Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Perantara Rezeki, Berbagi Hadapi Pandemi
Agus Budianta
Senin, 27 April 2020 pukul 11:11:12   |   1861 kali

Penulis: Agus Budianta – Kanwil DJKN Kalimantan Barat

Pandemi wabah virus corona belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Pemerintah telah melakukan segala upaya untuk menekan penyebarannya antara lain dengan menerbitkan larangan mudik yang berdampak pada penutupan sarana transportasi dan pembatasan-pembatasan lainnya, seperti bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Di beberapa daerah telah ditetapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Adu debat atas upaya yang sedang dijalankan tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), tentu kita mendukung sepenuhnya upaya yang saat ini dijalankan oleh pemerintah. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Saatnya kita bersatu padu untuk bersama-sama menghadapinya sesuai peran kita masing-masing.

Kita dihadapkan pada masa yang penuh dengan tantangan. Pandemi virus corona telah memberikan efek domino dalam berbagai bidang, antara lain sosial, budaya, dan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa penyebaran virus corona yang masif di Indonesia berimbas negative pada kegiatan ekonomi. Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pengangguran dan kemiskinan meningkat. Kinerja pelaku usaha menurun, terdampak virus sehingga tidak dapat melaksanakan usahanya, bahkan dihadapkan pada ancaman kebangkrutan.

Kita bersyukur sebagai ASN masih memperoleh penghasilan secara penuh dan dengan kebijakan pemerintah, ASN masih memperoleh Tunjangan Hari Raya Idul Fitri. Pegawai Kemenkeu berada di berbagai daerah di wilayah NKRI untuk senantiasa melaksanakan tugas dengan penuh integritas. Bisa jadi sebagian besar yang bertugas tidak bersama keluarga dan sudah lama tidak pulang ke rumah. Kebersamaan keluarga memang tidak dapat kita nikmati untuk beberapa waktu. Inilah episode hidup yang harus kita jalani. Namun kita harus senantiasa bersyukur terlebih jika kita melihat bagaimana saudara-saudara kita yang menggantungkan hidupnya dari upah harian atau yang saat ini terkena Pemutusan Hubungan Kerja /dirumahkan sementara waktu namun tidak memperoleh gaji dan terdampak kelesuan ekonomi karena pandemi virus corona. Hal ini dapat menjadikan cermin bagi kita karena pengorbanan yang kita lakukan untuk tetap di tempat tugas dan kehilangan kenikmatan berkumpul dengan keluarga sementara waktu, tidak sebanding dengan pengorbanan saudara-saudara kita yang lain yang terdampak pandemi virus corona.

Inilah saat yang tepat bertepatan dengan bulan puasa, untuk meningkatkan kepedulian kita dan tenggang rasa kita atas pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Kita dapat berperan sebagai perantara rezeki bagi saudara kita yang terdampak virus corona dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apresiasi yang tinggi atas kegiatan-kegiatan peduli sesama yang dilakukan oleh beberapa instansi vertikal DJKN seperti Kantor Wilayah DJKN Kalimantan Barat dan kantor-kantor lainnya.

Kehidupan ini tidak hanya tentang “aku”, namun hidup juga tentang lingkungan sekitar kita dan negara yang kita cintai. Perantara rezeki ini akan menghubungkan antar orang dan masyarakat, saling bahu-membahu bersama-sama menghadapi tantangan ini. Tidak lagi bicara “aku” namun “kita”. Hal-hal kecil yang kita lakukan bisa jadi akan memberikan dampak besar bagi saudara kita yang lain.

Menurut Jamil Azzaini, motivator terkemuka di Indonesia, rezeki tidak selalu berwujud materi atau harta saja, namun dibagi menjadi 4 bagian yaitu harta, tahta, kata, dan cinta (4-ta). Kita bisa berbagi dengan harta kita, kebijakan yang kita ambil karena jabatan (tahta) kita, atau kata-kata motivasi kita atau dengan cinta kita bagi sesama. Karena itu, agar hidup kita tenang dan bahagia, kita bisa mengalirkan atau menyalurkan rezeki kita kepada orang-orang di sekitar kita kepada saudara kita yang membutuhkan. Salah satu caranya adalah dengan menjadi perantara rezeki, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan kembali ke diri kita.

Menurut penulis, pola kehidupan di tengah pandemi ini akan membentuk suatu hubungan yang saling terkait dimana perekonomian menurun dan berdampak pada pendapatan masyarakat (pekerja dirumahkan/Pemutusan Hubungan Kerja), akhirnya akan berpengaruh ke konsumsi masyarakat. Selanjutnya, akan berpengaruh ke kesehatan sebagian masyarakat. Dampak selanjutnya karena kesehatan menurun maka imun tubuh menurun dan rentan terkena penyakit termasuk serangan virus corona yang pada akhirnya akan berpengaruh ke lingkungan masyarakat secara luas. Hal ini tentu akan berpengaruh kembali ke perekonomian secara keseluruhan dan akan berpengaruh dalam upaya-upaya pencapaian target kinerja yg telah ditetapkan.

Oleh karena itu, kita harus berperan aktif ikut memotong siklus tersebut dengan berbagi kepada yang membutuhkan sehingga kita bisa tetap sehat bersama dan akan melewati wabah pandemi corona ini lebih cepat lagi. Sekecil apapun upaya yang telah kita lakukan akan memberikan dampak bagi lingkungan kita. Menjadi perantara rezeki juga akan memberikan kebahagian pada diri.

Kebahagian dapat kita ciptakan agar imun tubuh kita semakin baik. Menurut Profesor Daniel Gilbert, ada dua jenis kebahagian, yaitu kebahagian alami dan kebahagian sintesis. Kebahagian alami merupakan kebahagian yang dirasakan secara spontan saat mendapatkan apa yang kita inginkan. Sedangkan kebahagian sintesis merupakan kebahagian yang sengaja kita pikirkan atau kita lakukan agar kita bahagia. Ternyata kebahagian sintesis ini yang akan bertahan lama karena pada kebahagian sintesis kendali ada pada diri sendiri sedangkan kebahagiaan alami akan sangat tergantung pada peristiswa-peristiwa yang kita alami dan rentan terombang ambing antara bahagia dan menderita.

Perantara rezeki akan membantu orang lain dalam menghadapi masalahnya terkait pandemi ini. Saat orang lain tersebut telah menemukan solusi atas masalahnya tentu mereka akan bahagia. Kabahagian orang lain tersebut akan kembali ke diri kita. Apakah dengan harta kita, takhta (jabatan) kita, kata-kata motivasi kita, atau dengan cinta kita bagi sesama.

Andrew Matthes dalam buku Being Happy: A Hand book to Greater Confidence and Security menyampaikan bahwa yang menentukan kebahagian kita bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Hal ini, relevan dengan kondisi kita saat ini yang sedang menghadapi pandemi virus corona. Saatnya kita bereaksi secara positif dengan berbagi agar memberikan kebahagian pada diri dan meningkatkan imun tubuh sehingga dijauhkan dari virus corona.

Setiap apa yang kita lakukan akan kembali ke diri kita. Ketika kita membantu orang lain maka suatu saat kita juga akan dibantu untuk menyelesaikan masalah kita, entah dari mana bantuan itu datangnya. Mari bersama kita ciptakan kebahagaian bagi masing-masing diri dengan menjadi perantara rejeki dan berbagi saat menghadapi pandemi.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini