analisis pengaruh Information Clarity, System Security, System Stability dan Interactive Services terhadap kepuasan pengguna e-auction pada KPKNL di wilayah kerja Kantor Wilayah DJKN DKI Jakarta. Politeknik Keuangan Negara STAN.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini